SUDAH seminggu berlalu, selama itu juga midoriya dan bakugou tidak bertemu satu sama lain.midoriya merindukan bakugou tetapi egonya tidak ingin memaafkan bakugou.
"Midoriya kau melamun lagi!"ujar Kaminari.
Tak heran lagi bagi Kaminari karena midoriya sering melamun bahkan sampai tangan midoriya terkena air panas karena lalai saat membuat coklat panas.
"Iya,maaf"gumamnya.
"Lebih baik kau beli aku cake,aku mengidam sekarang!"ujarnya membuat midoriya.
"Baru juga hamil"kesalnya.
"Namanya juga mengidam!"
"Iya iya"dengan kesal ia berjalan keluar.
Tidak peduli dengan pakaiannya yang hanya menggunakan baju kaos oversize dan celana pendek tak lupa dengan sandal jepitnya.
Kebetulan tokonya tidak jauh dari apartemennya sehingga ia hanya berjalan kaki menuju toko tersebut.
Brak!
Midoriya sampai terjatuh ketika menabrak perempuan yang ikut terjatuh.
"Punya mata gak sih!"ujarnya marah sambil berdiri.
Midoriya diam menatap perempuan tersebut, sepertinya ia memang pembawa sial. Lihatlah sekarang ada perempuan yang membuat hidupnya tidak tenang setiap hari.
Wanita itu tersadar bahwa di hadapannya adalah midoriya,"pantas aku merasa sial ternyata kau!"
Midoriya dengan sombong berbicara pada wanita tersebut,"memangnya kenapa?memangnya ini jalan milikmu"dengan wajah benci.
"Kau- bisa diam ga!"kesalnya.
"Memangnya kau siapa? menyuruh ku diam"ujarnya sambil menjulurkan lidah.
"Dasar pembawa sial!"ujarnya sambil mendorong midoriya.
Midoriya tidak percaya uraraka mendorong nya dengan kasar seperti ini,tentu saja midoriya tidak bisa diam melihat harga dirinya di jatuhkan di hadapan orang banyak yang sedang memperhatikan mereka.
"Kau pikir karena aku omega aku terlihat lemah,lihat saja aku tidak akan tinggal diam"kesalnya.
Midoriya dengan cepat menarik rambut uraraka dengan kasar hingga mereka dikerumuni orang banyak.
"Akhhhh!!!lepas!!!"teriak uraraka sambil mendorong midoriya.
Midoriya hanya menyalurkan kekesalannya pada uraraka pasal hari dan tentu saja seminggu lalu yang membuatnya kesal.
"Dasar jalang!kau pikir aku takut!"
"Lepas!!!!"
Midoriya bukannya melepaskannya malah menarik semakin kuat hingga beberapa helai rambut uraraka rontok di tangannya.
"Lepas!"
"Hah?"ujarnya pura pura tidak dengar.
"Lepas!!!"
Midoriya dengan kasar menarik kesana kemari membuat orang orang ngeri.
"Ada apa ini!"
Entah siapa yang melaporkan hingga ada polisi di hadapan mereka yang sudah memisahkan dirinya dan uraraka.
"Dia duluan yang memukulku!"
Melihat keadaan tentu saja polisi tau siapa yang terlihat kesusahan disini.
"Kalian diam, ceritakan semuanya di kantor polisi saja"ujarnya.
Midoriya dengan kesal mengikuti polisi tersebut tanpa di ketahui bahwa ada seseorang yang terus memantau nya sejak tadi.