"Hai...nih sarapan bareng yuk. Tadi bunda bawain bekal buat kita," Andhera sedikit terkejut dengan kedatangan Erlangga yang tiba-tiba duduk di bangku kosong samping Andhera, alias bangku milik Senja.
Sebelum bel jam pertama berbunyi, Erlangga selalu menyempatkan diri untuk sarapan dari rumah, tetapi hari ini Erlangga ingin datang lebih pagi dan alhasil Liara membuatkan Erlangga bekal untuk sarapan. Tetapi dalam ingatan Liara tersemat wajah gadis yang kemarin menemaninya saat Erlangga mengurus urusannya dengan polisi. Liara pun membuatkan dua kotak bekal untuk Andhera dan juga Erlangga.
"Buat gue?" tanya Andhera menunjuk dirinya sendiri. "Iya, nih dua kotak. Satunya buat lo," Erlangga menyodorkan satu kotak bekal itu kepada Andhera. Dengan senang hati Andhera menerimanya. "Kok jadi ngerepotin sih," ungkap Andhera merasa tak enak hati.
"Bunda bikinin khusus buat lo, berarti nggak ngerepotin kan? Kecuali lo yang minta," Andhera tersenyum tipis mendengarnya. "Yaudah makan yuk," ucap Erlangga diangguki Andhera. Keduanya sama-sama membuka kotak bekal itu dan melihat nasi goreng dengan telur mata sapi. Erlangga juga memberikan air mineral untuk Andhera minum.
Andhera memasukkan satu suap nasi goreng itu kedalam mulutnya, mencerna rasa gurih yang terkandung dalam nasi goreng itu membuatnya senang, karena rasanya sangat enak seperti buatan mamanya dulu. "Emm...enak banget Erlang, tante Liara emang paling top deh," papar Andhera membuat Erlangga tersenyum dan sama-sama menikmati nasi goreng itu.
"Dulu waktu gue masih bocil, mama gue juga sering banget masakin nasi goreng kayak gini. Rasanya mirip banget lagi, jadi kangen," celetuk Andhera membuat Erlangga menghentikan kunyahanya dan menatap lekat wajah Andhera.
"Di atas sana mama lo pasti lagi senyum sambil lihatin lo. Dia bangga banget karena putri kecilnya udah tumbuh jadi gadis pemberani," sanggah Erlangga lalu keduanya sama-sama tersenyum.
"Kalau lo kangen sosok ibu, dateng aja ke rumah gue. Bunda gue bunda lo juga," Andhera yang merasa terkejut itupun menolehkan kepalanya ke arah Erlangga. "M-maksudnya... kalian kan deket, kalau lo kangen sosok mama lo, bunda gue pasti terbuka buat lo. Gitu maksudnya,"Andhera hanya tersenyum lalu kembali memakan nasi goreng itu.
"Eh...gue ada cerita," Andhera yang mendengar itupun menolehkan kepalanya ke arah Erlangga. "Jadi dulu waktu gue masih SMP bunda pernah bawain bekal kayak gini, eh...lupa kotaknya gue tinggal. Beh...nyawa gue kayak udah di ujung tanduk gila," ucap Erlangga membuat tawa Andhera memenuhi ruangan itu. Melihat Andhera tertawa seperti ini membuat hatinya merasa tenang.
"Gue nggak bisa bayangin sih gimana marahnya tante Liara waktu itu," Andhera membalas obrolan mereka. Andhera kembali makan untuk menghabiskan sisa nasi goreng miliknya.
"Makannya kek bocah," celetuk Erlangga melihat sebutir nasi di sudut bibir Andhera. Tangan Erlangga tergerak untuk mengusap sudut bibir Andhera untuk menghilangkan nasi yang menempel. "Cara nembaknya gimana sih?" Erlangga berucap dalam hati. Pasalnya ini baru pertama kali Erlangga merasakan sesuatu yang tak pernah ia rasakan sebelumnya, yaitu jatuh cinta.
"Cielah...bos," sontak teriakan melengking dari Kai membuat dua insan itu menoleh ke arah sumber suara. "Ganggu aja ni anak, awas aja lo Kai," maki Erlangga dalam batinnya. Ingin sekali ia mencabik-cabik wajah Kai.
"Yaudah gue tinggal dulu ya Lang, sini gue cuciin dulu," Andhera mengambil kotak bekal Erlangga, kala Erlangga sudah menyelesaikan sarapannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/311045084-288-k481963.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELION | KING TIGER
Teen FictionGadis pemberani, gue suka gaya lo _______ "Aku itu cuma cewek lemah dan nggak bisa apa-apa." "Hey, nggak, lo itu cewek paling kuat yang pernah gue temuin" "Gue sayang banget sama lo, terusin aja kalau itu bisa buat lo seneng." _____ Kisah, Andhera...