Happy Reading!!
.
.
Lita sudah kembali kesekolah, walau ragu tapi setidaknya dia memiliki dua orang yang membelanya err tiga kalau kakak tirinya itu dihitung juga. Arvin bahkan sudah menunggunya didepan kontrakan pagi itu. Katanya bareng, biar semua orang tau kalau Arvin itu ada dipihak dia.
"Lo tenang aja. Kakak gue sama kakak lo, bakal beresin masalah disekolah. Nggak bakal ada yang berani kurang ajar lagi sama lo." Ujarnya. Walau sebenarnya itu sama sekali tidak menenangkannya.
Lita was-was, apa yang akan mereka lakukan untuk itu? dia takut konsekuensinya. Bayangin kalau nanti mereka malah balas dendam kedirinya. Kan gaswat.
"tenang aja Lit, lo punya gue.. nggak ada yang berani macem-macem sama bagaskara." Ujarnya lagi dengan songongnya.
Lita hanya mengangguk pasrah. Pasti bakal ada banyak drama nanti. Dan dia pasti terlibat, karena dialah pusatnya. Menyebalkan. Hidup sebagai figuran ternyata tidak semenyenangkan kedengarannya.
.
Keduanya sampai di sekolah, Lita turun dari mobil yang dikendarai oleh Arvin. Tatapannya lurus ketanah, enggan menatap kesekelilingnya. Ia dapat mendengar ucapan-ucapan dari orang-orang disekitarnya. Dan suara itu semakin heboh ketika Arvin dengan entengnya mengenggam tangannya dan menariknya mendekat kearahnya.
Arvin kemudian merangkul bahunya, suara-suara itu tak lagi menganggu. Yang menganggu sekarang adalah suara detak jantungnya yang menggila. Lita khawatir jantungnya itu akan jatuh kalau berdetak secepat itu. Kan nggak lucu kalau jantungnya jatuh ke dalam perutnya.
Lita mendongak menatap Arvin, Arvin tampak tersenyum padanya. Kemudian pemuda itu menunduk dan berbisik ditelinganya. "biar semua orang tau lo punya gue.. dan kalau ada yang macem-macem sama lo berarti dia harus berurusan dengan gue." Ujarnya.
Orang-orang terutama para siswi yang fansnya Arvin langsung menjerit tak terima melihat adegan itu. Dan tentu saja itu tidak diindahkan oleh Arvin.
Brian dkk, menghampiri Arvin dan Lita. Brian menatap Arvin seakan meminta jawaban. David nyengir seperti biasa. Damian sudah pergi duluan, dia harus ngurus osisnya. Hilmi menatapnya dengan sebelah alis terangkat.
"udah taken nih?" celetuk Hilmi yang dibalas nyengir oleh Arvin.
Tentu saja. Arvin mengingat kembali hal yang terjadi kemarin. Mulai dari pelukan tiba-tiba hingga, pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh Lita. Dan terakhir hal yang paling membuat pemuda itu merasa bibirnya mungkin sobek karena kebanyakan senyum. Lita bersedia jadi kekasihnya. Lebih tepatnya dia akan mencoba dan mempelajari perasaannya lebih dalam bersamanya. Tentu saja Arvin senang dengan jawaban gadis itu. Mengingatnya saja membuat Arvin nyengir bahagia.
Brian menatap Lita. Tangannya terulur, ia mengusak surai gadis itu. "tenang aja. Hari ini masalahnya akan selesai." ujarnya. Lita menatap kakak tirinya itu sebelum mengangguk pelan.
.
Saat istirahat, Lita berencana menghindari kantin hari ini. Namun Arvin berkata lain. Katanya, hari ini adalah hari penentuan. Jadi dia harus ada disana. Pemuda itu dengan santainya membawanya kekantin tempat teman-temannya berkumpul. Semua terlihat biasa saja, Brian dkk lengkap. Zhafira dan temannya juga ada disana. Lita terus mengalihkan pandangannya dari teman Zhafira yang menatapnya tajam. Seakan-akan gadis itu adalah hantu gentayangan yang punya dendam padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Figuran: Meaning Of Life (END)
Fiksi RemajaNabil si gadis desa yang putus sekolah dan bekerja membantu kakek neneknya. Akibat suatu kejadian dia harus meregang nyawa dan terbangun di ruangan asing yang menurutnya sangat mewah. Lita, figuran yang hanya pernah disebutkan namanya dan namanya m...