05. Demo

87 11 2
                                    

Pagi yang sedikit mendung ini, Andhera pergi ke sekolah, dia mengusahakan tidak telat karna mengingat ucapan Bu Meta. Andhera yang asyik mengendarai motor itu, tersadar ada Revan yang berjalan menuntun motornya, sepertinya motor cowok itu bermasalah.

"Van motor lo kenapa?" tanya Andhera berhenti dipinggir jalan dan menghampiri Revan.

Tanpa berlama-lama lagi Revan berbicara "Nggak tau ni motor nggak jelas banget, perasaan baru seminggu yang lalu motor gue masuk bengkel," ungkapnya apa adanya.

"Oh...bawa ke bengkel deket sini aja, ntar berangkatnya bareng gue," tawar Andhera. Revan pun berbinar senang, kapan lagi ada tumpangan gratis, jadi uang sakunya tidak terpotong untuk ongkos deh.

"Kayanya depan situ ada bengkel Van, gue tunggu disana cepetan ya dorongnya jangan lama-lama!"

"Lo pikir nggak berat motor benginian,"

"Halahhh, lemah lo!"

Revan tak menghiraukan ucapan Andhera,toh memang benar motornya ini sangat berat.

"Bang benerin motor gue ya, ntar pulang sekolah gue balik kesini. Lo cek aja semuanya, kalo ada yang sekiranya udah nggak bisa dibenerin, ganti aja bang," pesan Revan kepada bang Jamal, selaku pemilik bengkel itu.

"Oke siap," jawab bang Jamal sambil mengacungkan jempolnya.

"WOEEE!! VAN BISA CEPET NGGAK GUE TINGGAL JUGA LO!!" teriakan melengking itu berasal dari seberang jalan. Andhera lah pelakunya, kenapa Revan itu lambat sekali. Sudah sampai karatan dia menunggunya.

"Iya-iya maaf, Yaudah yuk berangkat. Bonceng gue ye Dher,"

Helloww... sudah diberi tumpangan gratis, sekarang malah dia yang minta dibonceng? tidak tau terima kasih. Andhera lantas tersenyum tipis. Apa dia merencanakan sesuatu. Ia memakai helmnya.

"Iya dong...buruan naik,"

"Pegangan ye Van, jan modus tapi. Awas lo,"

"Ck iya iy- DHERA PELAN-PELAN ANJINGGG!!" teriak Revan yang reflek memeluk tubuh Andhera. Revan mengeratkan pelukannya, karena memang Andhera ini membawa motor seperti dikejar malaikat maut saja. Mana tadi belum sempat memakai helm.

"Jancokkk!!" maki Revan. Dia sedikit terhuyung saat melewati tikungan.

"YA ALLAH MAAF-IN REVAN, IYA REVAN BANYAK DOSA, TAPI JANGAN SEKARANG YA ALLAH REVAN BELUM NIKAH!!" Revan sudah sangat pasrah dengan keadaannya sekarang, dia takut mati. Kalau nggak gini, pasti nggak nyebut.

Hanya butuh beberapa menit saja, mereka berdua sampai di sekolah. Lantas Revan turun dari motor, dan langsung sujud syukur, ternyata dia masih diberi kesempatan hidup.

"Gila lo Dher kek mau mati cok rasanya!"

"Halah lebay-HEHH MO KEMANA LO!!"

"UKS BENTAR BADAN GUE JADI NGGAK ENAK!!" teriak Revan sambil berlari ngibrit. Bisa-bisanya King Tiger memiliki anggota seperti dia. Andhera hanya bisa geleng-geleng melihatnya. Segera dia memarkirkan motornya, dan pergi memasuki area sekolah.

*****

"WOEE NANTI ADA RAZIA, GUE LIHAT TADI KELAS SEBELAH UDAH KENA. GUE LIHAT YANG DIRAZIA ITU RAMBUT, SEPATU YANG NGGAK FULL BLACK BAKALAN DIBAKAR, SAMA KATANYA HP DICEK SATU-SATU!!" teriak Andi di ambang pintu, mengagetkan seluruh makhluk hidup kelas ini.

Erlangga lantas berlari keluar kelas, dan melihat kebawah. Ternyata benar, adik kelas dibawah sana rambutnya sudah tak berbentuk.

"Kenapa harus rambut sih, nggak bener ni sekolah. Mana hp dicek-in," gumam Erlangga lalu pergi kembali ke kelas untuk memberitahukan yang lain.

DANDELION | KING TIGER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang