"Misal aku bilang kalau aku suka sama kamu... apa kamu bakal percaya?"
Sana memandang Tzuyu yang masih menatapnya lurus. Kepala wanita itu seperti sedang dipenuhi berbagai pertanyaan.
"Maksud lo apa tanya begitu?"
"Jawab aja. Apa kamu bakal percaya?"
Sana melirik ke kanan dan kiri. Sebenarnya tidak ada yang ingin dia lihat. Hanya saja dia merasa risi jika harus menatap Tzuyu saat ini.
"Lo... becandain gue?" Sana berbisik pelan.
"Jadi?"
"Jawabannya tentu gue nggak bakal percaya."
Tzuyu masih menatapnya. Kini Sana mulai berani membalas tatapan lelaki itu. Namun, setelah beberapa detik, Sana mendapati senyum puas dari Tzuyu.
"Good. Kamu masih bisa berpikir jernih ternyata."
Tzuyu mundur dari posisinya yang memang sedikit mendekatkan diri pada Sana. Lelaki itu mulai kembali memasang sabuk pengaman dan bersiap untuk menyetir.
"Aku cuma mau ngecek kamu baperan atau nggak. Kali aja kamu lupa mengenai kita gara-gara masalah sama Dahyun."
Sana melirik Tzuyu. Wanita itu nampak memikirkan sesuatu saat memandang wajah pria itu.
"Oh,ya Tzuyu."
"Hmm? Kenapa?"
Sana kini memilih benar-benar menoleh ke arah lelaki itu. Tzuyu ikut menoleh. Saat itu jugalah lelaki itu mendapati ekspresi tak terbaca dari wanita yang duduk di sampingnya.
"Kamu laki-laki baik. Makasih udah mau nemenin aku seharian ini."
Tzuyu menahan napas untuk beberapa detik. Difikirannya saat ini, Sana berterima kasih padanya? Sana berbicara dengan nada lembut padanya? Dan Sana memilih kata kamu daripada lo?
Tzuyu mulai tersadar dari pikiranya dan langsung kembali menjalankan mobilnya. Dia melirik ke arah Sana yang kini kembali bersandar dan memilih menghadap jendela.
"Tzuyu."
"Kenapa?"
"Jangan baper."
Tzuyu spontan mendengus mendengar ucapan Sana. Kekehan pelan terdengar dari lelaki itu. Ya, terima kasih kepada Sana karena sudah mengingatkannya.
🖤🖤🖤🖤🖤
Pagi hari ini Sana sudah duduk di kursinya. Matanya tertuju pada katalog yang kini sedang dia bolak-balik lembarannya. Sementara ada seorang wanita terus berbicara menjelaskan item-item yang ada di katalog itu, Sana hanya menganggukkan kepala seakan tertarik dan paham.
"Jadi, Bu Sana, semua item yang ada di katalog ini adalah edisi spesial dari kami. Hanya dibuat satu buah per item dan tidak akan diproduksi lagi demi menjaga kepercayaan para pelanggan. Tapi dari semua yang ada di katalog, kami di sini membawa satu buah wedding dress spesial dari yang terspesial."
Sana memandang datar saat wanita itu mulai mengeluarkan wedding dress spesial dari yang terspesial itu. Hari ini memang dia sudah ada pertemuan dengan pihak sponsor. Perusahaannya akan membuat
iklan tentang paket perencanaan pernikahan. Jadi, hari ini pihak desainer pun menggelar janji temu dengannya. Sana mengamati wedding dress special dari yang terspesial itu. Boleh Sana akui memang dress ini memiliki kelas yang berbeda dengan beberapa yang ada di katalog."Bagus. Saya setuju kalau wedding dress ini yang akan dipakai saat iklan nanti. Selanjutnya kita janji temu sama modelnya aja dulu," ungkap Sana.
"Gimana kalau Ibu saja yang coba pakai?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝚂𝚗𝚊𝚣𝚣𝚢
RomanceCantik, pintar, kaya, dan seksi. Empat hal yang diimpikan oleh para perempuan dan semua itu berada dalam diri seorang Minatozaki Sana. Sayangnya keempat hal tersebut tidak membuat seorang Chou Tzuyu serta merta bertekuk lutut di hadapannya. Karena...