35. Rumah Tania

344 68 1
                                    

Selamat Membaca





Semenjak tragedi berteduh bersama Kasaga kemarin, Jingga merasa ada perbedaan yang terjadi pada Kasaga. Contohnya sekarang, disaat dirinya tengah asik menatap guru olahraganya yang tengah menjelaskan cara bermain badminton, Kasaga malah memperhatikannya.

Jingga sebenarnya tidak mau kepedean, tapi ini terlalu jelas membuat Jingga takut salah paham.

"Jingga! Bisa jadi lawan main bapak di sini sebagai contoh?"

Jingga terhentak dari lamunannya, ia lalu mengangguk dan berjalan menuju ke tengah lapang.










🐰







"

Gue ga ngerti, kenapa sih anak anak cowo tuh jago jago olahraga. Kek jarang banget gue nemu anak cowo ga pandai olahraga."

Bertanya dengan suara nyaring, Senna sedikit mengeluh pada kedua temannya.

Di dalam ruang ganti sekarang hanya ada Jingga, Jessi, Senna, dan dua siswi lainnya. Tak ada satupun yang menjawab pertanyaan Senna, ya karena merekapun tidak tau jawabannya.

"Katanya Pak Heru, hari ini absen ga ngajar. Ngasih tugas juga engga, jamkos lagi nih kelas kita." Ceplos Jessi sambil melipat seragam olahraganya dengan telaten.

"Tau dari mana lo?"

"Kelas sebelah, tadi mereka ngobrol kenceng banget. Sampe gue denger, ada gosip sih Pak Heru nikah lagi."

"Sssst, Jessi. Pelan-pelan ah nanti yang lain denger, abis itu jadi bahan gosip gimana. Kesian Pak Heru." Gadis dengan rambut diikat tinggi-tinggi itu kini bersuara, membuat Jessi menyengir tak berdosa.

"Kalo bener gimana, Ji? Kan ga ada yang tau juga."

"Ya—"

"Udah. Mending kita balik ke kelas." Ajak Senna memutuskan pembicaraan tak tentu dari Jessi dan Jingga.

[K e l a s]

"Haus banget, untung minum gue masih ada." Celoteh Senna menghampiri tempat duduknya.

Sementara Jingga hanya membuang nafas panjang, air minumnya tersisa sedikit lagi. Ia seharusnya mampir ke kantin dulu tadi.

"Ji, lo kapan beli ini? Kok ga ajak kita?"

Jingga memutarkan tubuhnya, menatap Jessi yang mengajaknya berbicara. Awalnya ia tak mengerti, tapi setelah kedua bola matanya menatap sekotak susu coklat dengan tetesan air yang menempel di bungkusnya, membuat Jingga mengerti arah pembicaraan Jessi.

"Bukan punya Jingga."

"Bohong, ini ada di pinggir tas lo. Masa iya ini jalan sendiri?"

Jingga mengerutkan keningnya, dengan yakin ia menggelengkan kepalanya. "Beneran, Jingga terus-terusan sama kalian. Ga sempet beli susu ke luar."

"Elah, udah minum aja, Ji. Ada di tas lo, berarti jadi hak milik lo." Seru Theo tiba-tiba ikut berbicara.

"Engga, sama aja Jingga yang nyuri dong. Ini punya—"

"Lo haus juga kan? Mana air putih lo tinggal dikit, udah minum aja tuh susu. Toh kalo ada yang punya nya nyariin lo bisa ganti, ga semahal itu kok." Potong Senna pada ucapannya.

Be With You [Doyoung x Sana]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang