~Happy Reading~
••🦋••
Di dalam ruangan UKS, Alodie masih menangis di atas brankar. Di sebelahnya ada Ghaza yang selalu setia menemaninya. Jangan lupakan teman-teman Ghaza yang sangat kerasa kepala, padahal tadi Ghaza sudah mengusir mereka untuk pergi, tapi mereka tetap kekeh ingin berada di sini.
Kepala Ghaza rasanya mau pecah. Bagaimana tidak, sedari tadi Alodie terus menangis tanpa henti, teman-temannya juga terus menatapnya penuh pertanyaan apalagi Gio— cowok itu sedari tadi sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari Ghaza.
"Udah, dong, Alodie, jangan nangis lagi," kata Miko membujuk.
"Iya, jangan nangis, dong, Alodie, entar dikira kita malah ngapa-ngapain lo lagi." Rio juga sama stresnya diulah Alodie.
Bukannya malah berhenti, justru Alodie semakin mengencangkan suara tangisannya. Dirinya juga tidak tahu kenapa tiba-tiba mendadak jadi cengeng seperti ini. Mungkin karena hormon kehamilannya.
"Dasar cengeng," ucap Gio mencibir
"Lo, sih, Yo, pakai ngatain Alodie hamil segala." Rio mulai menuduh Gio.
"Kalau dia nggak hamil, ya, udah, sih, santai aja nggak usah pakai segala nangis-nangis gitu," balas Gio. "Kalau lo nangis kayak gini terus, gimana gue nggak semakin curiga coba sama lo," lanjutnya.
Ghaza langsung menoleh cepat ke arah Gio. "Gue bilang nggak usah nuduh Alodie sembarangan. Kalau lo nuduh dia sama aja lo kemakan sama omongan Bita tadi!" sahut Ghaza tegas.
Ngomong-ngomong, tadi keempat teman Ghaza juga tak sengaja lewat depan kelas Alodie. Alhasil, mereka tahu dengan semua insiden yang terjadi di kelas Alodie tadi.
Gio sama sekali tidak tersinggung atau apa, cowok itu justru masih menampilkan wajah datarnya. "Kenapa lo malah belain nih, cewek?" tanya Gio. "Apa jangan-jangan lo yang udah hamilin dia?"
Ghaza tertegun mendengarnya. Pertanyaan Gio barusan begitu lantang dan serius, ditambah lagi mimik wajah Gio begitu tajam menatapnya penuh selidik. "Lo ngomong apa, sih! Kok, malah beralih nuduh gue?" tanya Ghaza tak bersahabat.
"Gue bukan mau nuduh lo. Tapi, bisa aja, kan, lo belain dia karena emang lo yang udah hamilin dia," tutur Gio. "Dan—gue rasa Alodie emang hamil beneran," lanjutnya.
"Gio, nggak usah asal ngomong," kata Raffael menegur. Cowok itu sedari tadi hanya diam akhirnya berbicara juga.
"Kalian pada nggak inget apa, waktu kejadian di lapangan pas kita dihukum sama Pak Dadong. Padahal, waktu itu gue nonjok perut Alodie, tapi darahnya malah keluar lewat pahanya. Bisa aja, kan, itu pendarahan Alodie?"
Semuanya tercengang sesaat. Ada benarnya juga apa yang di bilang Gio barusan. Namun, kenapa mereka malah tidak berpikir sampai sejauh itu?
"Iya, gue baru inget. Waktu itu gue udah mikir yang nggak-nggak, sih, tapi nggak mungkin juga, kan, Alodie hamil," ujar Rio.
"Dan lagi, waktu itu Ghaza pernah cerita sama kita kalau dia ada ngeliat Alodie pas di klub. Ghaza bilang dia sempet ngejar Alodie sampai ke toilet, dan habis itu dia nggak inget lagi. Besoknya, Ghaza bangun dari tempat tidurnya dan nggak sengaja ngeliat bercakkan darah di atas kasurnya. Mungkin aja itu darahnya Alodie," jelas Gio.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERESTING FAIRY TALE [TERBIT] ✓
RomansaNamanya Ghazanvar Kiesar, sosok laki-laki yang dianggap sempurna di mata orang-orang, apalagi kaum perempuan. Namun siapa sangka, ternyata Ghazanvar tidaklah sesempurna itu di mata mereka. Merokok, tawuran, balapan liar, pergaulan bebas, mabuk-mabuk...