Part 12 | An Impression

99.1K 13K 238
                                    

Usai makan malam, Neva meneruskan pekerjaannya membuat draft desain batch dua yang akan dijualnya. Ellio sendiri duduk di samping ibunya, seperti biasa yaitu belajar menulis dan membaca. Kini, pria kecil itu sudah lancar keduanya dan hanya perlu mendalami ulang saja.

Algerion ikut duduk disana memperhatikan dua orang, yang besar sedang mendesain sebuah draft pakaian, yang kecil belajar membaca. Hanya dirinya yang duduk santai seakan tak ada kerjaan.

Algerion mengamati keduanya. Mereka terlihat sangat fokus pada masing-masing kegiatannya. Lelaki itu memperhatikan Neva, dia baru tahu kalau ternyata wanita itu bisa mendesain sebuah pakaian.

Kenapa dia tak tahu sebelumnya?

Dalam catatan investigasi, sama sekali tak ada kemampuan itu.

Ah, Algerion seakan lupa kalau sifat si Nevara itu bahkan telah berubah. Semuanya tak ada yang cocok dengan investigasi kan?!

Benar, benar!

Tapi kalau sifat yang berubah bisa saja seseorang itu menyembunyikan sifat aslinya. Namun kalau berhubungan dengan kemampuan atau bakat, tidak mungkin untuk menjadi mahir dalam sekejab!

Sebenarnya, ada apa ini?

Benarkah wanita di depannya ini si Nevara yang telah berhubungan secara tidak sengaja dengannya dulu?

"Yeay, Ellio sudah tamat membaca buku ini, Bu!" Buku yang dimaksud Ellio adalah buku cerita bergambar yang dibeli saat pertama kali ke pasar.

"Bagus sekali!" puji Neva membuat si kecil itu senang.

"Nanti ibu akan membelikan Ellio buku lagi. Apa Ellio mau?" lanjutnya menawarkan.

"Mau! Mau!" Ellio menjawab antusias.

"Baiklah, karena sekarang sudah malam, Ellio tidur dulu ya! Nanti ibu akan menyusul."

"Baik, Bu!"

Neva masih lanjut menggambar desainnya, ditemani oleh Algerion. Keduanya diam tanpa ada yang bersuara. Neva sibuk dengan kerjaannya. Algerion sendiri sibuk dengan pikirannya. Entah apa yang dipikirkan lelaki itu.

Sebenarnya yang dipikirkan lelaki itu adalah bagaimana tentang kelanjutan hidupnya. Apakah dia harus membawa Ellio saat kembali ke kediamannya bersama sang ibu atau tidak?

Tentu dia harus kembali bukan?

Tak selamanya dia akan ada disini dan hanya menjadi pengamat kehidupan mereka.

Sebenarnya bisa saja Algerion mengungkap identitasnya saat ini. Dia juga bisa langsung membawa Ellio kembali bersamanya. Bahkan jika Neva menolak, wanita itu takkan bisa melawannya!

Tentu saja, siapa yang bisa melawan keinginan Jenderal Agung Algerion Eckbert kita ini?!

Selain sang raja, tampaknya tak ada lagi yang bisa melawannya.

Tetapi Algerion tak tahu kenapa dia merasa ragu. Tidak biasanya dirinya seperti itu?

Apa semua karena perubahan wanita itu —yang menjadi lebih menyayangi putranya?

Algerion sendiri masih bingung. Lelaki itu bahkan tak menyadari kalau kesannya terhadap Nevara perlahan telah berubah.

"Oh ya, apa saya bisa mempelajari sihir juga, Rio?"

Tiba-tiba Neva bersuara, memecah keheningan diantara mereka. Bahkan Algerion melihat wanita itu sudah mengemas semua peralatan desainnya. Kenapa dia tak tahu?

Sejak diserang serigala tadi siang, Neva telah berpikir keras dan merasa bahwa dirinya perlu belajar membela diri atau sihir. Dengan memiliki salah satu dari skill itu dia bisa melindungi Ellio maupun dirinya sendiri nanti.

Ada dua pilihan antara belajar bela diri atau sihir, tetapi Neva tak yakin tentang opsi kedua, dimana dia mempunyai bakat sihir atau tidak karena tak setiap orang punya.

Algerion menaikkan alis terkejut. Tak menyangka kalau Neva akan menanyakan ini padanya. "Saya tak tahu karena saya tak bisa melihat fluktuasi sihir dari diri Anda."

Neva menunduk kecewa. Dia merasa sedih juga. Ah, sepertinya benar kalau dia sama sekali tak berbakat dalam sihir!

Melihat wanita yang tampak lesu itu, Algerion melanjutkan, "Namun, bisa jadi karena Anda belum pernah membangkitkan sihir Anda sehingga potensi anda masih tak diketahui."

Mata Neva kembali berbinar, "Benarkah?!"

"Hmm."

Entah kenapa Algerion merasa senang melihat wanita itu bahagia.

**

Keesokan harinya, setelah Ellio menyelesaikan latihannya, Algerion telah bersiap untuk mengajar Neva secara gratis. Anggap saja sebagai balas budi karena telah menyelamatkannya.

Ellio yang mengetahui ibunya akan belajar sihir juga dengan senang hati menonton dari pinggir. Lelaki itu memilih duduk di bawah pohon besar sembari memperhatikan ibunya.

Ibunya luar biasa! Pasti bisa mengeluarkan sihir hebat!

Neva mengikuti instruksi Algerion untuk membangkitkan sihir dalam tubuhnya. Sebenarnya cukup sulit baginya—yang tak lagi muda— untuk membangkitkan sihir. Waktu terbaik adalah saat masih anak-anak seusia Ellio begitu, atau setidaknya dibawah usia delapan.

"Bagaimana, apakah sudah terasa?" Algerion bertanya meski tak melihat fluktuasi sihir sama sekali dari tubuh Neva.

Neva menggeleng. Dia sudah lama mencoba membangkitkan sihirnya tapi tetap tak bisa. Apa karena dia sudah cukup tua? Atau memang karena tak memiliki bakat sihir?

"Coba lagi!" titah Algerion dengan kejam.

Neva kemudian mengingat-ingat baik cerita maupun anime isekai yang main character-nya tiba-tiba menjadi hebat setelah pergi ke dunia lain.

Kalau dipikir-pikir dia yang sama dengan mereka, kenapa tak memiliki kekuatan hebat sama sekali?

Ah, lagipula dalam anime atau novel-novel isekai itukan semua fiksi! Bukan kenyataan!

Sedang yang dialaminya kenyataan!

Ternyata, kenyataan tak seindah ekspektasi yaa!

Neva kemudian mencoba membangkitkan sihir dengan cara-cara yang ada di anime maupun novel fiksi itu!

Coba saja! Ada pepatah mengatakan 'lebih baik mencoba kan dari pada tidak.' Begitulah pikirnya.

Beberapa cara telah dicoba Neva tetapi tak mempan, awalnya Neva hampir putus asa mengira dirinya sama sekali tak memiliki bakat sihir sedikitpun. Namun Neva tak rela. Dia tak menyerah. Dan, ketika dia mencoba cara lain yang dipikirnya juga takkan berhasil. Ternyata cara itu berhasil!

Tidak sia-sia dia menonton anime atau membaca novel di waktu luangnya!

Neva sendiri lupa darimana cara yang dipakainya ini, entah itu anime atau novel. Karena terlalu banyak yang dilihatnya sampai dia terkadang mencampuradukkan semua. Keduanya memang berbeda, tetapi saat membaca novel terkadang Neva membayangkan tokohnya dengan tokoh yang ada pada anime sehingga karena itulah menjadi tercampur aduk.

Di sisi lain, Algerion tiba-tiba merasakan fluktuasi sihir yang keluar dari tubuh Neva. Ellio juga merasakan hal tersebut dari ibunya. Meski lemah namun berhasil. Ini lebih baik dari pada tidak!

"Aku berhasil!" teriak Neva senang, wanita itu juga menatap Algerion dengan wajah sumringahnya. Tatapannya sontak membuat Algerion tertegun. Merasa terpesona sejenak.

Tiba-tiba tersadar dengan apa yang dilakukan, Neva segera mengalihkannya pada Ellio. Wanita yang salah tingkah itu berjalan cepat menghampiri Ellio dan emmeluknya erat. "Ibu berhasil, Sayang!"

"Iya, ibu hebat!"

Meski tak sehebat dirinya, tetapi dimata Ellio ibunya adalah yang terhebat.

Algerion juga merasa kesal pada dirinya yang aneh. Kenapa bisacbisa terpesona dengan senyum wanita itu tadi?!

Tetapi memikirkan kembali senyuman indahnya, membuat gelenyar aneh muncul di hatinya. Ada apa dengan dirinya?

**

Tbc.

Don't forget to vote and comment:)

Mother Of The Villain [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang