N

415 62 0
                                    

Poseidon memang band yang sangat populer. Hal ini terbukti dengan padatnya jadwal manggung kemana mana. Bahkan sejak comeback mereka 2 bulan yang lalu pun mereka masih sibuk wara wiri buat menghibur seluruh fansnya.

Nggak sekedar dipanggung aja, tapi mereka juga banyak acara radio, variety show, bahkan akhir akhir ini ada beberapa anggota yang ditawari untuk drama.

Tentu aja Jeidan juga nggak tinggal diam. Ditengah kesibukannya yang semakin padat, Jeidan pasti menyempatkan diri untuk membuat karya baru di studionya.

"Weh, masih betah lo?"ujar Miko setelah masuk ke dalam studio Jeidan dengan kedua tangan memegang cup kopi.

Jeidan menoleh dan melepas kacamata yang sejak tadi menemaninya. Matanya juga melirik jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul 03.00 pagi. Sudah selama itu ternyata Jeidan berkutat disini.

"Hmm iya, gue tadi nggak bisa tidur terus kepikiran ada project lama yang harus gue selesaiin.malah keblabasan.,"

"Kebiasaan banget. Istirahat. Udah berapa kali si kita bilang kalo lo tuh nggak perlu kerja terlalu keras, nih" Miko memberikan satu cup kopi pada Jeidan.

"Kok teh?"raut wajah Jeidan cemberut. Soalnya disaat kaya gini paling enak minum kopi. Tapi malah dikasih teh sama Miko.

"Iya kenapa? Itu bisa bikin pikiran jadi rileks. Lo kalo gue kasih kopi bisa nggak tidur. Dan nggak jadi istirahat,"

"Ih, kalo lagi gini enakan minum kopi tau,"

"Ck banyak omong. Udah diminum mumpung masih panas. Dan inget besok kita ada jadwal pagi, habis ini lo harus tidur,"

Bukannya menurut, Jeidan malah menatap Miko aneh. Memang si Miko emang peduli sama dia tapi nggak biasanya dia secerewet ini.

"Itu mata kenapa liatin gue begitu? Naksir?"ucap Miko aneh melihat Jeidan menatapnya.

"Dih amit amit. Gue masih suka cewek kali,"

"Ya terus ngapain liatin gue gitu?"

"Tumben malem - malem cerewet banget,"

"Karena lo makin didiemin makin jadi. Gue sama anak lain udah sering ngomong sama lo buat kebaikan lo. Tapi lo nya ngeyel terus. Lo tau nggak si Mak lo khawatir. Hampir tiap hari nelponin gue mulu,"

"Nggak cuma itu, anak anak juga sadar kali kalo lo ada yang nggak beres. Apalagi sekarang sering banget lo lembur disini,"

"Dan lo pikir gue nggak tau kalo lo suka minum obat itu?"

"Buat apa Dan? Lo stress? Lo banyak pikiran? Atau lo ada masalah apa sampe lo lampiasin ke obat? Hah?"

"Nggak cukup kita berlima disini? Lo bisa cerita sama gue. Sama anak yang lain. Kita siap dengerin keluh kesah lo. Lo cuma anggep kita temen kerja doang? Padahal kita ini keluarga loh,"

Miko masih saja menceramahi Jeidan lama sekali. Jeidan yang mendengar hanya bisa menunduk dan memainkan jarinya memutari mulut cup teh tadi.

Pikirannya kembali mencerna ucapan Miko. Dalam hatinya masih takut untuk menceritakan masalahnya. Tapi bukan berarti Jeidan tidak menganggap Poseidon seperti keluarga. Bahkan ia sangat menyayangi Poseidon melebihi keluarganya sendiri. Jeidan hanya tidak mau masalahnya ini akan menjadi beban bagi Poseidon.

Jeidan pikir, cukup masalahnya ia selesaikan sendiri. Dan Poseidon bisa tetap sukses meskipun ada Jeidan yang mati - matian menahan stressnya. Bukan kah itu tugas seorang leader? Melindungi grupnya dan membawa grupnya untuk terus berkarya dengan sukses. Bukan malah menambah beban pikiran buat anggota lain.

"Gue tau kalo menceritakan masalah lo itu nggak mudah. Tapi setidaknya lo harus luapin itu. Itu cara biar lo nggak stress Dan. Nggak papa kalo lo nggak mau cerita sekarang. Tapi lo inget kapanpun kita siap buat dengerin keluh kesah lo,"

Privacy | LEE JENO |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang