Selamat membaca!
Senin adalah hari dimana siswa siswi SMA Angkasa terus mengeluh meskipun masih pagi. Mau tidak mau mereka semua memang harus mengikuti kegiatan upacara seperti sekolah pada umumnya.
Terik matahari telah menyoroti orang orang yang sudah berkumpul di lapangan. Kasaga, bersama Theo berdiri dalam satu barisan. Lalu satu teman lainnya datang, ia bernama Juan.
Lelaki berkulit putih, serta senyum manis itu terus berguyon dengan Theo membuat Kasaga mendesah kesal. OSIS pun sudah meminta untuk setiap barisan harap tenang, karena upacara akan segera dimulai.
Sebal karena Theo dan Juan tak ada henti-hentinya tertawa, Kasaga memutuskan untuk bertukar tempat ke barisan sebelah kirinya.
"Kasaga!"
Panggilan keras terdengar ditelinganya. Tanpa Kasaga lihat, Kasaga tau siapa yang memanggilnya dengan nada seperti itu. Meskipun otak memintanya tak usah memalingkan wajah ke arah suara, gerak tubuhnya tidak bisa berbohong untuk reflek melihat siapa di sana.
Di sana, di barisan perempuan posisi paduan suara terdapat Jingga yang berdiri di barisan kedua setelah Jessi di depannya. Kasaga yang melihat tatapan Jingga yang terus memperlihatkan wajah senangnya, membuat Kasaga memijat keningnya secara perlahan. Ingin berpindah ke tempat semula saja, tapi sayangnya tidak bisa. Pemimpin pasukan sudah masuk ke lapangan. Akhirnya Kasaga pasrah.
Upacara berlangsung dengan baik, tidak ada gangguan atau apapun. Kini saatnya mereka mengumpulkan siswa-siswi yang tidak memakai atribut lengkap.
"Ah Senna bohong! Katanya hari ini ga ada razia! Tapi ini ada, gimana dong Jingga pasti disuruh ke depan" bisik Jingga pada Senna.
"Ya gue juga gatau Ji, gue pake sepatu warna pasti ikut kena hukum juga" adu Senna ikut khawatir.
"Makanya kalo sekolah tuh ga usah aneh-aneh, cukup simple kaya gue. Kena hukum engga, stylish tetep iya" kagum Jessi bangga pada dirinya sendiri.
"Kamu! Kamu ke depan" tunjuk lelaki di depan Jessi padanya.
"Pfft" Senna menahan tawanya saat Jessi ditarik paksa.
"Saya ga salah apa apa kak Sehan, ini semua lengkap." Adu Jessi menatap kakak temannya. Kak Sehan. Kakak Jingga yang ketiga.
Sehan menghela nafas berat "kamu pake atribut lengkap, roknya ga ketat, sepatu udah bagus sesuai ketentuan. Tapi kuku kamu warna warni, mau sekolah atau mau ke Mall?" Tanya Sehan membuat beberapa orang memperhatikan mereka.
Jessi menatap nyalang pada Sehan, ada dua gadis yang tidak suka pada Sehan dan juga tidak takut kepada Sehan di sekolah ini. Pertama, Jingga. Kedua, Jessi.
"Terserah kak Sehan!" Kesal Jessi lalu menutup bibirnya rapat-rapat dan pergi ke tengah lapangan. Agar menjadi tontonan nanti.
"Jingga" panggil Sehan dingin menatap adiknya.
"Jingga ga–"
"Ga pake ikat pinggang, ke depan" ucap Sehan masih tetap dingin. Dan tahu apa yang Jingga lakukan? Mengekori Jessi, dengan menatap Sehan nyalang dan pergi.
"Sepatu kamu warna kuning. Ke depan" pinta Sehan tanpa menerima tolakan dari Senna.
Senna hanya mampu mengepalkan tangannya keras-keras, lalu tak membalas ucapan Sehan dengan pergi begitu saja.
Iya benar. Sehan itu anggota OSIS, galaknya ga ada lawan. Sudah dingin, ketus, tak mau kalah. Sifat yang sangat berbeda jauh dari Kak Sultan, Kak Jenius, dan Jingga. Bahkan ayah bundanya tak mengerti kenapa Sehan memiliki sifat yang berbanding terbalik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be With You [Doyoung x Sana]
Roman pour AdolescentsJingga Renjana nama kepanjangannya. Gadis yang berisik, manja, ceroboh, penakut, dan banyak hal istimewa lainnya. Sangat suka Kasaga, suka sekali Kasaga, selalu cari perhatian Kasaga. Apapun Jingga lakukan agar lelaki itu mau melihat kearahnya. Kas...