Aku benar-benar nggak bisa bedain, kamu ke apartemenku karena keinginan sendiri atau atas permintaan Papi?" Sana segera
melayangkan pertanyaannya saat membuka pintu unitnya.Tzuyu melangkah masuk dengan tawa terurai.
"Ini keinginan sendiri kok, Sayang. Tapi berhubung papi kamu juga menyarankan untuk sering-sering mampir, tentu aku nggak boleh mengabaikannya begitu saja kan?"
Sana mendengkus mendengar jawaban Tzuyu. Perempuan itu berjalan memasuki apartemennya dan menyerahkan tugas menutup pintu kepada Tzuyu.
"Kamu udah makan malam?" tanya Tzuyu setelah lelaki itu berhasil menyusul Sana sampai di kamar. Lelaki itu langsung melingkarkan lengannya ke pinggang Sana yang sedang mengambil ponsel di atas meja nakas.
"Udah. Kamu?" tanya Sana segera
bergerak keluar kamar untuk menuju sofa ruang tengah. tengah.Tzuyu mengangguk pelan. Lelaki itu masih memeluk Sana selama perjalanan dari kamar menuju ruang tengah.
"Kalau udah makan, terus ngapain kamu ke sini? Bukannya istirahat di rumah," tanya Sana.
Tzuyu duduk di atas sofa dan segera menarik Sana untuk duduk di atas pangkuannya sembari menghadap televisi yang menyala. Lelaki itu meletakkan dagunya di atas pundak Sana.
"Kamu tanya ngapain aku ke sini? Itu beneran tanya karena nggak tahu atau pura-pura nggak tahu?"
Sana mengangkat bahu santai. Melihat itu sontak membuat Tzuyu semakin gemas.
"Aku kangen sama kamu," bisik Tzuyu.
"Please. deh, kemarin juga kamu datang ke sini. Masa udah kangen? Yakin kangen? Bukan horny?"
Tzuyu tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Sana.
"Aku beneran kangen, Sayang," ucap Tzuyu.
"Iya, deh. percaya," jawab Sana dengan nada tidak yakin.
"Kok kamu meragukanku gitu sih? Lagian aku nggak akan serang kamu kalau kamunya nggak godain aku."
"Idih, siapa yang godain situ?"
"Ohh ngak godain?, terus ini nggak pake bra, maksudnya nggak lagi godain aku?" tanya Tzuyu sembari menyentuh payudara Sana.
Sana tertawa mendengar ucapan Tzuyu.
"Nggak usah pegang-pegang," ucap Sana menjauhkan tangan Tzuyu di dadanya.
"Lalu, ini nggak pake celana dalam, maksudnya nggak lagi godain aku juga?" tanya Tzuyu sembari menyusupkan tangannya ke gaun tidur Sana.
Sana terkikik pelan. Perempuan itu memutar tubuhnya agar bisa dengan jelas menatap Sana.
"Kamu tergoda?" tanya Sana.
"Menurut kamu?"
Sana menyentuh sesuatu yang berada di balik ritsleting celana Tzuyu.
"Seperti biasa. Sudah bangun. Cepat sekali, Pak Dokter," bisik Sana.
Tzuyu dengan cepat-cepat menjauhkan tangan Sana dari bagian depan celananya.
"Nggak usah pegang-pegang," ucap lelaki itu meniru ucapan Sana beberapa saat yang lalu.
Sana mendengkus mendengar Tzuyu. Meski begitu lelaki itu kembali melingkarkan lengannya pada pinggang Sana.
"Tzu."
"Hmm?"
"Kamu beneran mau nikah sama aku?"
"Ya beneran lah. Kok kamu nanyanya gitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝚂𝚗𝚊𝚣𝚣𝚢
RomanceCantik, pintar, kaya, dan seksi. Empat hal yang diimpikan oleh para perempuan dan semua itu berada dalam diri seorang Minatozaki Sana. Sayangnya keempat hal tersebut tidak membuat seorang Chou Tzuyu serta merta bertekuk lutut di hadapannya. Karena...