*ps : jangan lupa sambil denger lagu ya
⚠️ triggerd warning ⚠️
...
Liora berjalan lunglai, dirinya sudah tak sanggup lagi untuk menjalani hidupnya. Ayahnya yang bermain fisik, ibunya yang sudah setengah gila, dan adiknya yang sudah dibunuh ibunya sendiri. Liora sudah tak sanggup. Sebenarnya Arya sudah meminta untuk mengantar Liora pulang, tapi Liora menolak, dirinya ingin sendirian untuk saat ini, dia ingin mencerna apa saja teka-teki yang diberi duani untuknya.
"Liora pulang."
Seperti biasa, ruangan yang gelap, udara yang tipis, karena jendela rumahnya tak dibuka. Liora berjalan menuju kamarnya, mengganti baju dan turun menuju ruang makan. Hari ini dirinya benar-benar tak memiliki nafsu untuk makan, jadi Liora hanya mengambil lauk untuk ibunya. Mungkin dirinya juga akan minta maaf kepada ibunya karena membentaknya kemarin. Liora selalu mengetuk pintu jika ingin masuk ke ruangan orang lain, biasanya ibunya akan menyaut surau.
"Ma? Mama tidur?"
Tidak ada jawaban, Liora bingung, tidak mungkin ibunya masih tidur.
"Liora masuk ya ma."
Liora memegang kenop pintu itu, membuka pintu secara perlahan-lahan agar tak membuat suara yang gaduh. Liora membuka pintu itu. Piring yang ada ditangan Liora terjatuh, pecahan kaca dimana-mana, lauk yang sudah Liora siapkan juga terjatuh kelantai, sungguh berantakan. Hal yang pertama Liora liat ialah ibunya yang sedang menggantung, melayang-layang di udara. Ibunya bunuh diri. Perempuan yang selama ini Liora hormati, hargai, pergi meninggalkan dirinya begitu saja, meninggalkan semua bebannya.
"Ma.."
Liora menangis, meraung-raung. Dirinya tak kuasa lagi menahan tangisnya, mungkin teriakanya akan terdengar hingga luar rumah jika dirinya tak berhenti sekarang juga. Saat Liora sedang menangisi kepergian ibunya, tiba-tiba pintu rumah terbuka. Suara kerasnya bantingan pintu membuat Liora terkejut, siapa yang datang di siang hari seperti saat ini, tidak mungkin ayahnya. Liora tak peduli dengan sekitar, Liora hanya berusaha membaringkan tubuh ibunya ke atas tempat tidur.
"Lion?"
Suara itu terdengar. Laki-laki bertubuh tinggi, berkulit tan, memakai seragam SMA, masuk ke dalam kamar yang laki-laki itu sendiri tidak tau itu kamar siapa. Liora menoleh, kerena mendengar suara yang tak asing bagi dirinya. Arya. Laki-laki itu masuk, mendekatkan diri ke Liora.
"Lion? Ini.."
"Iya kak, mama sudah meninggal."
Liora kembali menangis, dirinya meraung-raung, memukul tubuh Arya. Terdapat penyesalan yang sangat dalam pada diri Liora, sebelum ibunya pergi dirinya membentak beliau, tanpa tau kalau sebenarnya ibunya ingin mengakhiri dirinya. Arya yang tau bahwa gadis yang dia sukai sedang berduka, hanya bisa menenangi tubuh gadis itu dan menelfon ambulans untuk menyiapkan pemakaman ibunya.
...
Pemakaman telah usai, hanya ada beberapa orang yang datang, saudara ibunya. Pihak suami dan suaminya sendiri tidak datang, sepertinya suaminya sendiri sudah lupa akan keberadaan istrinya. Langit sudah berubah menjadi gelap, rumah begitu sunyi, terdengar suara jangkrik yang melengking. Liora sedang duduk di ruang tamu, pikiranya penuh. Liora benci keheningan seperti ini, Liora memutuskan menghidupkan televisi agar keheningan sedikit menghilang.
"Papa pulang."
Wah, bahkan suaminya sendiri tidak tau istrinya telah meninggalkan mereka untuk selamanya. Liora hanya melihat ayahnya berjalan memasuki kamar dengan wajahnya yang tanpa dosa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Someday
Roman d'amourPertemuan yang tak diinginkan akhirnya terjadi. Arya Prakasa, mantan Liora Patricia. Mereka bertemu secara kebetulan di sebuah hotel, jangan salah paham. Arya adalah seorang pembisnis ternama, sedangkan Liora adalah chef bintang lima disebuah hotel...