34. Baikan

297 60 4
                                    

Selamat Membaca





"Maaf ya, Ji."

"Jingga juga, maaf. Kemarin Jingga masih agak sensi."

"Akhirnya lo berdua baikan lagi."

Dua gadis yang saling memeluk satu sama lain itu melepas pelukannya setelah mendengar sapaan dari satu temannya.

"Jadi lo udah terjamin ga bakal sama Karel?"

"Iya. Jingga suka Karel, tapi kalo untuk pacaran, kayanya Jingga ga bisa. Jingga suka Karel sebagai temen, ga lebih."

Jessi tersenyum manis, jari jari tangannya mengusap pundak Jingga pelan. Ia suka dengan Jingga yang tidak plin plan seperti ini dibanding yang kemarin.

"Dah, sebagai perayaan formasi lengkap di antara kita, gimana kalo kita quality time lagi. Bertiga. Yuk?"

"Setuju!"







🐰






"Ditolak lo? pfffft. Udah gue bilang, Rel. Mau seberapa besar lo berusaha, tu cewek kalo demennya sama Kasaga ya ga bakal ngaruh."

Suara ledekan dari teman Karel membuat Karel mendecih kesal. Satu batang rokok yang diapit oleh jari telunjuk dan jari manisnya, ia hisap pelan.

Kepulan asap keluar dari mulutnya, tanpa menunggu sebatang rokok itu habis Karel langsung melemparnya dan menginjaknya. Membuang ludahnya sembarang, Karel menatap sinis pada temannya itu.

"Bacot lo, gue juga ga ngarep ngarep banyak sama tu cewek. Diterima ya syukur, ditolak ya udah."

Tanpa melanjutkan kalimatnya, Karel berjalan pergi meninggalkan sekumpulan temannya, yang entah dari sekolah mana. Tapi terlihat jelas, seragam di antara mereka yang berbeda. Menandakan sekumpulan teman Karel memang bukan dari satu tempat saja.

"Kemana lo?"

"Jenguk neneknya kali." Jawab temannya yang lain.

Karel memakai helm hitam miliknya. Matanya masih terlihat sangat tajam. Tidak ada tempat yang ia tuju sekarang, perasaan kecewa ditambah sakit hati masih ia rasa sampai sekarang. Sedihnya, ia tidak bisa membenci Jingga. Iya, Karel akui bahwa ia terlalu gegabah untuk mencium gadis itu dan mengajaknya berkencan. Tapi apa yang ia rasakan tidak bisa untuk dipendam terus menerus.

Dengan kecepatan tinggi, motor hitam yang dimiliki Karel itu, ia bawa menuju sebuah toko roti. Yang terlihat sangat sepi, tanpa adanya pengunjung Karel memberhentikan motornya, lalu hendak masuk ke dalam sana.

Kring! Kring!

Lonceng yang menggantung di atas pintu toko tersebut, terdengar menyala dengan nyaring. Menandakan seseorang masuk juga ke sana. Karel melepas helmnya, dan menatap siapa seseorang itu, matanya terlihat memicing. Keningnya mengerut, ia kenal siapa yang berada di dalam sana. Tak lama dari itu kedua orang lainnya datang, menyusul sosok gadis yang sudah lebih dulu masuk ke dalam toko roti itu.

Karel menggelengkan kepalanya, ia rasa yang ia lihat tidak terlalu penting. Melihat toko roti itu sudah didatangi pengunjung, Karel memilih untuk kembali menaiki motornya dan pergi.






Be With You [Doyoung x Sana]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang