Another

343 76 9
                                    

Hai ... jadi, cerita ini sudah dibukukan tahun lalu untuk koleksi pribadi. Sengaja di Unpub karena memang mau dibedah dulu, dan sekarang saya munculkan lagi dengan versi yang sedikit ada perubahan.

Selamat membaca, ya, terima kasih.

________

Hubungan Abay dan Kyla benar-benar selesai. Tiga bulan kemudian ia mendapatkan undangan pernikahan wanita itu. Kyla dijodohkan dengan seseorang yang terlihat sangat jauh lebih baik dari sang mantan pacar. Abay menatap undangan yang datang ke rumah bundanya dengan senyum sinis. Lalu meletakkan kembali ke atas meja.

"Jadi anak tuh serius dong, Bay, jangan mainin perasaan orang," tegur bunda sambil mengaduk adonan makaroni panggang permintaan Rayner.

"Jiddahhh... masih lama makaroni panggangnya? Ray laper," tanya Ray yang memanggil neneknya dengan panggilan jiddah atau nenek dalam istilah Arab.

"Tinggal masuk oven, sabar cucu jiddah paling cakeppp …." Bunda Abay mencolek hidung mancung Rayner.

Yasmine dan suaminya--Kakak kedua Abay--sedang berkunjung ke rumah bunda, kehamilan Yasmine sudah masuk bulan ke delapan, ini cucu kedua bunda.

"Bun, ummi Rayner masih lama di Belanda? Belajar nggak selesai-selesai ummi Ray." Yasmine memang lebih senang memanggil kakak perempuannya dengan panggilan 'ummi Rayner', sejak kelahiran Ray.

"Masih, satu atau dua minggu lagi katanya." Bunda membuka oven lalu memasukan adonannya. "Kakak mu itu bukan nggak selesai-selesai belajarnya, tapi memang diharuskan." lanjut bunda yang direspon cengiran Yasmine.

"Ray, Onti Yas mau tanya dong." Yasmine duduk perlahan di sebelah keponakannya itu. *onti = tante.

"Hmm," jawab Rayner sambil membaca buku cerita.

"Miss Jihan apa kabar?" tanya Yasmine sambil membelai kepala Rayner.

"Oh, udah satu minggu Miss enggak ke tempat Ray dititipin onti," jawabnya. 

"Kenapa?"

"Gak tau, padahal ... Ray kangen miss Jihan." Rayner menunduk.

Di sudut sofa. Kuping Abay stand by mendengarkan ocehan keponakannya itu.

Pantas saja Rayner tidak semangat ke sana seminggu ini. Ujar Abay dalam hati.

"Semoga senin besok Miss Jihan sudah bisa ke tempat Ray ya." Yasmine mencium pucuk kepala Rayner. Anak kecil nan tampan itu mengangguk.

***

"Aba, aba jangan khawatir. Nanti Jihan cari kerja sambilan lagi. Kuliah kan udah selesai. Tinggal wisuda bulan depan." Aba mengangguk. Jihan membawa piring kotor bekas makan mereka ke dapur.

Dua minggu lalu Aba terkena pengurangan karyawan. Sehingga mau tidak mau, Jihan harus putar otak untuk mencari pekerjaan lain. Satu minggu ia izin tidak ke tempat penitipan anak, ia mencari pekerjaan lainnya yang bergaji lebih tinggi. Tapi nihil, beberapa perusahaan yang tertarik mewawancarai selalu menanyakan ijazahnya. Berhubung belum wisuda, jadi ijazah pun tidak bisa didapatkan.

Ponsel Jihan berbunyi. Ia melihat nama Sarah di layar.

"Assalamualaikum, ya, Sar."

Senyawa (Repost) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang