Neva kini tengah menunjukkan keahliannya dalam mendesain pakaian. Karena ini mirip zaman kerajaan di abad pertengahan, Neva mendesain sebuau gaun berlengan panjang yang cocok untuk zaman ini. Dia lebih mendesain ke arah gaun pesta para wanita bangsawan.
Neva sendiri tak yakin akankah desainnya ini akan laku. Di sekitar desa kecil yang ditinggalinya ini, hanya di kota kecil yang ada bangsawan Baron. Beruntungnya, letak pasar yang didatangi sebelumnya ada di kota kecil tersebut.
"Wah, bagus sekali gambaran ibu!" puji Ellio dengan mata penuh binar kekagumannya pada sang ibu.
Teringat sesuatu, Neva kemudian mengambil sebuah kertas dan pena bulu yang dibelinya. Dia menyerahkan keduanya pada Ellio.
Ellio mengerut bingung. Dia tak mengerti mengapa ibunya memberikan kedua benda berharga ini padanya. Bagi Ellio kertas dan pena bulu sangatlah berharga, jelas semuanya mahal.
"Untuk belajar menulis Ellio, ya."
Ellio memelototkan mata terkejut. Ternyata ibunya memberikan kertas padanya untuk berlajar menulis. Bukankah ini terlalu boros?!
"Apakah tidak apa-apa, Bu? Bukankah ini membuang-buang uang?" tanya Ellio dengan cemas.
Neva terpukau dengan kebijaksanaan putra kecilnya. "Tidak, itu tidak membuang-buang uang! Lagipula kertas ini juga digunakan untuk belajar jadi itu masih ada gunanya."
Setelah mendengar penjelasan ibunya, Ellio mengangguk paham. Tak dipungkiri jika si kecil itu sangat senang dalam hatinya. Ibunya kini sangat baik padanya!
Ellio mulai menulis huruf-huruf yang diajarkan Neva sebelumnya. Sebelumnya, karena hanya menggunakan arang tulisan Ellio jadi sangat buruk dan besar-besar. Maklumlah, waktu itu pertama kalinya lelaki kecil itu belajar. Jadi, semua itu dapat dimaklumi.
Kini, akhirnya dia bisa belajar memakai pena. Tentu, Ellio akan lebih berhati-hati dalam menulisnya. Jika dia tak hati-hati akan ada banyak kesalahan yang tentunya boros tinta. Ellio tak mau seperti itu!
Betapa baiknya lelaki kecil itu!
Neva yang telah menyelesaikan beberapa desain baju melihat bahwa putra kecilnya juga telah menyelesaikan tulisannya dengan hati-hati.
Benar saja, dapat dilihat dari tulisan ini bahwa si kecil Ellio sangatlah berbakat!
Gaya tulisan yang indah dan tajam. Padahal si kecil baru kemarin belajar menulis. Tulisannya sebelumnya agak besar-besar dan cukup jelek. Awalnya, Neva kira karena awal belajar menulis mungkin Ellio masih agak kesusahan, tetapi siapa sangka hanya berganti pena saja lelaki kecil itu mulai menunjukkan bakatnya. Luar biasa sekali!
"Bagus sekali tulisan Ellio! Putra kecil ibu sangatlah pintar!" puji Neva membuat Ellio tersipu malu dipuji ibunya.
"Sekarang, kita akan belajar merangkai kata. Apakah Ellio sudah bisa menulis nama Ellio sendiri?"
Perkataan Neva membuat Ellio mengernyit bingung. "Menulis nama Ellio?"
"Iya. Sini ibu beri contoh!" Neva mengambil satu lembar kertas lagi, mencontohkan kepada Ellio bagaimana cara merangkai kata.
"G-A-L-E-L-L-I-O P-A-R-R-I-S-H." Neva mengeja sembari menuliskan kata-kata.
"Galellio Parrish, nama lengkap Ellio!" seru Neva setelah selesai menulis rangkaian nama Ellio.
"Nah, Ellio sudah bisakan?" tanya Neva memanndang putra kecilnya dengan penuh perhatian.
"Ellio akan mencoba menulis sendiri, Bu!"
Sembari itu, Neva ke dapur untuk menyiapkan makan malam mereka berdua. Kini dia sudah memiliki banyak bahan makanan dari pada sebelumnya sehingga Neva berpikir dia bisa membuat makanan yang lebih nikmat. Ellio kecil pasti akan menyukainya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Mother Of The Villain [END]
FantasyNevara Braverlyna, seorang wanita lajang tiga puluh tahun yang juga merupakan desainer terkenal hendak menghadiri sebuah pameran busana kelas dunia, namun nahasnya pesawat yang ditumpanginya mengalami kecelakaan. Dia pun meninggal dalam kejadian ter...