Pertemuan yang tak diinginkan akhirnya terjadi. Arya Prakasa, mantan Liora Patricia. Mereka bertemu secara kebetulan di sebuah hotel, jangan salah paham. Arya adalah seorang pembisnis ternama, sedangkan Liora adalah chef bintang lima disebuah hotel...
Liora Patricia atau sering dipanggil Cia, Liora adalah anak yang pendiam dan pemalu, tapi kata Kayla Liora luamayan terkenal di barisan kakak kelas, katanya Liora itu cantik dan imut. Kalau dibilang bangga atau enggak jawabanya biasa aja, karena Liora sendiri dimasa itu tidak terlalu tertarik dengan kisah cinta remaja. Tujuan Liora hanya satu, Liora ingin mengejar beasiswa dan masuk di kuliah jurusan seni kuliner, Liora hanya mau impianya sebagai chef tercapai.
"Cia! Ada yang nyari lo."
"Siapa?"
"Kayaknya kakak kelas, buruan deh lo samperin, orangnya sampe bawa boneka kelinci, kayaknya mau nembak lo deh."
"Mati dong gue?"
Kayla memutarkan bola matanya dengan malas, temanya ini berlagak polos. Liora pun keluar kelas dan melihat satu anak laki-laki berdiri di depan pintu kelasnya.
"Dek Liora kan?"
"Iya kak, ada apa ya?"
"Ini boneka buat kamu, aku yang kemarin chat kamu tapi gak di bales itu."
"Oh, lagian kakak chat saya malam di jam tidur saya."
"Ganggu ya?"
"Iya."
Semua yang awalnya teriak sana sini, karena laki-laki ini cukup populer ini ingin menyatakan perasaanya terhadap adik kelas terdiam seketika, adik kelas ini terlalu jujur.
"Jujur amat dek."
"Kenapa ya kak? Saya lagi ngerjain tugas."
"Yaudah deh, mau gak kamu jadi pacar kakak?"
"Gak mau."
Liora pun memberikan boneka itu kepada laki-laki itu lalu pergi begitu saja masuk kedalam kelas, Kayla yang melihat dari jendela hanya menggeleng atas sifat temanya satu ini. Di depan pintu ramai sorakan karena laki-laki itu habis ditolak oleh Liora. Kayla pun menghampiri Liora dan duduk di sampingnya. "Lagi?" Kata Kayla. Sebenarnya ada hal lain yang membuat Liora tidak ingin masuk ke dalam suatu hubungan, karena ayahnya. Liora punya trauma, trauma yang dibuat oleh ayahnya sendiri.
Saat Liora duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama kelas dua, Saat ini seharusnya Liora akan memiliki seorang adik laki-laki, karena ibunya sedang mengandung dan saat ini sudah memasuki usia enam bulan. Liora sangat senang bahwa dirinya akan memiliki saudara, Liora sudah terlalu bosan sendirian dirumah. Disaat ibu Liora sedang mengecek kandungan bersama Liora, ayahnya tidak bisa menemani katanya sibuk. Liora sedang duduk di ruang tunggu bersama ibunya, di saat yang bersama dirinya melihat ayahnya sedang mengantri dengan wanita lain.
"Ma, itu papa kan?"
"Mana?"
"Itu disitu."
Mata ibu Liora yang menelusuri ruang rumah sakit untuk mencari suaminya, tiba tiba terdiam ketika sudah menemukan sosok suaminya.
"Bukan, kamu salah orang sayang."
Liora pun diam, melihat ayahnya berjalan keluar dengan wanita itu. Saat ini Liora tau kalau ada yang tak beres dengan hubungan ayah dan ibunya. Ayolah, anak SMP tidak sepolos itu. Liora pun diam dengan melihat mata ibunya yang sudah berkaca kaca. Liora diam dengan memeluk lengan ibunya "mama harus mikir tentang kebahagian mama sendiri ya, karena kebahagian mama sudah menjadi hak mama." Tangisan ibu Liora pecah.
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.