-N: kebenaran yang terkubur.

42 8 2
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote dulu ya bestie!

H A P P Y  R E A D I N G!!

︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽

Seorang pria tampak menyandarkan tubuhnya memandang tinggi pesawat jadwal pagi yang telah lepas landas menuju Amerika. Senyumnya terukir sebelum ia berujar penuh kerelaan, “Selamat tinggal Kim Namjoon.”

Menyeret koper miliknya ditengah kerumunan orang ia berusaha untuk tidak keluar dari pintu dimana Sunwo dan Junghwan mengantarnya. Ia yakin, kedua pria itu masih berada disana. 

Perkataan tuan Kim menyadarkannya, kalimat menyakitkan pria itu membuatnya mengambil keputusan untuk kembali menjadi pria payah bermarga Hyun. Seperti Appanya.

Ia tersenyum getir berdiri di pinggir jalan menunggu sebuah taksi menawarkan tumpangan. “Mau kemana?” tanya seorang supir taksi ketika Namjoon sudah terduduk rapi di dalamnya.

“Pemakaman tak jauh dari penjara Seoul.”

Setelah mendengar ucapan Namjoon, supir itu melajukan kendaraannya membelah jalanan kota Seoul yang senggang karena beberapa orang baru saja sampai di kantor mereka.

“Kau dari Daegu ya?” tanyanya.

“Bagaimana kau tau, Ahjussi?”

“Kau Kim Namjoon bukan?”

Namjoon menggeleng. “Ahjussi tidak tau, kalau putra kedua Kim itu telah meninggal?”

“Benarkah?! Aku harus ke Daegu setelah ini!” lontarnya terkejut.

“Kenapa? Bahkan Kim Namjoon tidak mengenalmu.”

Pria itu menghembuskan nafasnya berat. “Anakku bisa sekolah dan keluar dari rumah sakit berkat kedermawanan tuan Kim, dia selalu meminta doa orang yang ia tolong untuk kebaikan anak-anaknya apalagi untuk yang bernama Kim Namjoon.”

Dalam keheningan Namjoon tersenyum getir, memilih mengalihkan potensinya pada bingkai jendela mobil mengabaikan celotehan supir di depan dengan kebaikan tuan Kim yang lain, ia muak.

Mobil terhenti pada sebuah lahan luas yang dihias jejeran rapi nisan dengan huruf hangul. Namjoon turun setelah membayar ongkos taksi, menaiki anak tangga satu persatu mencari nama seseorang yang teramat ia rindukan.

Eomma, Namjoon datang, menjengukmu setelah sekian lamanya. Maaf aku baru bisa datang,” ujar Namjoon setelah berdoa memandang dupa dan secangkir minuman keras yang ia siapkan.

Eomma, kau tenang saja aku tidak merasakan kesepian di dunia ini. Tak perlu khawatirkan aku, aku baik-baik saja.”

“Kau tau? Aku ingin menyusulmu cepat, tapi kurasa aku belum bisa mewujudkan mimpimu. Jadi, aku akan berusaha mewujudkannya supaya jika kita berjumpa nanti aku memiliki cerita untuk dibagikan denganmu.”

Tetes demi tetes air mata itu berubah menjadi deras. Pria itu terisak bersimpuh seolah memeluk makam milik ibunya.

Ia menangis, terlihat persis seperti menumpahkan keluh kesah di paha milik ibunya. Semua yang ia alami ia ceritakan lewat tangisan, lewat isakan yang terus terdengar memilukan.

K I M Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang