"Jane yo pengen oleh atine,lakok jebol malah oleh hikmah e"
-Revan Cakrawangsa-***
Pagi yang cerah, motor besar dari gadis ber-nametag Andhera Surya Lita itu melaju dengan kecepatan rata-rata. Dia menyempatkan diri untuk pergi ke rumah sahabatnya dulu, yang kebetulan satu arah.
"Eh...tante Julia, Senjanya ada tan?" tanyanya dengan ramah dan Julia juga mengambil tangan Andhera yang hendak menyaliminya.
"Ada dong, SENJA!!" jawab Julia lalu memanggil putrinya itu.
Tak lama gadis berambut sebahu itu keluar dengan baju yang sudah rapi seperti biasa. "Siap mah, bentar Dher gue ambil motor dulu," Andhera tak menjawab dan hanya diacungi jempol.
"Yaudah mah, Senja berangkat sekolah dulu ya," sambil menjabat tangan ibunya itu.
Setelahnya, mereka berdua melajukan motornya dengan cepat. Sepertinya mood Senja memang sedang tidak baik untuk hari ini.
Hanya butuh waktu 10 menit saja mereka sudah sampai di halaman sekolah.
"Anjing lo!!" seru Senja tiba-tiba ketika satu siswa tidak sengaja menabrak bahunya.
Andhera menenangkan sahabatnya itu dengan menepuk bahunya pelan, dan memberikan kode kepada siswa itu untuk pergi.
Entah apa yang membuat Senja jadi marah seperti ini. Memang dia gadis yang aktif dan ceria, tapi sekali Senja marah dia menjadi pribadi yang sangat sensitif.
"Lo kenapa sih?" tanya Andhera merasa aneh.
"Gue kesel banget gara-gara tiga kuman itu, kita nggak jadi turun kemarin. Rasanya gue pengen bunuh tu anak," jawab Senja dengan perasaan dongkol.
Memang kemarin Senja dan Andhera akan pergi balapan seperti biasa, tapi karna kemarin Sanaya dan teman-temannya membuat kerusuhan, alhasil mereka jadi telat pergi. Dan pemuda yang akan bertanding melawan Andhera dan Senja kini membatalkan janjinya lalu membuat janji dilain hari.
Tentu saja itu membuat Senja menjadi naik pitam, bukan masalah jika harus bertanding dilain hari, tapi perasaan tidak enak hati terus menghantui Senja, belum lagi malunya.
"Udah nggak papa, lain kali kan bisa Ja,"
"Bukan itu masalahnya, gue malu bangsat, gue mau turun eh gagal mau taroh mana muka gue?" ungkapnya kesal.
"Buang noh tempat sampah," muak sekali Andhera sekarang ini. Kenapa dia memiliki teman keras kepala seperti si Senja itu.
"Matamu kui!"
"Dih, anak didik si Revan lo?" Senja tak menghiraukan ucapan Andhera dan memilih melenggang pergi.
Saat mereka berdua sampai di kelas, tak berapa lama Senja mendapati panggilan dari ruang BK. Shitt!! pasti karena hal yang kemarin, sangat cepat bagi Sanaya untuk mengusut tindakan Senja kemarin.
Lantas Senja berjalan dan menemui guru BK tersebut yang tak lain adalah pak Harto. Andhera yang sudah menduganya lantas berlari mencari seseorang yang bisa membantunya.
"WOE JARVIS!!! LO HARUS TOLONGIN GUE POKONYA!!!" teriakan melengking dari Andhera itu didengar oleh anak-anak King Tiger yang sedang sarapan dikantin mbak Nura seperti biasanya.
Lantas kelima pemuda tampan itu menatap gadis yang berlari kearah mereka dengan penasaran.
"Lo OSIS kan? Lo bisa anterin gue ke ruang CCVT nggak Jar? Genting banget ini pokoknya!" ucapnya dengan nafas yang tersengal-sengal akibat berlari tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELION | KING TIGER
Teen FictionGadis pemberani, gue suka gaya lo _______ "Aku itu cuma cewek lemah dan nggak bisa apa-apa." "Hey, nggak, lo itu cewek paling kuat yang pernah gue temuin" "Gue sayang banget sama lo, terusin aja kalau itu bisa buat lo seneng." _____ Kisah, Andhera...