34. Playground

1.1K 101 0
                                    

Typo Bertebaran ⚠️⚠️⚠️

-
-
-

Om Hengkara langsung menghubungi dokter pribadi keluarga nya. Selagi menunggu dokter datang Tante Melinda mendekat ke arah Vanessa yang sedari tadi hanya diam dengan tubuh sedikit bergetar. Entah apa yang terjadi dengan Vanessa membuat nya seperti ini.

“ Vanessa, kamu kenapa? Coba bilang sama Tante “ Ucap Tante Melinda.

Vanessa hanya diam dengan tatapan yang setia tertuju ke arah sudut kamar nya. Dia berjaga-jaga siapa tahu sosok pocong itu datang lagi.

“ Mas, aku gak tega lihat Vanessa kaya gini “ Ucap Tante Melinda menatap Vanessa sendu.

“ Tenang ya, dokter sebentar lagi datang, semoga Vanessa baik-baik aja “ Om Hengkara mengelus rambut istri nya. Sejujurnya dia juga kasihan dengan Vanessa, dia yang bertanggung jawab atas keselamatan Vanessa, karena adik nya menitipkan Vanessa kepada nya.

“ Permisi “ Ucap Dokter perempuan.

“ Akhirnya anda datang juga Dokter Risa, tolong periksa Vanessa “ Ucap Tante Melinda.

Dokter Risa segera memeriksa keadaan Vanessa yang cukup memperhatikan.

“ Seperti nya nona Vanessa mengalami sedikit gangguan mental, karena itu saya sarankan nona Vanessa harus di bawa ke psikiater “ Ucap Dokter Risa.

“ Apa! Gangguan mental “ Terkejut Tante Melinda.

“ Iya, saya menyarankan agar nona Vanessa cepat-cepat di bawa ke psikiater, kalau gitu saya permisi dulu tuan, nyonya “ ucap Dokter Risa sambil berjalan pergi ke meninggalkan mereka.

“ Mas, apa sebaik nya kita hubungi adik kamu “ Ucap Tante Melinda.

“ Mas akan beritahu adik mas, kamu tunggu di sini ya “ Ucap Om Hengkara yang di balas anggukan oleh Tante Melinda.

Tante Melinda mendekat ke arah Vanessa yang masih duduk di kasur dengan tatapan yang takut, perasan semalam Vanessa baik-baik saja, tapi kenapa sekarang dia jadi seperti ini.

“ Sayang, Rian katanya bakal jemput Vanessa pulang, dia bakal bawa Vanessa ke Singapura “ Ucap Om Hengkara sambil berdiri di samping istri nya.

“ Hm, semoga Vanessa cepat sembuh “ Lirih Tante Melinda.

--oOOo--

Ciko dan Andra sedang bermain dengan anak-anak yang seusia mereka, Angkasa mengajak mereka ke Playground, kedua tuyul itu dengan senang nya bermain dengan anak-anak yang lain.

Sedangkan Angkasa mengawasi mereka dari jarak jauh, tatapan dia tak sengaja melihat ke arah anak perempuan yang usianya sekitar 4 tahun, pipi gembul nya bergoyang saat anak perempuan itu lompat.

Gw juga pengen punya anak cewek Batin Angkasa tersenyum.

Sudah 2 jam lama nya kedua tuyul itu bermain, sekarang mereka berjalan ke arah Daddy nya yang sedang mengobrol dengan seorang laki-laki yang tidak di kenali oleh kedua tuyul itu.

“ Daddy “ Panggil mereka berdua sambil berjalan ke arah Angkasa.

“ Udah main nya?” Tanya Angkasa.

“ Udah Dad “ Ucap mereka.

“ Daddy, Om ini siapa?” Tanya Ciko sambil melihat ke arah laki-laki yang ada di sebelah Daddy nya.

“Eh bocil jangan panggil Om, panggil kak Bian ganteng “ Ucap Bian percaya diri.

“ Gantengan juga Daddy “ Celetuk Andra.

“ Kak Bian juga sama ganteng kaya Daddy kalian “ Ucap Bian, sambil berkacak pinggang.

“ Gak, Daddy Angkasa paling ganteng “ Ucap Ciko.

“ Terserah lah “ Pasrah Bian.

“ Ayo anak-anak kita pergi “ Ucap Angkasa.

“ Woi Sa, gw ikut dong “ Teriak Bian sambil mengejar Angkasa dan anak-anak.

Angkasa dan kedua tuyul nya berjalan ke arah parkiran, sekarang Angkasa akan membawa anak-anak ke mall untuk membeli baju dan keperluan mereka.

Bian berlari mengejar Angkasa dia juga ingin ikut ke mall, siapa tahu Angkasa akan mentraktir nya belanja.

“ Kak Bian ko ikut?” Tanya Ciko saat melihat Bian duduk di depan.

“ Suka-suka kak Bian lah “ Sewot Bian.

“ Kak Bian ngeselin “ Kesel Ciko menggembungkan kedua pipi nya.

“ Itu pipi di gituin minta di cubit ya “ Ucap Bian gemas.

“ Jangan, nanti pipi Ciko sakit “ Ucap Ciko sambil memegang kedua pipi nya.

“ Udah diem, mending Ciko main game aja ya “ Ucap Angkasa sambil memberikan handphone nya yang dia beli semalam secara online.

Sedangkan Andra dia sedari tadi hanya fokus pada game nya, menghiraukan perdebatan antara Ciko dan Bian. Keheningan pun terjadi mereka sama-sama sibuk dengan dunia nya.

Sesampainya di mall, Angkasa memarkirkan mobilnya, setelah mobil di parkiran Bian langsung turun terlebih dahulu. Sedangkan Angkasa dia membantu kedua anak-anak nya turun.

Mereka berjalan beriringan masuk ke mall denhan Ciko yang menggandeng tangan Andra.
“ Daddy kita mau beli apa?” Tanya Andra.

“ Kalian mau apa?” Angkasa malah balik bertanya membuat kedua anak nya bingung ingin menjawab apa.

“ Apa aja Dad “ Jawab Ciko.

“ Sa, gw juga pengen di traktir sama Lo  “ Ucap Bian dengan wajah yang memelas.

“ Hm “ Dehem Angkasa, membuat Bian bersorak senang.

TBC

Angkasa ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang