-T: luka.

50 4 0
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote dulu ya bestie!

H A P P Y R E A D I N G!!

︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽

"Kau dengan dia masih belum punya hubungan? Ayolah harusnya kau marah selama masa seneung hingga detik ini kau belum juga dapat kejelasan, Siyeon," sindir Jiyeon melirik ke arah Taehyung.

Siyeon berdecak, sebelum menjawab pertanyaan adik tirinya tersebut. "Apa yang harus ku harapkan dari pria seperti dia?"

"Hei, bukankah kau ketua divisi? Kenapa tidak kau saja yang mengatakan duluan, pria itu hanya akan terus menutup mulut, ayolah! Kemana Siyeon pemberaniku!"

"Mulutmu gampang sekali mengucapkan itu? Coba saja sendiri!"

"Benarkah? Kalau begitu jika Taehyung menjadi milikku kau janji tidak akan mencabik-cabik boneka kesayanganku?" tanya Jiyeon tak percaya.

"Ya tentu saja."

"Tentu saja apa?"

"Tentu akan kucabik boneka bahkan dirimu sekaligus," balas Siyeon jengah berlari mengejar Jiyeon.

"APPA! APPA! ANAKMU KERASUKAN!!!" teriaknya berlari menaiki anak tangga ke tempat dimana Appa Siyeon bekerja.

Jiyeon telah menghilang, meninggalkan Taehyung yang berjalan dibelakang maupun Siyeon yang masih setia menatap lamat sosok pujaan hatinya. "Aku tau kau mendengar semuanya. Aku tau kau tidak benar-benar mendengarkan musik." Siyeon melepaskan salah satu earphone di telinga Taehyung saat jarak diantara mereka memperkikis. Tidak ada satupun musik yang terdengar.

"Jadi, bagaimana menurutmu?"

"Tentang apa?"

"Perasaanku."

"Perasaanmu?" tanya Taehyung bingung.

Detik itu juga Siyeon langsung meninju perut Taehyung, berlari menyusul kepergian Jiyeon dan menemui Appa-nya. Taehyung menghembuskan nafasnya dalam. Hanya ini yang dapat ia perbuat, berpura-pura bodoh dan tidak perduli atas perasaan besar milik Siyeon untuknya.

Tidak, rencananya tidak boleh hancur hanya karena seorang gadis menahan langkahnya yang telah ia rancang selama beberapa bulan terakhir.

"Taehyung bodoh, cepat masuk!" panggil Siyeon dari lantai atas sebelum kembali menghilang.

"Ya, setidaknya aku harus bersemangat untuk latihan terakhirku."

Tetes keringat yang berjatuhan di atas matras bersamaan dengan deru nafas yang menggebu milik Taehyung yang duduk bersandar pada sebuah dinding.

"Kemajuanmu bagus, nanti akan ku daftarkan namamu dalam pertandingan," ungkap Tuan Lee memandang Taehyung.

Pria muda itu menggeleng, bangkit berdiri sembari melakukan pendinginan. "Bukan itu tujuanku untuk ikut berlatih bersamamu, Tuan Lee."

"Lalu? Kau mencoba mendekati putriku?"

"Ya! Appa! Hentikan!"

"Aigoo, putri cantikku telah datang. Ingin memberikan sebotol air minum untuk pangeran muda ini, seperti biasa?" goda Tuan Lee membuat pipi Siyeon memerah.

"Tidak! Kali ini aku, Jiyeon yang akan memberikannya!" jawab Jiyeon merebut sebotol air mineral dalam genggaman Siyeon.

"Bisakah kau tidak mengangguku?"

"Cih, sebelum kau pindah kesini, aku lebih dulu mengenal Taehyung, camkan itu!"

"Aku yang lebih dulu menyukainya!" sahut Siyeon tak terima.

K I M Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang