Neva sangat bersyukur dalam hati karena tanaman itu ada di dunia ini. Meski mungkin berbeda sebutannya. Tetapi tak masalah, asalkan ada. Dengan begitu, dia bisa membuatkan ramuan herbal alami untuk luka Ellio.
"Selesai!"
Neva menepukkan tangan lega selesai membalut luka putranya dengan obat tumbuk.
Kemudian dia menyuruh Ellio duduk manis di tempatnya. Neva memperhatikan lelaki kecil yang kurus dan lusuh itu. Si kecil tampak sangat menyedihkan.
Eh, sebentar, sebentar...
Lusuh?!
Neva baru menyadari kalau sedari tadi dia kurang memperhatikan penampilan lelaki kecil itu karena terfokus pada lukanya. Lihatlah pakaiannya yang begitu lusuh. Tubuhnya yang kusam dan kotor, tampak berdebu. Dekil sekali!
Hati Neva mencelus melihat keadaannya. Tanpa peduli apapun, Neva segera memeluk lelaki kecil itu. Air matanya lolos tanpa disadari. Sungguh memprihatinkan sekali keadaan Ellio kecil!
Kenapa si Nevara Parrish itu begitu tega?!
Kenapa dia jahat sekali kepada darah dagingnya sendiri?!
Ellio yang tiba-tiba dipeluk ibunya tanpa sadar menegang. Tapi karena merasa nyaman dia kembali membalas pelukan ibunya walau wajahnya penuh kebingungan. Dia tak tahu mengapa ibunya tiba-tiba berinisiatif memeluknya. Tetapi ini sangat hangat! Ellio suka.
"Ellio mau ibu mandikan?" tanya Neva sambil memandang si kecil dalam pelukannya.
Ellio mengerutkan dahinya bingung. Tiba-tiba dia teringat kalau dirinya kotor. Apa jangan-jangan dia bau sehingga ibunya menyuruhnya mandi?
Ellio kecil merasa malu. Ya, dia sangat kotor dan jarang mandi. Dia takut an cemas kalau ibunya akan menjauhinya lagi karena dirinya yang kotor. Jadi, dia harus segera membersihkan dirinya!
"Ellio bisa mandi sendiri, Bu!" jawab Ellio dengan menunduk. Mungkin karena terbiasa mandiri, lelaki kecil itu tak ingin menyusahkan ibunya.
Neva yang mendengar perkataan Ellio kecil mengerutkan keningnya. Apalagi ditambah tingkahnya yang menunduk, apakah lelaki itu sebenarnya mau tapi malu atau takut, mungkin?
"Apa Ellio tidak mau dimandikan oleh ibu?" tanya Neva lagi, kali ini dengan menampilkan raut sedihnya.
Ellio rasanya ikut sedih melihat raut sedih ibunya. Lelaki kecil itu merasa bersalah. Jadi, dia dengan cepat menggeleng, menyangkal perkataan ibunya. "Tidak-tidak, Ellio mau dimandikan ibu. Ellio ingin sekali, hiks!"
Tanpa sadar lelaki kecil itu kini sudah menangis sesenggukan. Neva begitu tak tega lebih mengeratkan pelukannya.
Begitu acara peluk-memeluk itu usai, Neva langsung mengajak Ellio ke kamar mandi. Memandikan lelaki kecil itu dengan lembut. Dia ingat kalau di dunia ini pasti tidak ada pasta gigi, sabun dan sampo, dia harus mencari alternatif untuk itu. Kalau para bangsawan, Neva tahu mereka pasti memakai wewangian entah apa itu, yang tentunya harganya mahal. Dari kalangan rakyat biasa, mungkin hanya beberapa yang bisa membelinya.
Neva berpikir dia akan membuat perlengkapan mandinya sendiri dari bahan-bahan alami, walau hasilnya tak sesuai nanti —karena itu juga bukan bidangnya— tak masalah. Dia membuat itu bukan untuk dijual tetapi hanya dipakai dirinya sendiri dan mungkin—Ellio.
Di sisi lain, Ellio begitu senang dimandikan oleh ibunya. Mungkin ini pertama kalinya sejak dia besar dimandikan oleh sang ibu (padahal umurnya masih lima -_-). Dia sendiri tak ingat apakah sewaktu bayi dia pernah dimandikan sang ibu, karena seingatnya kebanyakan kakek tua disebelah rumahlah yang merawatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mother Of The Villain [END]
FantasyNevara Braverlyna, seorang wanita lajang tiga puluh tahun yang juga merupakan desainer terkenal hendak menghadiri sebuah pameran busana kelas dunia, namun nahasnya pesawat yang ditumpanginya mengalami kecelakaan. Dia pun meninggal dalam kejadian ter...