12. Tania?

455 90 42
                                    

[Selamat Membaca]



Flashback On...

"Jangan kamu anggep aku sebagai rival kamu ya Ji! Awas aja ahahah, orang aku sama Kasaga cuma temen. Kita deket wajar aja sih, karena kita udah temenan dari kecil. Dan perlu di ingat, aku temenan dari kecil bukan sama Kasaga doang, tapi Jevan juga." Sambung Tania lagi.

Jingga tersenyum lalu membuka kedua tangannya lebar lebar dan memeluk Tania dengan senang. "Aaaa makasih ya Tania, Tania emang paling ngertiin Jingga. Kalo gitu, Tania bisa bantu kan kalo Jingga butuh sesuatu buat Kasaga?"

"Of course!" Jawab Tania dibalik punggungnya.

Kedua gadis itu melepas pelukan mereka. Jingga segera bangkit, begitupun dengan Tania. Mereka rasa istirahat mereka cukup sampai disini. "Yuk lanjut mungut sampah, biar Emma sama Jihan ga lama nunggu" ajak Jingga.

"Sebenernya Jingga ga terlalu mikirin reward sih, malah Jingga udah punya niat buat ngalah aja sama yang lain. Tapi ternyata Emma sama Jihan beda, mereka bener bener serius sama gamesnya" ucap Jingga lagi ditengah perjalanan mereka.

Tania terkekeh "Kamu ga sendiri ji, aku juga gitu. Tapi karena kemauan mereka kelompok kita menang, ya gimana-"

"Aww!!" Tanpa aba aba, Tania menatap Jingga yang berada dihadapannya sudah dengan posisi telungkup.

"Jingga! Kotor, ngapain rebahan disitu" Tania segera menghampiri Jingga.

"Aaaa Tania! Ini Jingga jatuh, bukan rebahan" ujar Jingga kesal. Tania tertawa mendengar jawaban Jingga yang terkesan kesal padanya.

"Sorry, aku bercanda. Kamu kenapa bisa jatuh? Ayo aku bantu" uluran tangan ia berikan pada Jingga untuk bangun dari posisinya.

Jingga menerima uluran tangan Tania, ia berdiri sebisa mungkin. Tapi kakinya terkilir, jika ia paksakan untuk berjalan itu akan semakin terasa sakit.

Tania tersenyum tipis "Sini kamu pegang pundak aku Ji. Kita jalan pelan pelan aja."

Jingga mengangguk, kemudian ia berjalan dengan sangat amat pelan. Sehingga kaki kirinya melangkah normal, tetapi untuk kaki kanannya ia angkat pelan pelan.

"Nyebelin banget kak Jenius!"

"Kak Jenius?"

Jingga menghembuskan nafas kasar "Ini sepatu yang Jingga pake rekomendasi dari kak Jenius, katanya kalo pake sepatu ini Jingga ga akan jatuh meskipun jalanannya licin. Tapi ini buktinya apa?! Jalanan ga licin tapi Jingga malah jatuh, apalagi kalo jalanannya bener bener licin, Jingga gimana nanti?. Awas aja nanti, kalo Jingga pulang! Es kiko kak Jenius, Jingga angkut semua ke kamar Jingga, biar tau rasa!"

"Sepatunya punya siapa emang?" Tanya Tania menahan tawanya.

"Punya Jingga, dibeliin kak Jenius."

"Itu kayanya kamu yang ceroboh ji, kan kak Jenius ga tau kalo kamu bakal jatuh pake sepatu itu." Ingat Tania.

Jingga diam tak membalas ucapan Tania. Yang Tania bilang memang benar, tetapi ia tetap akan mengomeli Jenius di rumah nanti.

"Eh hujan?"

Tania dan Jingga menatap langit, tetesan air langit mengenai wajah mereka berdua. Lantas keduanya cepat cepat berjalan.

"Tania, maaf ya.. Jingga ceroboh, jadi lama. Apa mau istirahat dulu? Tapi dimana?"

"Gak usah ji, jalan aja dulu. Hujannya ga seberapa, lagian hujan kaya gini ga bakal apa-apain aku."

Be With You [Doyoung x Sana]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang