-J : kue permintaan maaf.

73 14 29
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote dulu ya bestie!

H A P P Y  R E A D I N G!!

︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽

Sebuah hidangan tersaji dengan cantik diatas piring. Byulyi maupun Sunwoo meneliti dengan seksama hasil masakan Jin dan Junghwan.

“Apa isi kepalamu sama persis denganku?” tanya Sunwoo. Byulyi mengangguk bersiap mengambil garpu dan sendok.

“Kalian belum menilai tampilan dan memotretnya,” peringat Jin.

“Byul, kau 'kan perempuan jadi silahkan memotretnya.”

Byulyi menggeleng menjawab pertanyaan Sunwoo. “Aku bukan tipikal perempuan seperti itu.”

“Kau benar!” Sunwoo menjentikkan jarinya di depan wajah gadis bermarga Moon itu. Sahabat perempuannya yang satu itu memang berbeda dengan wanita lain.

“Biar aku saja,” putus Junghwan setelah lama membungkam. Pria itu mengambil benda pipihnya sebelum memotret hasil masakan Jin.

Hanya ada mereka berempat, semenjak kejadian di hari minggu itu rencana yang mereka rancang untuk merayakan libur musim dingin sekaligus pergantian tahun hancur berantakan. Menyisakan tawa hambar dari Junghwan, raut bingung dari Jin, ataupun lelucon Sunwoo yang ditanggapi oleh Byulyi.

Baik Heeyoon dan Jaehwan menghilang. Dan mereka berempat tentu saja merasa kehilangan.

“Hari ini kau akan kerumahnya?” tanya Sunwoo memperhatikan Junghwan yang sibuk mengolesi krim di permukaan kue miliknya.

“Aku tidak memiliki keberanian untuk bertemu dengan Heeyoon. Pria egois sepertiku tak pantas untuk Heeyoon,” ungkap Junghwan putus asa. “Maaf, karena aku persahabatan kita jadi seperti ini.”

Sunwoo tertawa. “Kau pengecut Junghwan.”

Jin dan Byulyi langsung menatap Sunwoo dengan tatapan terkejut. “Jika kau memang mencintainya kau harus datang meminta maaf kepada Heeyoon, lalu dimana usahamu? Hanya meminta maaf pada kami tanpa memikirkan cara untuk memperbaiki semuanya? Yeah, Heeyoon dan Jaehwan benar, kau pria egois nan pengecut yang ku kenal!!” setelah menyelesaikan ucapannya Sunwoo langsung keluar dari rumah keluarga Lee sambil membanting pintu utama cukup keras, hal itu membuat Byulyi melangkahkan kakinya untuk menyusul.

“Kau boleh pergi,” ujar Junghwan kepada Jin sambil meninggalkan kue buatannya yang baru separuh dikerjakan.

Jin memilih menetap, memandang dengan nanar dua buah kue cantik dihadapannya. Bibirnya tersungging bersama selintas ide yang memenuhi otaknya.

— 김 —

“Kau membuangnya?” tanya Jin tak habis pikir, wajah lelahnya langsung menunjukkan kekecewaan begitu besar.

Jaehwan terduduk disamping pria bermarga Kim itu sambil tertawa remeh. “Apa? Kau ingin menjadi penghubung untuk memperbaiki hubunganku dengan keparat itu? Tidak perlu.” Jin yang masih terkejut menggeleng tak percaya. “Tak ada yang dapat diperbaiki Jin, aku sudah memutuskan, saat lulus SMA nanti aku akan pergi keluar kota. Masih satu tahun memang, tapi aku sudah memikirkannya dengan matang-matang.”

K I M Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang