"ABANG!!"teriak Yesi dengan tertatih keluar dari kamarnya.
Matanya menelisik lantai 2 mencari keberadaan kakak kembarnya. Namun nihil tak ada jawaban dan bibir tebalnya pun tak terlihat.
"JINU!!LO DIMANA SI?"
Tak ada sahutan lagi. Dengan terpaksa Yesi berjalan tertatih menuruni satu persatu anak tangga. Hingga di anak tangga terakhir tubuhnya limbung karena kakinya sakit.
Beruntung ada sepasang tangan yang dengan sigap menangkapnya. Yesi sudah menutup matanya karena ia pikir tubuhnya akan mendarat apik di lantai yang dingin.
"Hati - hati kalo jalan,"kata pemilik tangan tadi lalu mencoba menyadarkan Yesi yang tengah menutup mata.
Mendengar suara itu, Yesi langsung membuka matanya dan otomatis melotot.
Gimana engga, ada cowok asing dirumahnya, dan sekarang cuma berdua. Yang bikin kagetnya tuh. Orang disampingnya ini mirip dengan orang yang beberapa tahun terakhir ia idolakan.
"Heh malah bengong, ayo gue bantu jalan,"ujar cowok tadi menyadarkan Yesi.
"Eh iya,"
Cowok tadi membantu Yesi jalan ke sofa dan dengan perlahan membantu Yesi duduk dengan nyaman. Setelah Yesi duduk. Cowok tadi pun ikut duduk di sofa seberang Yesi.
Selama beberapa saat hanya hening terasa. Yesi masih mengamati cowok tadi dari atas kebawah bahkan fokus pada wajah tampan cowok itu. Sampai akhirnya Yesi tak tahan.
"Abang gue kemana?"
"Siapa?"
"Emm Jinu, dan lo siapa? Kenapa ada di rumah gue?"
"Satu satu kalo nanya,"
"Yaudah si buruan jawab aja. Ooo atau jangan jangan lo maling ya?"
"Sembarangan, gue Eden. Temennya Jinu. Dan Jinu lagi keluar nyari makan,"
"Ihh gimana sih, malah nyari makan. Bisa telat lagi gue,"
Eden tidak membalas lagi monolog Yesi lebih memilih memainkan ponselnya tak tertarik. Sedangkan Yesi ikut memainkan ponselnya dan menelpon seseorang.
"Lo udah ditempat?"
"Udah, lo dimana?"
"Ck, gue masih dirumah. Jinu malah nggak tau pergi kemana,"
"Kenapa nggak bilang dari tadi? Tau gitu gue jemput,"
"Jinu masih ngutang sama gue, makanya di bilang mau nganterin. Malah sekarang anaknya ngilang,"
"Yaudah, lo buruan telpon deh kembaran lo itu. Atau perlu gue pesenin ojol aja?"
"Gue telpon Jinu dulu deh. Bye,"
Yesi menutup telpon nya dengan Kirana. Sebel banget Yesi kenapa saat akan ketemu ayang ada saja cobaannya. Yesi juga mengutuk dirinya yang sekarang masih tertatih dengan tangan yang digendongan. Andaikan ia sehat udah berangkat sendiri ke tempat fansign.
Dalam rangka promosi album, Poseidon seperti biasa akan melakukan fansign di beberapa kota terdekat ibukota. Dan kota tempat tinggal Yesi tidak pernah absen dari list. Jadi Yesi masih bisa ketemu ke ayangnya.
Berulang kali Yesi men dial nomor Jinu tapi nihil tidak ada jawabn. Wajahnya semakin memerah menahan kesal saat menilik jam tangan yang sudah menunjukkan pukul 14.30. Yang artinya 30 menit lagi fansign dimulai.
"Lo mau kemana?" Tanya Eden yang daritadi memperhatikan gerak gerik Yesi.
"Mau ke tempat fansign,"
"Dimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Privacy | LEE JENO |
De TodoSebagai seorang fans harusnya selalu mendukung idolanya namun harus tetap bisa membedakan mana yang baik dan buruk. Pantaskah jika seorang fans berharap lebih kepada idolanya? Dan sebagai seorang idola harus memberikan fan service yang memuaskan aga...