6

605 63 0
                                    

"Barusan lo cium gue?! Lo ciu-hmmph!" Dan sekali lagi. Tzuyu mendiamkan Sana menggunakan bibirnya.

Tzuyu tahu dia sudah gila. Tidak cukup sekali membungkam suara Sana dengan mulutnya, dia malah melakukannya sekali lagi. Dan yang paling membuat Tzuyu ingin mengumpat habis-habisan adalah kuasanya untuk bergerak mundur dari Sana sama sekali tidak ada.

Tzuyu tahu tidak seharusnya dia menyelesaikan masalah dengan masalah lain. Niat ingin membuat Sana berhenti bicara, Tzuyu malah mencium perempuan itu. Saat berdiri kurang tiga langkah dari Sana saja perempuan itu sudah sibuk mewanti-wanti menyuruhnya menjauh, apa jadinya kalau Tzuyu malah menciumnya seperti ini? Intinya Tzuyu sudah siap dengan segala risiko. Tzuyu bahkan sudah pasrah apabila perempuan itu akan semakin mengamuk. Anehnya, sejauh ini Sana masih belum melakukan apa pun. Dan seharusnya juga Tzuyu memanfaatkan kesempatan ini untuk segera menyelamatkan diri. Namun, bukannya segera bergerak mundur dan menjauhkan diri saat belum ada tanda-tanda Sana akan kembali mengamuk,  Tzuyu malah semakin bergerak sebaliknya. Akal sehatnya menguap, dan semakin menguap saat bibir Sana tiba-tiba terbuka dan Tzuyu semakin mendesakkan tubuhnya ke arah perempuan itu.

Pertahanan diri Tzuyu runtuh. Cengkraman Sana pada bagian depan kemejanya membuat lelaki itu semakin kehilangan akal. Puncaknya, Tzuyu menarik pinggang Sana dan mengangkat tubuh itu untuk pindah ke atas pangkuannya. Tzuyu menengadah dengan tangan yang melingkar sempurna di pinggang Sana.

Ciuman mereka semakin berubah liar dan menuntut. Suara cecapan bibir satu sama lain mendominasi ruang serta udara dalam mobil. Dan saat lenguhan Sana merebak, Tzuyu memanfaatkan kesempatan itu untuk
mendesakkan lidahnya masuk ke dalem mulut Sana. Tzuyu merinding. Terlebih saat Sana sesekali mengulum lidahnya dan tangan perempuan itu bermain di sekitar tengkuk lehernya. Tzuyu memilih memejamkan mata saat bibir Sana perlahan turun dan menginvasi perpotongan lehernya. Jejak basah itu begitu menghangatkan kulit leher Tzuyu sekaligus membuat darahnya semakin memanas. Belum lagi gerakan Sana di atas pangkuannya yang sukses membangunkan sesuatu di balik celana Tzuyu.

"Sana, kamu.... Ahh!" Tzuyu melenguh
saat Sana tidak sengaja menyenggol kejantanannya.

Napas Tzuyu mulai semakin pendek efek gairah. Ia memejamkan mata dan mulai menikmati pergulatan mereka di atas kursi kemudi. Sayangnya, baru saja akan kembali
menarik wajah Sana untuk kembali menciumnya, tubuh Sana tiba-tiba jatuh terkulai dan semua sentuhan yang dilakukan perempuan itu terhenti begitu saja. Tzuyu menunduk untuk melihat Sana yang tiba-tiba menghentikan perbuatannya. Untuk beberapa saat lelaki itu bengong kala
melihat Sana sudah tertidur dengan posisi bersandar di dadanya. Sebentar... perempuan ini tidur?

"Sana?" panggil Tzuyu.

Tidak ada sahutan dari Sana dan hanya terdengar deru halus napas perempuan itu yang menandakan jika dirinya benar-benar sedang terlelap.

Tzuyu menggaruk pelipisnya yang tidak gatal dan kembali merutuki gairahnya yang saat ini masih terasa meluap-luap. Ia menarik napas pasrah dan memutuskan untuk kembali menyandarkan kepalanya
pada sandaran kursi. Tatapan Tzuyu mengawang-awang ke arah langit-langit mobil.

"Sana, kamu benar-benar...." Tzuyu bahkan tidak bisa melanjutkan kalimatnya.

🖤🖤🖤🖤🖤

Alarm jam waker yang memekakkan telinga itu memenuhi setiap sudut kamar. Sana yang masih terbaring pulas di atas kasur pun perlahan mengerjap-ngerjapkan mata saat dering alarm terus-terusan merongrongnya. Sana memijat pelan keningnya. Dengan dahi berkerut-kerut samar serta bibir manyun, perempuan itu bangkit dari posisi berbaringnya dan menatap sumber keributan di kamarnya tersebut. Menemukan apa yang sedang ia cari, Sana pun segera meraih jam waker yang terletak di atas nakas samping ranjang itu dan segera mematikannya.

𝚂𝚗𝚊𝚣𝚣𝚢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang