Neva tak kesusahan mencari kios untuk bisnisnya. Semua berkat bantuan Rio yang memperkenalkannya pada seorang pemilik kios yang akhirnya disewanya. Tak tahu saja Neva kalau sebenarnya kios tersebut merupakan salah satu properti rahasia milik Algerion.
Setelahnya, wanita itu mulai menata kios dengan gaun-gaun yang telah dipersiapkannya selama ini. Tidak banyak gaun karena Neva sendiri tak punya banyak modal. Jadi, gaunnya ekslusif untuk beberapa pembeli pertama. Walau nanti akan ada yang meniru, tetapi Neva sendiri yakin dengan karyanya serta kualitas gaun buatannya.
Teng! Teng!
Suara lonceng berbunyi. Tanda ada tamu. Neva yang tengah membereskan beberapa hal mengakhiri pekerjaannya untuk sementara, lalu hendak melihat siapa yang datang.
"Rio?"
Ternyata itu Rio. Lelaki itu berdiri di depan pintu dengan perawakan gagahnya. Membuat Neva bertanya-tanya apa gerangan kali ini keperluan menemuinya?
Neva membukakan pintu. Karena kiosnya belum dibuka jadi kalau ada tamu tentu harus mengetuk atau membunyikan lonceng dulu, sebagai isyarat kesopanan.
"Rio, kenapa kau ada disini?" tanya Neva tak lagi formal. Membuat lelaki itu senang dari lubuk hatinya.
Ditanya seperti itu membuat Algerion canggung. Jika orang yang mengenalnya tahu pasti mereka akan terkejut. Ternyata Jenderal juga bisa merasa canggung di depan seorang wanita!
Algerion sendiri juga bingung. Mengapa dirinya ingin menemui kembali wanita itu. Walau bukan dengan identitas Jenderal, dia bisa menemuinya dengan identitas Rio-kan.
Jadi, lelaki itu segera mengatakan alasan yang telah dipersiapkannya. "Ehm, aku mendengar dari Mr. Smith bahwa kau jadi menyewa tempatnya. Jadi, aku kesini untuk melihat apakah kau memerlukan bantuan. Aku bisa membantumu."
Neva dengan sopan menolak. Mana bisa dia menyuruh-nyuruh orang lain begitu saja. Walau dia dan Rio sudah mengenal cukup dekat, tetapi dia masih tak enak merepotkannya. "Terima kasih, tapi aku tidak mau merepotkanmu."
"Tidak merepotkan." Setelah mengucapkan kalimat itu, Algerion buru-buru melanjutkan karena takut wanita itu akan menolaknya, "Aku akan membantu."
Kalimatnya seperti sebuah pernyataan yang tak bisa dibantah.
Melihat lelaki itu sudah menyelonong masuk tanpa disuruh. Tidak sopan sekali. Ingin Neva memarahi tapi tak bisa. Sudah mau dibantu tetapi masa dibalas dengan amarah. Ah, entahlah!
Jadi, biarkan saja.
Algerion yang sudah nyeludur masuk melihat bahwa ruangan masih agak berantakan. Walau rak-rak sudah dibersihkan tetapi belum ditata posisinya. Desain penataan toko pun sudah digambar Neva, ditempel jelas di permukaan dinding. Hasil akhirnya tampak indah dan elegan.
Wanita itu benar-benar pandai menggambar! Algerion tak bisa tak memuji.
Lelaki itu kemudian melangkah maju untuk merapikan rak-rak berat tersebut, sesuai yang tertera pada desainnya.
Neva yang baru menyusul masuk melihat lelaki itu sudah mulai bekerja. Perasaan aneh tiba-tiba menyelimuti hatinya. Ada apa dengan dirinya?
Mereka berdua akhirnya menata dan merapikan ruang itu bersama dengan saling berbagi tugas. Tampak damai. Tanpa banyak pembicaraan terjadi.
Kretekk!
Neva yang baru saja merapikan gorden dengan menaiki tangga kecil tiba-tiba terperosok akibat kayu tangga yang sudah terlalu tua itu patah.
"Aargh!" teriak wanita itu pasrah, dia memejamkan mata berpikir pasti dirinya akan terjatuh dengan kerasnya.
Tanpa disadari, Algerion yang berada di posisi agak jauh darinya mendengar bunyi patahan kayu. Tentu saja semua karena pendengarannya yang luar biasa. Khawatir dan tanpa banyak berpikir, lelaki itu dengan cepat berteleportasi tepat di bawah tangga yang dinaiki Neva. Lalu lengannya dengan sigap menangkap wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mother Of The Villain [END]
FantasyNevara Braverlyna, seorang wanita lajang tiga puluh tahun yang juga merupakan desainer terkenal hendak menghadiri sebuah pameran busana kelas dunia, namun nahasnya pesawat yang ditumpanginya mengalami kecelakaan. Dia pun meninggal dalam kejadian ter...