Chapter 11

386 27 9
                                    

"Hahahahahahaha."

Suara tawa menguar mengisi seluruh ruangan kamar Jennie Kim. Siapa lagi jika bukan suara tawa kedua gadis yang kini sedang asik bercengkrama yang membuat ruangan terasa menjadi lebih hangat karna interaksi mereka berdua. Dinginnya udara karna hujan deras yang turun di Busan siang ini tidak bisa mengalahkan hangat-nya suasana didalam kamar Jennie saat ini.

"Jinnja Lisa-ya? Kau pernah memasukan katak hidup kedalam loker musuh mu?" Jennie terlihat excited mendengar cerita Lisa. Terlihat dari kedua mata kucingnya yang membulat.

"Tentu." Lisa menganggukan kepalanya semangat.

"Lalu apa reaksinya?"

"Saat dia membuka lokernya, katak itu melompat ke wajahnya. Wanita itu langsung teriak histeris. Aku yang melihatnya tertawa sangat puas. Hahahahahaha."

"Hahahahaha, kau sangat nakal Lisa-ya!" Kim Jennie menutup mulutnya yang sedang tertawa lebar dengan tangannya. 

"Biar saja. Habisnya dia yang memulainya duluan. Saat itu aku sangat geram karna wanita itu mengerjai ku duluan. Menyiramku dengan cairan bekas pembersih lantai dan airnya sangat kotor."

"Jahat sekali! Lalu apa yang terjadi setelah itu?" Tanya gadis bermarga Kim lagi, masih dengan ekspresi excited-nya.

"Dia mengadu pada guru. Dan tentu saja, lagi-lagi aku yang dihukum." Lisa membuang napas kasar sambil menggeleng pelan.

"Memang kau tidak menjelaskan bahwa dia yang memulainya duluan? Jika aku jadi kau, aku akan membeberkan semuanya pada guru."

"Sudah, karna dia cucu pemilik yayasan lantas argumen ku seperti tidak didengar."

"Lalisa, saat ini yang perlu kau lakukan hanya mengakui kesalahan mu. Bukan mencari kesalahan orang lain." Ucap Lisa meniru gerakan dan cara bicara gurunya saat itu.

"Hahahahaha, ekspresi mu itu. Aku tidak tahan Lili, sangat mewakili!"

"Kau ini sudah kelas tiga, bisakah kau berhenti berbuat nakal." Lanjut Lisa masih menirukan gaya bicara gurunya.

Gadis dihadapannya makin tertawa geli sampai tidak bersuara sambil memegang perutnya. Sesekali memukul-mukul lengan Lalisa pelan. 

"Aku masih mengingat dengan detail bagaimana guruku menceramahi ku. Ceramahnya seperti omong kosong bagiku. Aku hanya terfokus pada wajahnya yang mirip ajhumma-ajhumma saat berteriak menawarkan barang dipasar tradisional. Hahahahahaha." Lalisa tertawa hingga terbatuk-batuk karna tersedak.

"Aisshh, aku tersedak. Sepertinya aku kena tulah karna mengejeknya. Hahahahaha" Ucap Lalisa di sela-sela tawanya. Gadis bermarga Kim dihadapannya pun semakin tertawa terpingkal-pingkal karna ucapan Lisa barusan.

Sudah hampir 2 jam mereka mengobrol, menceritakan kenakalan masa kecil Lalisa. Membuat Jennie menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir gadis dihadapannya begitu nakal saat remaja. Di sisi lain, Jennie sangat bangga dengan kesuksesan Lisa. Gadis bermata whisky itu berhasil membuktikan kepada semua orang jika anak nakal sepertinya bisa sukses seperti sekarang. Bahkan kesuksesannya tanpa bantuan orang tuanya.

"Sudah pukul berapa ini?" Lalisa menengok arloji berwarna hitam emas yang ia kenakan ditangan kirinya-nya.

"Weww, sudah siang ternyata. Ocehan ku sepertinya sangat memakan waktu. Kau pasti sangat lelah mendengarkan aku yang sangat cerewet ini." Lisa terkekeh sendiri dengan ucapannya.

"Anni..Anni. Aku malah sangat menikmatinya. Hmm walaupun ini pertama kalinya aku memiliki kekasih yang cerewet sepertimu. Namun aku suka! Kau lucu Lalisa."

Whisky Eyes | JenLisa (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang