11. Khawatir

391 85 24
                                    






[Selamat Membaca]


Udara segar masuk melalui jendela bus. Lokasi yang mereka tuju kini telah di depan mata. Jingga memejamkan mata, dan menghirup udara segar.

"Jev.. Jevan" bisik Jingga pada lelaki disebelahnya yang tertidur di pundaknya.

"Udah sampe, ayo bangun" ucap Jingga lagi dengan pelan. Tak lama dari itu, Jevan mengerutkan keningnya lalu terbangun dan tersadar dengan posisinya sekarang.

"Eh, maaf ji. Gara gara semalem main PS sama tetangga gue. Jadi malah ketiduran" jelas Jevan yang dibalas sebuah anggukan dari Jingga.

Mereka kini keluar dari bus, Jingga juga tak lupa menarik kopernya yang entah berisi apa saja didalamnya. Tak lama dari itu Senna dan Jessi menghampirinya.

Kini semua murid di atur untuk berbaris. Mereka diperintahkan untuk mendengar beberapa ucapan pembukaan baik dari guru guru maupun panitia acara, juga tak dari itu beberapa peringatan dan peraturan mereka dengarkan. Tak lama dari itu, 30 menit mereka berdiri dengan mengeluh dan memohon untuk istirahat. Kini semuanya membangun tenda masing-masing. Tenda berkapasitas untuk 4 orang itu kini mulai terlihat mengisi luasnya tanah yang tadinya terlihat kosong.

"Untuk 1 jam kedepan, kita free. Acara akan dimulai pukul 1 siang nanti" ucap seseorang dari luar tenda menggunakan toa.

"Gue bener bener ga berekspektasi tempatnya sebagus ini." Ujar Senna dengan merebahkan tubuhnya.

"B aja" balas Jessi. Senna hanya memutar kedua bola matanya, lalu kembali bermain dengan benda pipih berwarna merah miliknya, begitupun dengan Jessi.

Berbeda dengan Jessi dan Senna yang tengah asik memainkan ponselnya. Jingga sendiri tengah duduk di pinggiran tenda, menatap ke arah luar juga memainkan kamera ponselnya dengan membidik objek yang sangat amat ia sukai saat ini.

Kasaga.

Ya siapa lagi jika bukan Kasaga? Jingga tersenyum malu malu saat beberapa gambaran ia tangkap, dan Kasaga tak menyadarinya. "Asik foto Kasaga bertambah di hp Jingga" gumamnya.

"Ngapain?"

"Astaga!" Jingga memundurkan tubuhnya ketika wajah Karel tiba tiba muncul tepat di depan kamera ponselnya.

"Kenapa dah?" Senna dan Jessi menatap satu temannya itu dengan heran.

"Karel! Ngagetin aja" ujar Jingga mengelus dadanya. Sementara Karel hanya terkekeh pelan.

"Karel ngapain kesini? Bukannya cowo ga boleh dateng ke area tenda cewe?"

"Ahahah, iya gue tau. Gue cuma mastiin lo udah di dalem, dan sekalian mau absen anak anak IPS 3 udah kumpul semua apa belum" jelas Karel membuat Jingga mengerti.

"Oh.. kirain Jingga ngapain."

Karel tersenyum tipis, lalu matanya menatap isi tenda dan menulis siapa saja disana.

Ah! Iya benar. Jingga ingat sesuatu.

"Karel.. kehilangan dompet?"

Karel yang tengah menulis nama Jingga di buku catatannya itu kini mengalihkan tatapannya pada Jingga. Ia mengerutkan keningnya "Iya.. tapi itu udah beberapa hari yang lalu. kok lo tau?"

Jingga tersenyum manis dan memperlihatkan sederet giginya. "Waktu Jingga piket Jingga nemuin dompet Karel, maaf baru balikin sekarang. Jingga baru inget, dan ya uangnya aman kok. Ga ada yang Jingga ambil sedikitpun"

Be With You [Doyoung x Sana]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang