Happy Reading!!
.
.
"selamat ya lita.."
"good job lit!"
"ibu bangga sama kamu lita.."
Lita mengerjab. Ternyata lomba lukis kemarin dia memenangkannya, walau bukan juara pertama. Setidaknya dia masih meraih piala untuk sekolahnya. Yah. Itu tidak terduga. Dan yang paling penting adalah hadiah uangnya. Tentu saja, ia memasukan uang itu kedalam tabungannya. Tidak mungkin dia pakai untuk berfoya-foya.
"selamat. Gue tau lo bakal berhasil." Arvin mengusak surainya dengan lembut. Senyumnya tak luntur dari wajahnya.
Lita dapat merasakan wajahnya perlahan memanas, jadi dia memilih hanya mengangguk dan menatap kearah lain. "um.. makasih.."
"oh iya..udah liat pengumuman seleksi dimading?" tanya Arvin. Lita mengerjab. Apakah hari ini pengumumannya? Dia tidak menyadarinya.
Arvin terkekeh. "lo pasti terlalu fokus ke uas kemaren sampe-sampe lo lupa pengumuman hasil seleksi keluar hari ini. Ayo, liat bareng." Ujarnya.
Seperti biasa Lita mengekori pemuda itu sampai akhirnya mereka sampai di mading. Disana sudah banyak siswa-siswi yang berkumpul untuk melihat hasil seleksinya.
Wahh.. Arvin berhasil lolos.. nilainya sempurna njirr.. encer banget otaknyaa
Hebat banget dia..iri gue sama otaknya..
Eh tapi si Zhafira kok bisa kalah ya sama siapa itu..
Iya yah..padahal kan dia pinter banget..
Ternyata ada yang lebih encer otaknya dari dia..
Hmm.. sepertinya Arvin lolos dengan nilai yang sempurna. Lita tidak bisa melihat nilainya. Tentu saja. secara dia kan pendek. Orang-orang didepan sana tingginya menghalanginya.
"gak bisa liat?" tanya Arvin retoris.
Arvin berjalan kearah kerumunan itu. "minggir!"titahnya yang sukses membuat orang-orang yang berkerumun disana sontak bergerak mundur memberi jalan. Tangan Arvin menarik lengan Lita kedepan sana.
Lita mencoba mengabaikan bisik-bisik dibelakangnya dan fokus menatap papan pengumuman itu. Wow.. ternyata nilainya nyaris sempurna. 98 dan zhafira ada dibawahnya dengan nilai 90. Yah.. semua seperti yang diceritakan. Zhafira hanya berhasil menjadi cadangan, walau nanti dia yang beneran maju olimpiade.
Lita mengerjab. Itu artinya sebentar lagi dia mati? Apa yang harus dia lakukan? Menghindar? Atau membiarkan alurnya berjalan sebagaimana semestinya?
"gue bersyukur lo yang jadi partner gue." Ujar Arvin yang menarik perhatian Lita.
"partner?"
Arvin mengangguk. "iyepp.. olimpiadenya kan dua orang, lo sama gue di kimia. Jadi kita partner.. gue seneng lo yang jadi partnernya.."
"emang kenapa kalau bukan aku?" tanya Lita penasaran.
"hmm.. ya nggak kenapa-kenapa sih. tapi lebih baik lo, karena gue pengennya lo bukan yang lain." Jawabnya.
Lita mengerjab. Ugh. Lagi-lagi jantungnya berulah. "k-kalau Zhafira gimana?" tanyanya.
Arvin tampak berpikir. "hmm.. gak papa. cuma, kalau dia yang jadi partner gue, bisa jadi temennya itu bakal ikut." Ujarnya tampak masam.
"kamu nggak suka temennya?"
Arvin mengangguk. "orangnya nyebelin. Bikin risih. Modus mulu. Nggak suka gue." Balasnya dengan tegas.
![](https://img.wattpad.com/cover/317473152-288-k449005.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Figuran: Meaning Of Life (END)
Teen FictionNabil si gadis desa yang putus sekolah dan bekerja membantu kakek neneknya. Akibat suatu kejadian dia harus meregang nyawa dan terbangun di ruangan asing yang menurutnya sangat mewah. Lita, figuran yang hanya pernah disebutkan namanya dan namanya m...