Dahyun berdiri gelisah di depan lift yang berada di koridor perusahaan. Ia menunggu dengan sabar sampai sosok Sana muncul karena ingin mengatakan sesuatu padanya.
Dahyun tidak bisa membiarkan situasi di antara mereka ini terus berlanjut. Ini sudah bertahun-tahun. Ia harus menyelesaikan semuanya. Bila perlu dia akan bertanya apa yang harus ia lakukan agar Sana bisa seperti dulu lagi padanya.Dahyun menolehkan wajahnya menghadap seseorang yang sudah begitu sering ia lihat hari ini kembali muncul. Matanya mengawasi gelagat Tzuyu yang baru saja muncul dan nampak akan segera menuju lift yang berada di dekatnya.
"Kamu datang lagi?" tanya Dahyun.
Tzuyu nampak sedikit terkejut mengetahui Dahyun berada di sini. Ternyata Sana benar-benar peka akan keberadaan Dahyun yang menunggunya sepanjang hari.
"Saya datang untuk jemput Sana. Enggak disangka-sangka kita lagi-lagi bertemu," ucap Tzuyu ramah.
"Jemput Sana? Kenapa? Apa dia enggak enak badan? Masalahnya ini belum jam pulang."
"Entahlah, saya juga nggak begitu tahu. Permisi."
Tzuyu berlalu dan masuk ke dalam lift. Di dalam lift ia mengoceh dan mengumpat tidak jelas. Apa Dahyun itu tidak ada pekerjaan lain selain mengekori Sana ke mana-mana? Kenapa juga lelaki itu harus menganggu Sana? Yang mana hal itu juga menyebabkan Sana merepotkan Tzuyu untuk menjemputnya di jam kerja seperti sekarang?
Saat pintu lift terbuka, Tzuyu berjalan keluar dan segera menuju ke arah ruangan Sana yang sudah begitu hapal. Ia tidak ingin repot-repot untuk mengetuknya jadi ia langsung saja masuk dan melihat Sana yang sedang duduk santai dan nyaman di kursi kebesarannya.
"Oh! Lo udah sampai? Cepat juga." Respons Sana sekali lewat.
Tzuyu mengembuskan napas dan menutup pintu lalu segera berjalan mendekat.
"Ayo," ucapnya menyuruh Sana agar cepat beranjak. Rasanya hari ini dia hanya berkutat dengan segala hal mengenai Sana.
"Oke." Sana berjalan mendahului Tzuyu yang berada di belakangnya.
Ketika mereka berdua sudah berada di dalam lift menuju lantai bawah, Tzuyu melirik Sana yang berada di sampingnya. Jelas sekali perempuan itu gelisah.
"Aku nggak bermaksud mengejutkan dan menakuti kamu. Tapi Dahyun memang sedang menunggu kamu di lobi. Aku bertemu dengannya tadi," ucap Tzuyu.
"Dia beneran ada di sana?" tanya Sana. Kegelisahan tampak jelas dari mata perempuan itu.
"Apa sebegitu takutnya kamu sama dia?" tanya Tzuyu.
Sana buru-buru memperbaiki ekspresinya dan meluruskan pandangannya ke depan.
"Lo bercanda? Kenapa harus takut."
Sana cepat-cepat menyangkal.Tidak lama kemudian pintu lift terbuka. Meski sudah diberitahu Tzuyu, Sana masih saja merasa resah saat tatapannya langsung bertemu dengan Dahyun yang berdiri tidak jauh dari lift.
Tzuyu melangkah keluar pertama kali dari lift dan diikuti oleh Sana yang berada dibelakangnya.
"Sana?" Seperti yang diperkirakan, Dahyun segera menghampirinya.
"Ya, ada apa, hyun?" tanya Sana mencoba bersikap santai.
Dahyun melirik sejenak ke arah Tzuyu dan kembali lagi pada Sana
"Kamu sudah mau pulang? Kamu nggak enak badan?" Dahyun bertanya.
Tzuyu sekali lagi melirik ke arah Sana. Matanya beralih ke arah telapak tangan Sana yang nampak mengepal dengan gelisah. Kenapa rasanya konflik di antara kedua orang ini begitu terlihat serius?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝚂𝚗𝚊𝚣𝚣𝚢
RomanceCantik, pintar, kaya, dan seksi. Empat hal yang diimpikan oleh para perempuan dan semua itu berada dalam diri seorang Minatozaki Sana. Sayangnya keempat hal tersebut tidak membuat seorang Chou Tzuyu serta merta bertekuk lutut di hadapannya. Karena...