~Happy Reading~
••🦋••
Setelah mendapat izin dari Dina, sesuai rencana mereka tadi pagi, sepulang sekolah kelima remaja laki-laki itu ingin mampir ke kantor polisi sebentar katanya karena beralasan ingin menjenguk Prisya.
Di sinilah mereka sekarang. Di tempat ruang tunggu khusus penjenguk. Sembari menunggu Prisya datang, kelima—ralat keempat laki-laki tadi berbincang-bincang. Kali ini hanya Ghaza yang tidak bersuara, karena cowok itu masih terlalu canggung sama keempat temannya.
Tak lama kemudian Prisya pun datang dengan setelan baju orange khusus untuk orang tahanan di sini. Awalnya cewek itu kaget melihat kedatangan mereka di sini. Namun, ia kembali memantapkan hatinya untuk terlihat baik-baik saja.
"Gimana? Enak nggak di penjara?" tanya Gio menaik turunkan alisnya seolah mengejek Prisya.
Yang ditanyai hanya diam dengan diam-diam mengumpat Gio penuh kebencian. Prisya memilih untuk duduk di kursi yang telah disediakan khusus untuk para tamu yang datang menjenguk.
"Makanya, jadi cewek jangan sok berkuasa, bermuka dua lagi!" Gio berdecih sinis. Ia paling tidak suka melihat orang yang sifat luar dalamnya berbeda, contohnya Prisya ini.
"Alodie..."
Alodie datang bersama Tirta di waktu yang pas. Terlihat sekali kalau perempuan itu masih ngos-ngosan karena barusan ia lari ditambah lagi perutnya yang lumayan sudah berat dan bertambah besar.
"Pelan-pelan, Ody," tegur Tirta. Sedari tadi Tirta sudah berusaha melarang Alodie untuk tidak berlari. Namun, Alodie tetap keras kepala.
Ghaza yang melihat kedatangan Alodie yang tiba-tiba hanya bergeming di tempatnya. Ghaza sebenarnya penasaran, apakah Alodie hamil? Kok perutnya besar? Kalau dipikir-pikir lagi, umur Alodie ini pasti sepantaran dengan umur mereka. Lalu, kenapa bisa Alodie sudah hamil? Atau jangan-jangan.... Ah sudahlah, tidak penting juga.
"Alodie, gue minta maaf udah lakuin ini semua sama lo," ujar Prisya tiba-tiba. Cewek itu berdiri lalu berjalan mendekati Alodie.
"Kenapa lo lakuin ini semua sama gue?" tanya Alodie sinis. "Lo nggak suka sama gue? Atau lo emang punya dendam pribadi sama gue?"
"Bukan gituuu. Gue awalnya emang nggak suka sama lo karena lo selalu bersikap sok berkuasa di sekolah. Tapi itu dulu, sekarang gue sadar kalau gue yang salah. Gue minta maaf, Alodie," lirihnya menundukkan kepala.
Alodie berdecih sinis. Ia tahu kalau Prisya sedang berpura-pura sedih. "Setelah gue maafin lo, apa lo bisa jamin gue bakal balik ke sekolah lagi?" tanya Alodie.
"Gue janji, gue bakal seberusaha mungkin buat bikin nama lo jadi baik lagi. Tapi tolong, lepasin gue dari sini dulu," pintanya memohon.
Saat Prisya hendak bersujud, dengan cepat Alodie langsung menyentak dada Prisya membuat cewek itu mundur beberapa langkah. "Nggak usah drama. Gue tau lo cuma pura-pura. Dan jangan harap gue bakal lepasin lo gitu aja dari sini!"
"Kok lo egois banget, sih! Gue masih mau sekolah, Alodie. Kalau gue di penjara terus, gimana bisa gue sekolah?" Mata Prisya sudah memerah. Bukan karena ingin menangis, namun karena amarahnya sudah ditingkat puncak.
"Setelah apa yang lo perbuat sama gue. Emang lo pikir gue masih bisa sekolah, hah?" tanya Alodie balik. "Bahkan, seluruh sekolah yang ada di dunia ini nggak akan mau nerima gue sebagai pelajar lagi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERESTING FAIRY TALE [TERBIT] ✓
RomanceNamanya Ghazanvar Kiesar, sosok laki-laki yang dianggap sempurna di mata orang-orang, apalagi kaum perempuan. Namun siapa sangka, ternyata Ghazanvar tidaklah sesempurna itu di mata mereka. Merokok, tawuran, balapan liar, pergaulan bebas, mabuk-mabuk...