35|IFT

16K 632 4
                                    

Note: Follow akun wp aku dulu baru boleh baca. Yang nggak follow nggak boleh baca 👉🏻👈🏻

~Happy Reading~

••🦋••

"Prisya berhasil kabur lagi," lontar Gio di tengah-tengah keheningan.

Mendengar penuturan itu membuat Ghaza berdecak kesal. Sudah satu minggu dari kejadian beberapa hari yang lalu, tapi Prisya masih belum tertangkap di tangan mereka.

"Cari terus sampai ketemu!" balas Ghaza tidak mau tahu. Alodie depresi gara-gara Prisya, dan Ghaza tidak akan tinggal diam Alodie di perlakukan seperti itu. Prisya harus benar-benar dikasih hukuman yang setimpal atas perbuatannya.

"Za, jadi benar lo yang hamilin Alodie?" tanya Miko. Pertanyaan ini sudah sejak dulu ia pendam.

"Menurut lo?" tanya Ghaza balik. Sudah tahu jawabannya seperti apa, kenapa masih bertanya coba.

"Kok bisa? Gimana ceritanya?" tanya Miko semakin dibuat penasaran.

"Waktu itu bukannya gue udah pernah ceritain ke kalian semua? Kenapa masih nanya?" tanya Ghaza.

"Siapa tau aja, kan, waktu itu lo salah sangka. Lagian, sih, gue masih kurang yakin kalau Alodie lagi ngandung anak lo," kata Miko. 

"Usia kandungan Alodie berapa?" Kali ini Gio yang bertanya.

"Empat bulan."

"Terus, lo mau gimana? Mau tanggung jawab atau gimana?"

"Mau nggak mau gue harus nikahin Alodie," jawab Ghaza.

"Emang Alodie mau?" tanya Gio.

"Kalau ditanya mau apa nggak, gue juga nggak mau sebenarnya. Tapi, nggak ada jalan lain lagi selain kita berdua nikah. Gue juga nggak mau bunuh anak gue sendiri."

"Kapan nikahnya?" Raffael bertanya dengan wajah datarnya.

"Belum tau, Alodie juga susah banget kalau gue bahas masalah ini. Rencananya, gue mau kasih tau sama bokap-nyokap gue dulu dan minta pendapat mereka. Baru habis itu nanti ngurusin masalah orang tua Alodie," jelas Ghaza.

"Semangat, Za. Gue yakin lo pasti bisa lewatin ini semua!" sorak Rio sambil menepuk-nepuk bahu Ghaza.

"Thanks man! Gue pamit dulu, Alodie sendirian di apart, gue takut dia mau coba bunuh diri lagi," pamit Ghaza.

"Hati-hati, Za."

••🦋••

Setibanya di apartemen, Ghaza langsung di suguhkan dengan pemandangan Alodie yang sedang menangis di atas sofa ruang tamu. Cewek itu masih belum menyadari kedatangannya, entah apa yang dipikirkan oleh Alodie saat ini.

Ghaza perlahan berjalan mendekati ke arah perempuan yang sedang hamil muda itu. Lalu ia mengambil tempat duduk di sebelah Alodie. "Kenapa nangis?" tanya Ghaza pelan.

Sontak Alodie langsung menoleh menatap Ghaza. Kedua matanya masih memerah, pipinya terlihat masih basah dengan suara isakan sesenggukan menandakan kalau Alodie sedang menangis. "Pa-papa sama Mama nelepon gue terus dari tadi. Gue ta-takut kalau mereka ba-bakal ke sini," jelas Alodie dengan suara bergetar.

INTERESTING FAIRY TALE [TERBIT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang