Chapter 6: Lelah

30 7 6
                                    

Setelah Raka memastikan Liora dan Kayla sudah aman, Raka langsung membawa mobilnya menuju rumah Dika. Saat Kayla menyebut bahwa tamu itu adalah mantan Liora, Raka langsung terdiam. Lihatah, bukanya laki laki itu terlalu sempurna, dia anak orang kaya, tampan, sangat cocok dengan Liora. Apakah disini Raka harus menyerah, Raka bingung, Raka dan Arya sangat jauh berbeda.

"Dika! Keluar yok! Buruan."

"Gak, besok kerja, pulang sana, entar sakit gue yang repot."

"Kagak, buruan. Minum yuk, udah lama nih gak teler."

"Astaga, ayok."

Dika pun mengambil jaket untuk menutupi baju tidurnya, setelah itu Dika mengunci pintu dan berjalan masuk ke dalam mobil Raka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dika pun mengambil jaket untuk menutupi baju tidurnya, setelah itu Dika mengunci pintu dan berjalan masuk ke dalam mobil Raka. "Lo ikuti gue, gue tau tempat minum yang enak." Ucap Dika dengan percaya diri. Raka mengangguk, menjalankan mobil sesuai apa yang Dika arahkan. Setelah sampai mereka duduk memesan minuman.

"Lo tau maksud gue kan?"

"Iya, lo ngajak minum."

"Minum yang gue maksud tu alkohol bodoh, kenapa lo ngajak gue minum wedang jahe."

"Gakpapa, biar mabok jahe."

"Asataga."

Saat ini mereka sedang duduk di angkringan alun alun*. Awalnya Raka mengira mereka akan masuk club, Raka sempat kaget karena tak biasanya Dika tau tempat semacam itu. Ternyata Raka hanya dibawa ke angkringan alun alun, yang jualan disini suaminya bukde, bisa di bilang cabangnya. Bukde berjualan dekat rumah Dika, sedangkan pakde di alun alun.

"Kenapa lagi lo? Ngapain kalau ada masalah harus minum minum? Lo liat orang yang banyak masalah gak minum minum, mereka sayang uang, lebih bagus uang itu dipake buat makan."

"Gak tau lah gue, gue capek."

"Kalau lo cinta sama dia, lo mau buat dia bahagia, ya ini resikonya."

"Udah lima tahun gue digantungin, bayangin. Lo tau gak tamu yang kemarin datang siapa?"

"Siapa? Namanya Arya kan? Gue kenal, ternyata dulu kita bertiga satu kampus dia adik tingkat kita, tapi kita berdua lulus duluan. Gila ya, dunia ini sempit banget."

"Lo tau? Sialnya dia mantan Liora."

Dika yang awalnya sedang meniup wedang jahe itu, dan ingin meminumnya, tanpa disengaja tertumpah begitu saja di jaketnya, untung dia menggunakan jaket. Minuman itu panas sekali, Dika juga segera mengibas bajunya, agar cepat kering. Dika menoleh ke Raka, melihat tatapan Raka sepertinya dia tidak berbohong. Raka pun melanjutkan minumnya, ditemani dengan piscok* yang sudah dipesanya.

"Lo serius? Tapi gue gak pernah liat Arya jalan sama Liora."

"Gue juga gak tau, gue tunggu Liora cerita. Kemarin Kayla cerita sedikit kalau Arya itu mantan Liora di SMA."

"Wah, wajar si, Liora cakep begitu, pinter lagi, siapa cowok yang gak mau sama dia."

"Mulut lo! Lo suka sama dia?"

"Kagak, aelah, baperan amat lo. Gue suka sama Kayla."

"Tembak atuh, tu anak lo gantung juga, udah dua tahun."

Dika tidak menjawab lagi, Dika melanjutkan menghabiskan minuman yang sudah sisa setengah itu, karena setengahnya sudah tumpah ke jaketnya. Raka juga melanjutkan makanya. Jam sudah menunjukan pukul 01.03 malam, Raka mengantar Dika ke rumahnya. "Gue cuman mau bilang, Arya itu masa lalunya Cia, dan lo masa depanya Cia. Berjuang, pasti butuh waktu yang lama, lo harus sabar." Ucap Dika lalu dia melambaikan tangan dan masuk dalam rumahnya. Raka hanya mengangguk lalu melajukan mobilnya untuk pulang ke rumah.

...

"Maaf banget kak, Cia hari ini izin gak masuk, terus juga tolong banget hari ini jangan dateng ke apart Cia dulu."

"Jadi yang gantiin mimpin lo kan? Terus kenapa gue gak boleh datang?"

"Gak bisa kak, takut ketuler."

"Lah, panic attack bisa nuler?"

"Intinya gitu deh, gak boleh dateng. Bay kak, gue mau urus dapur."

Raka diam, hari ini Kayla aneh sekali. Raka yakin ada yang tidak beres hari ini. Kayla selalu memperingati Raka agar tidak datang ke apartemen Liora, untuk hari ini sepertinya Raka tidak datang ke apartemen Liora, masih banyak pekerjaan yang belum ia selesaikan. Raka sekarang duduk di ruanganya, melamun memikirkan Liora, padahal dokumen sudah menumpuk dimejanya.

"Bos, jangan bengong mulu. Entar bangkrut berabe gue."

"Mulut lo, kenapa kesini?"

"Arya tadi ngobrol sama gue, kami lumayan deket pas kuliah, dia nanya gue alamat rumah Liora."

"Lo kasih?"

"Iya."

"Lo gila!? Lo gak liat kemarin dia langsung pingsan pas liat mantanya! Gimana kalau tu cowok dateng ke apart Liora terus Liora pingsan siapa yang mau tanggung jawab setan!"

"Tenang aja si, kalau lo terus sembunyiin Liora, Liora gak akan bisa lepas dari masa lalunya. Biarin mereka bertemu dan selesaikan masa lalu mereka."

...

Liora hanya bisa tidur seharian, tubuhnya terlalu lelah untuk melakukan aktivitas. Liora hanya rebahan ditemani snack dan drama favoritnya. Liora sudah meminta kayla untuk mengganti posisinya di dapur untuk sementara waktu, mungkin Liora akan istirahat tiga hari. Saat Liora sedang fokus menonton, suara ketukan pintu terdengar, Liora mengira Kayla datang membawa makan siangnya, ternyata bukan, Arya yang datang. Liora ingin menutup pintu namun tangan Arya sudah lebih dulu menahan pintu Liora.
"Aku mau bicara."

"Gak, aku lagi gak terima tamu, pulang sekarang."

"Aku gak nanya boleh atau enggak, aku mau bicara sama kamu."

"Aku bilang gak ya enggak. Kenapa si!? Pulang sana."

Arya diam. Liora kira Arya akan pulang setelah mendengar bentakanya, ternyata tidak, Arya masuk begitu saja ke dalam apartemen Liora. Sialnya lagi serangan paniknya kambuh lagi, setiap Liora melihat wajah Arya dia pasti mengingat lagi semua kengan buruk yang menimpahnya di masa lalu. "Gue mohon, pulang kak." Ucap Liora, tubuhnya gemetar, keringat membasahi wajahnya. Arya kebingungan, kenapa Liora tiba tiba pucat, Arya ingin mendekat menenangkan Liora tapi Liora terus mundur menjauhi Arya.

"Kamu kenapa?"

"Pulang kak, aku mohon."

"Kenapa? Aku mohon, kita ngobrol dulu ya, kita bicarain baik baik."

"Gak ada yang perlu dibicarain lagi kak, aku mohon kakak pulang ya."

Liora berusaha terlihat kuat, walau tubuhnya sudah gemetar hebat, ia harus segera mengusir Arya sebelum tubuhnya tak sadarkan diri. Liora membutuhkan obatnya, dia harus segera minum obatnya. Arya tak pantang menyerah, ia terus mendekati Liora hingga Liora menabrak dinding di belakangnya, seperti yang diduga tubuh Liora langsung terjatuh tak sadarkan diri. Arya jelas terkejut, dirinya kebingungan harus apa, hingga ada suara laki laki yang berteriak.

"Jangan berani beraninya lo nyentuh Liora!"

Raka tau bahwa Kayla melarangnya untuk menjenguk Liora, tapi Raka khawatir, perasaanya tidak enak dari tadi siang. Raka membawa bubur untuk makan malam Liora, Liora sangat suka bubur ayam jadi Raka membelikan bubur ayam kesukaanya. Raka tau password apartemen Liora, saat Raka menekan tombol pintu apartemen Liora, pemandangan pertama yang ia lihat ialah Liora yang pingsan dengan Arya yang panik. Bubur ayam yang Raka bawa terjatuh begitu saja, ia segera berlari menuju Liora.

✨🌌✨

*Alun Alun: lapangan terbuka yang luas dan berumput yang dikelilingi oleh jalan dan dapat digunakan kegiatan masyarakat yang beragam.
*piscok: pisang coklat

SomedayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang