Tenggelam ke Masa Lalu: Nyaman

15 3 0
                                    

*ps : jangan lupa sambil denger lagu ya

...

"Luka sobek kemarin sudah sembuh?"

"Sudah kak.."

"Sebenarnya gue gak masalah kalau lo mau jujur atau enggak, tapi setidaknya mikirin diri lo, lo gak mau ke rumah sakit malah duduk disini bareng gue. Gue bukan dokter, gue cuman bisa hal hal dasar."

"Kakak risih ya? Capek ngobatin aku?"

"Bukan gitu, gue cuman gak mau lo kenapa-kenapa."

"Aku di pukul kak, papa aku yang pukul aku."

Arya diam, tentu dirinya terkejut karena tak menyangka seorang ayah berani bermain tangan dengan anak perempuanya dan Arya juga senang karena Liora semakin terbuka dengan dirinya. Arya pun mengeluarkan roti isi keju, seperti biasanya. Liora akan selalu makan roti isi keju yang diberi Arya.

"Cerita aja, sampe makan."

"Papa biasanya selalu jadiin mama pelampiasan, aku gak mau dan aku melawan, akhirnya aku deh yang kena. Aku gak masalah asal mama tetap sehat."

"Gak coba lapor ke polisi?"

"Kata papa, mama bakal di bunuh kalau aku macem-macem."

Arya terdiam, gadis ini harus dia jaga. Arya tak bisa melihat Liora nangis, gadis ini harus bahagia, dirinya terlalu rapuh untuk masalah hidupnya yang berat.

...

"Pake jaket lagi? Masih gak mau ke kantin?"

"Males, nanti aja deh, istirahat ke dua."

Kayla menarik lengan Liora, Kayla memaksa Liora untuk makan. Lengan Liora terdapat memar baru lagi, Liora meringis kesakitan, karena lenganya ditarik Kayla.

"Aw! Lepasin, sakit!"

Kayla pun langsung melepas lengan Liora. Badan Liora gemetar, tubuhnya berkeringat, kenapa? biasanya Kayla suka berglayutan di lengan Liora atau menarik lenganya.

"Udah deh, gue ke toilet dulu, lo makan aja."

Liora pun pergi meninggalkan Kayla yang sedang kebingungan. Saat Liora berjalan keluar, Kayla mengikutinya. Jujur saja, Kayla curiga, akhir-akhir ini Kayla jarang melihat Liora ke kantin, dan saat bel hampir berbunyi Liora baru datang masuk ke dalam kelas. Kayla memutuskan mengikuti Liora.

"Cia! Lo dimana?"

Liora mendengar suara seseorang memanggilnya, suaranya sangat familiar. "Gue disini!" Sahut Liora, Arya pun bertanya ke Liora apa dirinya harus bersembunyi, Liora menggeleng. Kenapa harus? Liora hanya sedang berbicara santai dengan Arya disini. Tak lama muncul Kayla di baling tembok.

"Gue ngikutin lo, eh kesasar, untung ketemu."

"Ngapain?"

"Gue curiga, lo kayaknya akhir akhir ini jarang ke kantin, gak laper?"

Kayla pun melihat, ada seseorang yang sedang duduk di sofa yang sudah lusuh itu.

"Siapa?"

"Dia Kak Arya, kakak kelas kita."

Di saat Kayla memegang pundak Liora dan melihat apakah Liora baik-baik saja, matanya tak henti menatap luka memar di lengan Liora. Kayla pun mengangkat lengan Liora. "Lo dipukul kak Arya!?" Ucap Kayla dengan menatap Arya dengan mata yang melotot. Liora menggeleng dengan cepat, lalu menjelaskan apa yang terjadi. Ayahnya yang sering memukulnya, hingga Liora bertemu Arya, orang yang membantu mengobati lukanya. Kayla menangis, kenapa Kayla baru tau, sahabatnya ini pintar sekali menutupi kisah pahit hidupnya.

SomedayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang