22. Mancing Perkara

35 4 0
                                    

Tak terasa matahari sudah berada di atas kepala mereka. Kantung kresek yang seharusnya dibagikan pun sudah habis. Erlangga menghubungi Vebra untuk menanyakan apakah kegiatan mereka lancar. Dan Vebra menjawab bahwa kegiatan berjalan dengan lancar.

"Udah masuk waktu dhuhur, sholat dulu ya habis itu gue traktir makan," Erlangga berucap kala masjid terdekat mereka mengumandangkan azan  membuat semuanya menganggukkan kepalanya. Bibir Andhera tiba-tiba saja tersenyum karena salah tingkah dengan ucapan singkat Erlangga. Entah mengapa Andhera melemah saat Erlangga mengingatkan anggotanya untuk menunaikan kewajiban mereka.

"Siap bos, yuk Jar sholat dulu," ajak Kai pada Jarvis yang hanya diam sejak tadi.

"Gue Kristen kalau lo lupa," celetuk Jarvis membuat Kai menepuk jidatnya sendiri. Bagaimana Kai bisa melupakan itu? "Eh...lupa coy, maap,"

"Tuh disana ada warung makanan, lo tunggu aja, nanti kita makan di sana," Jarvis menyetujui ucapan Erlangga. Tanpa basa-basi Jarvis melangkahkan kakinya menghampiri warung makan itu untuk menunggu para temannya selesai beribadah.

"Astaghfirullah," ceplos Jarvis kala tak sengaja kakinya tersandung oleh batu yang berada di bawahnya. Reflek Jarvis menoleh kearah temannya berada dan tersenyum kikuk.

Kai yang melihat itu berusaha menahan tawanya agar tidak pecah. "Dia mah latahnya istighfar, nggak kaya lo Pan, kalau lo pasti bilangnya, jancok," celetuk Kai menirukan gaya Revan ketika terkejut. "Wo...la raimu," balas Revan sambil meraup wajah Kai.

Keenam anak muda itu pergi ke masjid terdekat itu untuk melaksanakan kewajiban mereka. Sebelumnya mereka mengambil air wudhu untuk mensucikan diri. Sudah banyak orang-orang yang akan melaksanakan sholat dalam masjid itu. Andhera dan Senja mengambil mukena dari dalam lemari dan mengenakannya. Setelah selesai, tak sengaja mata Andhera melihat Erlangga yang baru saja selesai berwudhu masuk kedalam shaf putra. Rambutnya yang basah karena air membuat Erlangga semakin menawan. Andhera terlarut sejenak dalam lamunannya. Tanpa sadar Andhera bergumam dalam hati, "MasyaAllah, calon imam," sambil senyam-senyum tidak jelas Andhera bergumam dalam hati.

"Hayo mikir apa?" celetuk Senja tepat disamping wajah Andhera membuat lamunan Andhera seketika terbuyarkan. Untung saja Senja tidak kena tampar. "Terpesona lo ya?" ucapan Senja tentu saja membuat alis Andhera seketika mengerut, apa iya dia terpesona? Kayanya...sudahlah nanti saja itu.

"Udah-udah yuk gabung tu sama ibunya," putus Andhera lalu berjalan merapatkan shaf putri di samping ibu-ibu.

Sambil menunggu mereka selesai beribadah, Jarvis memesankan makanan untuk mereka. Jarvis memesan bakso juga mi ayam. Jarvis sedikit melihat ke arah masjid tempat anak-anak beribadah yang terlihat agak jauh untuk memastikan. "Masih lama kayanya," gumamnya sendirian.

Jarvis beranjak mengambil susu kotak rasa coklat yang tak jauh dari tempatnya duduk. "Tiga ya bang," ucapnya pada penjual itu dan Jarvis langsung membayar tiga susu itu.

"Kenapa nggak nanti sekalian aja dek?" tanya penjual itu.

"Udah yang penting ini dulu," jawabnya dengan wajah datar lalu memberikan uang sepuluh ribu kepada penjual itu.

Mumpung teman-temannya sedang sholat, Jarvis mengambil kesempatan untuk meminum susu kotak itu sebanyak tiga kotak. Jika temannya tau, pasti ia menjadi bahan ejekan mereka terutama Kai. Karena yang mereka tau Jarvis hanya menyukai susu kotak dan meminumnya satu kotak perhari, bukan bucinnya susu kotak seperti yang ia lakukan sekarang. Jarvis bisa minum lebih dari sepuluh susu kotak dalam sehari. Alkohol berlaku ketika ia berada di markas besar, tetapi saat ia pulang...susu kotak menjadi tujuan utamanya.

Setelah beberapa menit, mata elang Jarvis melihat segerombolan teman-temannya sudah keluar dari halaman masjid itu. Jarvis membuang ketiga kotak susu yang sudah tidak berisi itu kedalam tempat sampah.

DANDELION | KING TIGER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang