Part 10 | Genius Child

108K 14.1K 184
                                    

“Ellio, sekarang paman ini akan menjadi guru Anda. Paman ini akan mengajari Anda senjata dan sihir. Apakah Ellio senang?”

Ellio tak menyangka paman yang ditolong ibunya kini menjadi gurunya –guru yang akan mengajarinya senjata dan sihir.

Sejak dulu, dia selalu mengharapkan bisa belajar sihir. Apalagi melihat anak-anak lain yang dapat menggunakan sihir dan pamer kepadanya. Dia ingin sekali bisa juga. Tetapi, karena dulu ibunya terlalu pelit dan jahat, dia tak berani meminta semua itu. Bahkan saat ibunya sudah menjadi baik dan mempunyai banyak uang seperti yang sekarang, Ellio masih tidak berani mengatakan keinginannya. Bisa belajar membaca dan menulis saja sudah sangat disyukuri oleh Ellio. Jadi, dia tak berani meminta lebih.

Sekarang dia bisa mempelajari sihir! 

Tentu saja Ellio sangat senang. Dia akhirnya bisa mempelajari hal yang begitu diinginkannya. Dengan sihir, Ellio bisa menjadi kuat dan melindungi ibunya!

"Iya, Bu! Ellio senang sekali!”

“Bagus, kalau begitu, panggillah paman ini guru mulai sekarang!”

“Guru, tolong ajari Ellio! Ellio akan patuh dan mendengarkan perkataan guru!” ujar Ellio sopan.

Algerion tertegun sejenak mendengar panggilan putranya. Ah, sebelumnya putranya memanggilnya paman. Kini berganti menjadi guru.

Kapan putranya akan memanggilnya ayah?

Algerion tanpa sadar menantikan hari itu.

Pelatihan pertama mereka langsung dimulai. Algerion melatih Ellio di hutan belakang rumah agar tak diketahui banyak orang. Bukan karena apa, dia hanya tak ingin menarik perhatian saja.
Jadi lelaki itu memilih tempat yang cukup luas yang tak banyak ditumbuhi pepohonan. Semua itu semata-mata agar tidak terlalu menimbulkan kerusakan.

Jika banyak pohon yang rusak akibat pelatihan sihir mereka, pasti akan menimbulkan kekacauan warga sekitar. Algerion tak menginginkan hal itu terjadi.

"Baik, mari kita mulai latihan pertama."

"Pertama-tama, Ellio, kau harus bisa merasakan energi sihir yang ada dalam dirimu."

"Mungkin akan sedikit sulit pada awalnya karena kau harus mendeskripsikan sendiri bagaimana rupa energi sihir itu."

"Rasakan saja, semua akan terasa berbeda jika kau sudah merasakannya."

Ellio mengangguk lalu mengikuti instruksi gurunya dengan patuh. Lelaki itu awalnya bingung bagaimana harus merasakan energi sihir. Tetapi kata guru dia harus mendeskripsikan sendiri bagaimana energi sihir itu. Bagaimana?

Ellio berpikir keras dengan mata terpejamnya. Energi sihir? Bagaimanakah rupanya?

Ellio membayangkan sebuah energi dari partikel-partikel sekecil debu mengelilingi tubuhnya. Ya, dia merasakannya. Dia berhasil. Dia bahkan bingung kenapa bisa membayangkan hal seperti itu. Padahal dia tak mengetahui apapun sebelumnya. Seakan pikiran itu tiba-tiba muncul dibenaknya.

Melihat energi sihir yang mengelilingi muridnya, Algerion menaikkan sudut bibirnya tipis. Tanpa diketahui siapapun dia tampak bangga.

Itu putranya!

Pantas jika disebut jenius!

"Selamat, Ellio. Kau berhasil pada langkah pertamamu!"

Ellio kini membuka matanya. Menatap gurunya menunggu instruksi selanjutnya.

"Selanjutnya, mari kita latih sihir dasar dulu."

Perlu diketahui, sihir disini bukanlah sihir elementalis yang khusus pada elemen-elemen tertentu. Tetapi, sihir disini dapat menggunakan semua elemen dan sihir-sihir lainnya. Namun, beberapa orang terkadang masih memilih salah satu elemen sihir sebagai jurus andalan mereka.

Mother Of The Villain [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang