20|IFT

17.8K 616 2
                                    

~Happy Reading~

••🦋••

Seperti hari minggu biasanya, kini Ghaza, Raffael, Gio, Rio, dan Miko sedang nongkrong di markas mereka. Sebenarnya, markas mereka itu ada dua, yang satunya di dekat sekolah dan yang satunya lagi berada di tempat sepi yang letaknya jauh dari sekolah. Dan sekarang, mereka sedang berada di markas yang jauh dari sekolah.

Di kursi sofa bertempat mereka berkumpul sekarang, Ghaza sedari tadi terus melamun entah sedang memikirkan apa. Bahkan, cowok berjaket hitam itu sampai-sampai tidak menyadari panggilan dari Rio—temannya.

"Woi, Za. Jangan ngelamun, entar kesambar petir baru tau rasa lo!" peringat Rio sambil menepuk pelan pipi Ghaza membuat lamunan Ghaza tersadar.

Cowok itu berdecak malas sambil memegang pipinya yang barusan habis di pegang oleh Rio. "Nggak usah pegang-pegang juga kan, bisa!" ketusnya kesal.

"Kalau nggak gue gituin, lo nggak bakal sadar tolol!" sahut Rio. "Lagian lo kenapa, sih, dari tadi ngelamun terus. Lagi mikirin hutang?" tanya Rio bercanda.

Miko yang berada di sebelahnya pun sontak menyahut. "Orang level tinggi kayak Ghaza mah nggak main begituan. Mereka bukannya mikirin hutang, tapi mikirin gimana cara ngabisin duit mereka," sahut Miko.

"Terus yang mikirin hutang siapa? Lo?" tanya Gio pada Miko.

Rio bergelak mendengarnya, sangar-sangar begini ternyata Gio bisa bercanda juga. "Seratus buat lo, Yo. Gini nih ciri-ciri orang yang lagi banyak hutang, hidupnya penuh penderitaan," sambar Rio mengejek Miko.

Miko tau teman-temannya itu cuma sekedar bercanda saja, jadi Miko yang orangnya baik hati dan tidak sombong pun pasti tidak akan menganggap serius omongan temannya. "Dari pada lo, banyak dosa!" balas Miko.

Rio membekap mulutnya berpura-pura kaget. "Hah? Lo ngatain Gio banyak dosa? Wah, wah, Yo nggak bisa di biarin, nih. Langsung timpuk aja Yo, pakai batu gunung."

"Gue ngatain lo Monyet, bukan Gio! Stres lo!" sahut Miko sedikit kesal.

Lantas Rio sedikit menghentikan acara tawaannya, cowok itu merangkul bahu Miko sambil berkata. "Bercanda Sobat, serius amat hidup lo."

Miko mendengus kesal, lalu detik berikutnya ikut tertawa. "Gue juga bercanda, Sobat."

"Tadi gue di marahin sama bokap gue," ucap Raffael tiba-tiba.

Keempat temannya langsung menoleh cepat ke sumber suara. Tumben-tumben sekali teman mereka yang satu itu mendadak curhat seperti ini.

"Di marahin kenapa?" tanya Ghaza.

"Soal masalah di sekolah kemarin."

"Kata bokap lo apa?" Kali ini Gio yang bertanya.

"Katanya, kalau sampai gue berbuat masalah lagi, bokap gue nggak bakal mau lagi ngurus gue," jawab Raffael.

"Terus?"

Raffael mendongak, menatap teman-temannya secara bergantian. "Mau nggak mau gue harus nurutin kemauan bokap gue. Kalian tau sendiri gimana bokap gue, apalagi menyangkut pendidikan gue."

INTERESTING FAIRY TALE [TERBIT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang