29. Pou

1.1K 126 10
                                    

Typo Bertebaran ⚠️⚠️⚠️

-
-
-

Tak lama kemudian Andra kembali tertidur, dia segera membaringkan tubuh anak nya di atas kasur. Setelah itu Angkasa menghampiri Felicia yang terbangun karena tangisan Andra.

“ Maaf, gara-gara Andra kamu jadi terbangun” Ucap Angkasa tak enak hati.

“ Gak papa ko “

“ Istirahat lagi, supaya cepat sembuh” Ucap Angkasa. Entah kenapa Angkasa merasa takut kalau Felicia tambah sakit.

- Cieee khawatir ya -

“ Ck, diem deh “ Batin Angkasa kesal dengan sistem yang so tahu.

“ Aku tidur dulu “ Felicia mencoba untuk tidur, beberapa menit kemudian dia sudah masuk ke alam mimpi.

Angkasa yang melihat Felicia sudah tidur, dia melangkah ke arah kamar yang di mana ada Andra dan Ciko.

Karena hari sudah malam, dia membaringkan tubuh nya di samping Ciko. Memejamkan mata nya supaya cepat tidur, karena lelah Angkasa tertidur.


--oOOo--

Kedua teman Vanessa menginap, mereka sekarang sedang bergosip, kecuali Zea dia hanya menyimak sesekali menimpali ucapan mereka.

“ Nes, Lo suka ya sama Angkasa “ Ucap Elina.

“ Ya, gw suka sama Angkasa “ Jujur Vanessa.

“ Tapi yang gw lihat Angkasa kaya nya gak suka deh sama Lo “ Ucap Elina.

“ Angkasa emang gak suka sama gw, tapi gw akan buat dia jadi suka sama gw” Ucap Vanessa tersenyum smirk.

“ Emang Lo mau lakuin apa?” Tanya Elina penasaran.

“ Sini gw bisikin “ Vanessa membisikan rencana yang akan membuat Angkasa menjadi milik nya.

“ Gila Lo, menurut gw sih jangan Nes, karena Angkasa bukan cowok bego yang mudah di bodohin “ Ucap Elina, dia tak setuju dengan rencana yang akan di lakukan Vanessa.

“ Ini satu-satunya cara supaya Angkasa jadi milik gw “

“ Ya gak gitu juga cara nya Nes, gw khawatir Lo kena imbas nya “ Ucap Elina.

“ Yang di bilang Elina bener Nes, mending Lo lupain aja Angkasa “ Ucap Zea menimpali ucapan Elina.

Vanessa dia hanya diam. Enak saja dia akan melupakan Angkasa, tak semudah itu untuk melupakan Angkasa. Sekarang dia hanya mengiyakan saja agar teman-teman nya ini tidak bicara terus.

“ Iya deh “ Vanessa pura-pura menyetujui perkataan mereka.

--oOOo--

Jam sudah menunjukkan pukul 04.23 Angkasa terbangun karena merasakan udara dingin. Saat akan memejamkan mata nya dia tidak bisa, akhirnya dia memilih untuk bermain game sebentar.

Untung saja tadi malam dia sudah mengecas handphone nya, sekarang baterai nya sudah full, dan siap untuk bermain game.

Saking fokus nya pada game, Angkasa tak sadar kalau sedari tadi Ciko menatap nya intens.

“ Daddy, Ciko pengen lihat dong “ Celetuk Ciko.

“ Eh sayang, sini “ Ucap Angkasa sambil menepuk paha nya.

Ciko langsung mendudukan tubuh nya di pangkuan Angkasa.
“ Daddy jagoan “ Ucap Ciko.

“ Ciko mau coba?” Tanya Angkasa.

“ Mau Dad, tapi Ciko gak bisa “ Ucap Ciko sedih.

“ Sini Daddy bimbing Ciko “

Tangan Ciko bergerak dengan kaku karena dia grogi. Takut akan kalah, pasti Daddy Angkasa akan marah kalau kalah pikir Ciko.

Susah banget Batin Ciko, Sampai akhirnya Ciko mulai bisa.

“ Yeay Ciko bisa “ Senang Ciko sambil bertepuk tangan.

“ Seneng hm?” Tanya Angkasa.

“ Ciko seneng banget Dad, tapi Ciko suka nya sama permainan yang ini “ Ucap Ciko menunjuk ke arah permainan Pou.

“ Ini nama nya Pou, tapi main nya besok aja, sekarang Ciko tidur lagi ya, ini masih pagi “ Ucap Angkasa.

“ Ya udah, tapi sama Daddy ya “ Angkasa hanya mengangguk, dia merebahkan tubuhnya di ikuti Ciko.

Ciko memeluk tubuh Angkasa dengan erat karena bagi Ciko pelukan Angkasa sangat nyaman.

Pukul 06.23 hujan tiba-tiba turun dengan deras membasahi kota Jakarta. Angkasa terbangun karena tidur nya terusik oleh Ciko yang menggeliat.

Angkasa memutuskan untuk mencuci wajah nya terlebih dahulu.
Selesai mencuci wajah Angkasa memutuskan akan membeli sarapan untuk anak-anak. Angkasa melihat Felicia sudah bangun dia menghampiri nya.

“ Mau kemana?” Tanya Angkasa.

“ Aku mau ke kamar mandi “ Jawab Felicia.

“ Biar ku bantu “ Angkasa memapah Felicia ke arah toilet.

Angkasa menunggu Felicia yang tak jauh dari toilet. Pintu toilet terbuka oleh Felicia. Angkasa langsung memegang kedua pundak Felicia dan membawa nya ke arah ranjang.

“ Makasih “ Ucap Felicia.

“ Hm “ Dehem Angkasa.

“ Kamu mau kemana pagi-pagi gini? “ Tanya Felicia.

“ Kantin, mau nitip?”

“ Aku nitip Bubur ayam aja ya “

“ Ok “ Singkat Angkasa.

Angkasa pun meninggalkan Felicia. Kaki nya melangkah ke arah kantin. Mungkin karena di luar hujan, jadi tidak terlalu banyak pasien yang duduk di taman.


TBC

Jangan lupa vote ⭐⭐👈

Angkasa ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang