27. Love triangle itu rasanya kaya apa?

419 81 43
                                    

Selamat Membaca



Lampu yang redup, berwarna-warni, serta banyaknya orang yang meloncat-loncat kegirangan bersama-sama.

"Hm?" Jingga menggelengkan kepalanya, ketika seorang pria menepuk-nepuk pundaknya pelan.

"Kalo berubah pikiran, join bareng kita ya."

Jingga hanya tersenyum tipis, ia sangat tidak nyaman. Begitupun dengan Karel, kelihatannya?

Apa yang membuat Jingga dan Karel berada di sini? Sebenarnya, Jingga juga tidak tahu pasti kenapa Karel membawanya ke sini.

Lelaki itu terlihat dipaksa oleh si pemilik acara untuk menari bersama, jauh dari tempat Jingga berdiri sekarang. Gadis itu menatap jam tangannya yang melingkar di lengan kirinya. Ia sudah tak enak hati. Handphonenya nya mati, dan ia sedikit takut jika menaiki taxi atau angkutan umum, disaat jam jam malam seperti sekarang.

Jingga memberanikan diri untuk menghampiri sekumpulan orang yang masih sibuk menari mengikuti alunan musik yang dimainkan oleh DJ.

"Pacar lo" ujar Rio pada Karel, yang dapat Jingga dengar jelas.

Karel menatap Jingga tak enak. "Ji, maaf. Lama banget ya pasti? Mau pulang sekarang?"

Jingga menganggukkan kepalanya pelan. "Udah malem banget."

Tanpa aba-aba, Jingga menarik lengan Karel yang memakai kaos tanpa lengan, di mana kaos tersebut menyamping, sehingga tatto Karel terlihat. Karel yang mendapat perlakuan tersebut mendadak membulatkan matanya.

"Lo liat?"

Jingga menyengir. "Santai aja, Jingga gak bakal laporin ke siapa-siapa kok."

Karel lalu berjalan cepat, menarik gadis itu keluar dari club dengan cepat.

Sesampainya di luar, Karel menatap gadis itu dengan tatapan penuh harapan. "Tolong ya Ji, jangan kasih tau siapapun. Gue mohon banget."

"Iya, janji kok."

Karel tersenyum lega, ia melepaskan genggamannya dari Jingga. "Tunggu"

Karel mengambil jaketnya yang tertinggal di dalam, lalu kembali dan mengajak Jingga untuk menuju parkiran.

Sesampainya di sana, Karel menyalakan motornya beberapa kali tapi sayangnya motor itu tidak bisa diajak bekerja sama. Karel terus menerus berusaha untuk menyalakan motornya lagi, dan lagi.

"Kayanya mogok." Keluh Karel.

Jingga menatap tak percaya, matanya membulat. "Duh, terus gimana pulangnya?"

"Tunggu, gue minjem motor anak lain deh. Lo tunggu di sini ya Ji." Ucap Karel sambil kembali masuk ke dalam. 

"Jingga!"

Tak jauh dari tempatnya, terlihat seseorang meneriakinya setelah keluar dari dalam mobil. Disusul oleh kedua orang lainnya.

"Jevan" gumam Jingga dengan kerutan di dahinya.

"Mana Karel?" Semprot Kasaga yang menyusul Jevan di belakang, tak lupa ada Tania juga.

"Kalian ngapain di sini? Di undang juga ke acara Rio?" Bukannya menjawab pertanyaan Kasaga, Jingga malah bertanya juga.

Be With You [Doyoung x Sana]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang