-J : piala dan tangis.

78 15 16
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote dulu ya bestie!

H A P P Y R E A D I N G!!

︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽

Desahan nafas panjang dihembuskan oleh Jin. Ia kini duduk diruang tamu rumahnya mendengarkan sang ayah yang tengah memberikan nasihat untuk teman-temannya. Junghwan yang tampak luwes dan bijak membalas ucapan tuan Kim, Sunwoo yang aktif mengeluarkan pendapat ditimpali Byulyi yang ikut menyahut membenarkan, Heeyoon yang tersenyum samar karena masih canggung dengan Junghwan. Sementara Jin hanya terduduk gelisah menatap jam di dinding.

"Appa, Ayolah! Harusnya pertanyaanmu yang bersangkutan dengan jalan-jalanku, seperti kemana kita pergi? sampai jam berapa? Naik apa kesana? bekal apa yang sudah kami persiapkan?" protes Jin.

Tuan Kim tersenyum. "Bukannya Junghwan sudah memberi tahu diawal? Jadi untuk apa aku membuang waktu basa-basi padahal semua sudah diterangkan."

"Baiklah, aku pergi!" ujar Jin bangkit berdiri tanpa meminta persetujuan ayahnya.

Mengikuti gerakan Jin, Sunwoo, Junghwan, Byulyi dan Heeyoon pamit pergi kepada tuan Kim. Seperti biasa sebuah petuah lahir begitu saja dari bibir pria dewasa tersebut. "Nikmati masa muda kalian, tapi jangan sampai karena terlalu senang kalian menjerumuskan hidup kalian sendiri!"

Semua mengangguk terkecuali Jin yang memilih masuk terlebih dahulu dalam mobil keluarga Heeyoon.

"Kalian duluan saja, ada yang harus kuurus," ujar Byulyi tak ikut masuk dan langsung berlari menjauh.

"Apa?" tanya yang lain saling pandang.

- 김 -

Dengan langkah tak seimbang bersama detak jantung yang menggebu tak karuan Jin keluar dari ruangan tempat dimana juri berada untuk memberikan nilai. Tidak seperti peserta lain, Jin memilih hidangan tradisional khas Daegu.

"Jin!!" panggil Sunwoo berlari diheningnya koridor. Junghwan langsung menyusul bersama Heeyoon yang mau tak mau melangkahkan kakinya juga.

"Aku melihat kau memasak distudio bersama peserta yang lain tadi, lalu hasil akhirnya selalu membuatku takjub," ungkap Sunwoo antusias.

"Tidak. Itu terlalu biasa jika harus dibandingkan dengan peserta lain." Jin tak bohong. Plating miliknya tidak seperti peserta lain, ia hanya menyusunnya secara sederhana.

"Yang kukenal Jin itu punya tingkat kepercayaan diri tinggi, jadi kemana perginya sekarang?" sindir Junghwan.

Jin hanya tersenyum, Junghwan benar.

"Hei, Kim Seokjin," bisik Sunwoo lembut. "Kau lihat pergelangan tangan mereka yang diikat oleh kabel charger? Itu ideku. Kuharap dengan ini mereka bisa berbaikkan."

Jin menahan tawanya, termasuk pandangan matanya agar tak membuat dua pasang kekasih dihadapannya curiga. "Apa tak ada cara selain kabel, Cha Sunwoo?" balas Jin kembali berbisik.

"Tidak, kecuali ikat rambut milik Byulyi yang enggan lepas mengekang rambut indah miliknya."

"Kau menyukai Byulyi?"

K I M Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang