37. Kasmaran

208 41 3
                                    

Selamat Membaca




Mata tajam itu masih menatap Jevan dengan sebal. Sementara Jevan terlihat biasa-biasa saja, tak ada rasa takut yang ia rasakan. Jevan tersenyum singkat. Ia berdiri dari duduknya, menatap Sehan dengan segan.

"Tapi gue nanya Jingga kak, bukan lo. Keputusan itu ada di Jingga. Bukan lo."

Diam diam ayah Jingga yang sedari tadi menguping, tersenyum mendengar jawaban Jevan.

Sementara Sehan menatap Jingga menunggu jawaban gadis itu. "Jingga mau kok, kak Sehan ini gak usah berlebihan deh, Jingga udah gede. Bisa jaga diri sendiri."

Sehan hanya bisa memutar kedua bola matanya. Lalu melenggang pergi meninggalkan mereka berdua.

Jevan menahan senyum dan rasa senangnya setelah mendengar jawaban Jingga. Iya pura-pura terbatuk di hadapan Jingga.

Jingga tersenyum lalu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Maaf, kak Sehan emang gitu orangnya."

"Gapapa kok, gue bisa ngerti."

"Jadi lo ikut kan?" Ucap Jevan lagi.

"Ikut, kayanya seru."

"Jumat sore, gue jemput bareng yang lain." Pasti Jevan.

Jingga mengangguk semangat. Jevan lantas menahan kepalan tangannya yang sangat ia inginkan bergerak bebas untuk merayakan rencananya yang sesuai ekspektasi.






🍭



Hari Jumat telah tiba. Jingga sibuk menatap lemarinya dengan bingung, harus memakai baju apa, nanti pas tidur pake piama yang mana, kegiatan bersantai di sana enaknya pakai apa. Jingga berjalan mundur, lalu menjatuhkan dirinya di atas tempat tidur.

"Pake baju yang mana aja, kan banyak tuh bajunya. Gak usah bingung gitu lah." Ucap seseorang mengintip di balik pintu.

Jingga menoleh, lalu memanyunkan bibirnya. "Bunda, justru itu. Karena baju Jingga banyak, jadi Jingga bingung."

Kalo kalian bertanya-tanya apa Bunda Jingga mengijinkannya untuk pergi? Jawabannya adalah iya. Bahkan ayah Jingga sekarang tengah pergi ke supermarket untuk membeli makanan yang akan dibekalkan pada anak-anak di perjalanan nanti.

"Bunda bantu deh, mau ga?"

Jingga mengangguk pelan. "Why not?"

Ibu dan anak itu kemudian dibuat sibuk untuk bersiap-siap.


Meanwhile Kasaga.

"Gue kayanya gak ikut deh."

Kedua temannya itu mendadak menatap Kasaga tak suka.

"Alasannya?"

"Theo ngajakin gue main billiar malem ini, kayanya lebih asik. Daripada piknik ga jelas kita nanti."

"Yang bener aja lo cuma gara gara main billiar, masa gak jadi pergi?" Protes Tania dengan tatapan kesal.

Sementara Jevan hanya membuang nafas kasar, sambil meminum boba miliknya itu dengan tenang.

"Ya udah Tan, gapapa. Kalo Kasaga gak ikut, biar kita bertiga aja yang pergi. Ga usah maksa Kasaga."

Kasaga yang sebelumnya asik bermain ponsel membalas pesan Theo, langsung menoleh ke arah Jevan dengan bingung.

Be With You [Doyoung x Sana]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang