Part 28 | Face to Face

76.1K 10.8K 180
                                    

Royal Jasmine. Seperti namanya, kedai ini merupakan kedai mewah kelas atas. Dimana kebanyakan pengunjungnya adalah para bangsawan. Kedai ini bukanlah kedai teh seperti pada umumnya tapi lebih ke restaurant.

Desain interior kedai ini sangat mewah dan elegan, dengan ornamen-ornamen yang menghiasi pinggiran dinding serta atapnya. Membuat mata pengunjung dimanjakan akan kemewahannya.

Neva dan Ellio masuk. Untung saja mereka tidak terlalu mencolok. Dengan pakaian elegan yang di desain Neva sendiri, membuat mereka tampak seperti bangsawan.

"Maaf, dimana tempat Jenderal Algerion?" Neva bertanya pada salah satu pelayan yang berdiri, tampak menunggu seseorang.

Pelayan itu merespon dengan cepat. "Oh, Anda Nyonya Nevara Parrish dan putranya. Tempat Jenderal berada di lantai dua ruang 07. Mari saya antarkan!"

Mereka tiba di ruang sang Jenderal. Tak dipungkiri Neva merasa sangat gugup. Dia tak tahu pembicaraan ini akan berakhir seperti apa. Apakah Jenderal benar-benar hanya ingin menjadikan Ellio muridnya? Atau karena Jenderal sudah curiga kalau Ellio adalah putranya?

Tangannya menggenggam erat tangan mungil Ellio. Seakan tak mau terpisahkan dengannya. Dia benar-benar takut jika usai pembicaraan ini, Ellio akan diambil darinya.

Tok! Tok!

"Salam, Yang Mulia Jenderal! Nyonya Nevara Parrish beserta putranya telah tiba." Sang pelayan menginfokan.

"Masuklah!"

Mereka masuk setelah mendengar suara itu. Di dalam ruangan, terlihat seorang lelaki dewasa duduk dengan penuh aura keanggunan. Posturnya tampak tegas dan berwibawa. Membuat Neva semakin gugup dibuatnya. Tidak tahu saja dia kalau Algerion sebenarnya agak gugup karena akan bertemu dengan putra serta ibu putranya itu. Hanya saja dia pandai menyembunyikannya. Jadi tak ada yang tahu. Oh ya, saat ini lelaki itu hanya sendiri tanpa membawa sekretarisnya.

"Sa-salam, Yang Mulia Jenderal!" Neva memberi hormat dengan tergagap, lalu wanita itu dengan cepat menunduk tanpa berani menatap lelaki di depannya. Aish, dirinya ini sungguh terlalu gugup!

Ellio tanpa diperintah segera mengikuti ibunya. "Salam, Yang Mulia Jenderal."

Algerion mengangguk sebagai jawaban. Ekspresinya tetap dingin seolah tak ada seorangpun yang dapat mendekatinya. "Duduklah!"

Neva dan Ellio pun duduk di seberang Jenderal, dengan tangan yang masih bertautan. Algerion sebenarnya bisa menebak ekspresi Neva walau wanita itu menyembunyikan kegugupannya dengan baik.

Sedangkan si kecil Ellio menatap Jenderal kagum.

Siapa sih bocah yang tak senang melihat pahlwan atau idolanya ada di depan mata?

Itulah yang dirasakan Ellio.

Kalau saja, bocah itu tahu kalau Algerion adalah ayahnya. Entah apa ekspresi yang akan ditampilkannya?

"Kalian sudah tahukan tujuan saya memanggil kalian kemari." Algerion langsung berkata tanpa basa basi. Kemudian lelaki itu mengalihkan pandangnya pada sang putra. "Dan untukmu Galellio, saya telah melihat bakatmu sehingga ingin menjadikanmu muridku. Apakah kau bersedia?"

"Jen-Jenderal saya... " Ellio yang ditanya menjawab dengan ragu sambil merilik ibunya. Dia ingat kalau ibunya sebelumnya tak mengizinkannya. Apakah kali ini masih sama?

Namun, seakan mengetahui pikirannya, Algerion segera menyela. "Tunggu, jangan menolak dulu!"

Lelaki itu menatap lurus Neva. "Mrs. Neva, apakah Anda akan mengizinkan putra Anda seandainya dia ingin menjadi murid saya?"

Mother Of The Villain [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang