-T: akhir untuk awal.

35 4 0
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote dulu ya bestie!

H A P P Y  R E A D I N G!!

︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽

“Kau tidak harus pergi sekarang,” tolak Sejeong tegas.

“Kenapa? Takut merindukanku?” tanya Taehyung tertawa meledek.

Sejeong berdecak, menyandarkan tubuhnya pada pagar pembatas jembatan yang tampak begitu kokoh.

“Aku menepati permintaanmu, untuk tinggal lebih lama hingga upacara kelulusan. Sekarang apa lagi?”

“Aku hanya tidak habis pikir dengan manusia tak mempunyai empati sepertimu,” ungkap Sejeong membuat Taehyung mengerutkan dahinya tak mengerti. “Setelah apa yang terjadi, kau bisa pergi begitu saja dengan tenang. Kau benar-benar gila, Taehyung!”

“Akan lebih gila jika kau dan aku terus diperbudak oleh monster mengerikan itu, Sejeong.” Taehyung masih tak mengerti, dibuangnya dengan jauh pemandangan pada hamparan bening air sungai yang mengalir begitu tenang.

“Seharusnya, seharusnya kau khawatir.”

“Tentang apa?”

Appa!”

Appa?”

“Semua selesai dengan mudah berkat bantuan Appa, coba kau fikir bagaimana pria pemabuk itu repot-repot menyelesaikan semuanya hanya demi gubuk tua?” mendengar pertanyaan Taehyung membuat Sejeong bergerak maju, berdiri di sebelah kakaknya tersebut.

Tawanya terdengar, seperti orang yang tengah ketakutan. “Bohong. Maksudmu Appa tau?”

“...jika Iya, kenapa kau pergi, meninggalkan aku sendirian? Kau gila Taehyung? Kau bisa bayang—”

“Beberapa bulan yang lalu kau begitu percaya diri tanpa gentar atas ketegasan Appa, lantas sekarang mengapa berbeda Sejeong?”

“...bohong jika kau tidak ketakutan bukan?” tanya Taehyung tertawa mengejek. “Percaya padaku, setelah Appa tau apa yang terjadi padamu, maka dia akan melakukan hal lebih gila dibandingkan perbuatanku.”

“...dua orang sialan itu tidak ada apa-apanya jika harus disandingkan dengan kau Sejeong, dulu hingga sekarang kau tetap putri kesayangan tuan Kim.”

“...setidaknya kau harus bersyukur menjadi bagian penting Appa.”

“Bagaimana denganmu?” tanya Sejeong. Taehyung tak menjawab, hanya tersenyum bodoh disambut raut bingung adik perempuannya.

“Setelah ini pergilah ke rumah sakit, gugurkan janinmu. Masih belum terlambat, tenang saja kau ini korban,” ucap Taehyung. “Masa depanmu terlalu bagus hanya untuk mengurus anak dari bajingan itu, Sejeong.”

“...setidaknya jika aku tidak bisa membanggakan keluarga Kim, masih ada kau, Sejeong.”

Sejeong terenyuh langsung berhambur masuk ke dalam dekap hangat Taehyung, meneteskan air matanya yang mengucur deras tanpa bisa ia tahan. Begitu juga dengan Taehyung, putra kandung tuan Kim itu hanya bisa mendanggak, membuat bendungan agar air matanya tidak tumpah. Tidak, ia harus kuat untuk mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

“Selamat tinggal, Sejeong,” bisik Taehyung mengecup lembut pucuk kepala adik perempuannya dengan penuh ketulusan.

‘bibirku mati rasa hanya untuk menahan kepergianmu, Oppa balas Sejeong dalam hati melambaikan tangannya kepada punggung lebar yang kian menjauh dari pandangannya.

K I M Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang