03. Kembalinya Surya Rangga

104 13 0
                                    

Seseorang siswi perempuan, kini sedang berjalan santai menuju kelasnya. Padahal jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi, dengan santainya dia masuk ke kelasnya, kelas 12 IPA 3. Lagi-lagi Andhera telat masuk sekolah. Beruntung dia sekarang, karena saat ini yang mengajar kelasnya adalah Bu Meta sebagai guru sosiologi. Guru muda yang memiliki hati mulia dan sabar.

"Andhera baru datang kamu? Sini ikut ibuk, ibuk mau bicara sebentar sama kamu," bu Meta menarik tangan Andhera keluar kelas.

"Saya siap dihukum buk," Jawab Andhera, dia sudah siap jika harus dihukum. Andhera mendongak ketika merasakan tepukan pelan di kepalanya. Bu Meta lah pelakunya, beliau menepuk pelan puncak kepala Andhera sambil tersenyum hangat.

"Saya tidak akan menghukum kamu, saya cuman mau bilang, kalau bisa ubahlah kebiasaanmu yang satu ini nak. Kalau nggak sekarang kapan lagi? Kamu kan sudah kelas 12, sayang banget nanti kalau kamu nggak lulus," ucap bu Meta tanpa menghilangkan senyumannya.

"Saya tau kamu bisa Andhera. Kamu itu anak yang baik, Ibuk harap kamu bisa berubah," Bu Meta menasehati Andhera dengan lembut seperti ibunya sendiri, membuat hati kecil Andhera tersentil.

"Iya buk... sebisa mungkin saya akan merubah kebiasaan buruk saya," Jawab Andhera membuat Bu Meta semakin melebarkan senyumannya.

"Ya sudah sekarang kamu masuk kelas ya,"

*****

Saat ini, Erlangga dan anak-anak lainnya sedang berada di kantin mbak Nura. Revan sedang bermain game bersama Kai. Jarvis dan Erlangga sedang mengobrol. dan Zacky? anak satu itu tidak ada disitu, entah kemana perginya.

"Cok! Kalah kan, lo sih!" tiba-tiba Revan misuh-misuh karena kalah. Ntah lah, sepertinya dia sedikit Bad mood.

Kai tiba-tiba bangkit dari duduknya. "Apaan sih lo, marah-marah mulu PMS lo ya?" jawab Kai tidak terima dengan ucapan Revan.

"Lagi galau temen lo itu," sahut Erlangga, merasa terganggu dengan keduanya.

"Lah, nape lo?" tanya Kai pada mereka, karena memang tidak mengerti ada apa dengan temannya itu.

Sedikit menyengir tipis tapi terkesan mengejek, Jarvis berucap "Habis ditolak itu, sama Retha," Jarvis memberi tahu Kai apa yang terjadi pada Revan. Membuat Kai tertawa terbahak-bahak mendengarnya. Kenapa bisa cowok itu ditolak, apa karna Revan nembaknya dengan cara menyanyikan lagu lingsir wengi?

"Anjing lo es balok!" Revan melempar kaleng soda yang sudah habis kepada Jarvis. Kesal sekali dia, sudah ditolak, sekarang malah jadi bahan ejekan teman-temannya.

"Utututu kacian kamu, cini cama aku ajha bwang-" goda Kai, dengan suara yang dibuat buat sambil menguyel-uyel kedua pipi Revan. Membuat siapa pun yang melihatnya ingin sekali menampol wajahnya.

"NAJIS ASU!" Sahut Revan, membuat ketiga temannya tertawa kencang.

Tiba-tiba saja, Andhera datang bersama Senja dan mencari tempat duduk. Erlangga yang melihatnya pun menawarkan tempat duduk disampingnya.

"Lo, harus masuk King Tiger Andhera," Jarvis berbicara dengan serius. Bahkan, Kai yang sedang tertawa kini menjadi diam tak bersuara. Dan Revan, dia hanya menelungkupkan kepalanya diantara tangannya karena masih sedih.

"Aduh gimana ya Jar, gue tu nggak minat masuk geng motor kayak gini," tolak Andhera membuat Jarvis mengernyit heran, apa yang membuat Andhera tidak mau masuk geng mereka?.

"Sama Senja deh," sahut Erlangga membujuknya supaya mau masuk King Tiger.

"Apa nih kok gue dibawa-bawa," Senja yang terkejut karena namanya disebut.

"Lo juga harus masuk dong, biar King Tiger punya dua Queen, kalau lo mau... jadi Queen-nya babang Zacky juga boleh Ja." jawab Kai sambil menarik turunkan alisnya. Jujur, Senja ingin sekali mengganti mulut Kai dengan mulut sapi saat ini.

DANDELION | KING TIGER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang