Chapter 10

768 63 21
                                    

"Baby, I'm yours~"

"And I'll be yours, until two and two is three~"

Senandung Lalisa menyanyikan lagu Baby I'm yours dari Arctic monkeys yang gadis itu putar memecah keheningan dimobilnya sedari tadi. Gadis bermata whisky itu melirik gadis yang tengah tertidur pulas saat menyanyikan bait lagu tadi sambil tersenyum. Menurut nya, lyric lagu yang berasal dari band asal Inggris itu sangat mewakili perasaan cintanya pada Kim Jennie.

Langit sudah berubah warna menjadi biru jingga menandakan hari sudah sore. Lalisa sangat yakin saat gadis disebelahnya terbangun, gadis bermata kucing itu akan merengek karna merasa lapar.

Sebelum hal itu terjadi, Lisa mengarahkan mobilnya ke arah resto bernuansa otentik Korea yang ia lewati, resto itu terlihat sangat sederhana dan nyaman. Punggung Lalisa terasa kaku, ingin rasanya ia mencopot punggungnya saat itu juga. Entah sudah seberapa lama dia mengemudikan mobilnya. Kedua gadis itu pun telah melewatkan makan siangnya karna Jennie belum merasa lapar saat Lisa mengajaknya makan siang tadi.

Lisa kini memarkirkan mobilnya dihalaman resto bernuansa otentik Korea tersebut. Setelah selesai memarkirkan mobilnya, gadis bermata whisky itu kembali memandangi gadis Kim disebelahnya yang masih betah tertidur pulas. Lalisa mengusap lembut kepala Jennie yang masih masih betah tertidur pulas. Terlihat pergerakan kecil dari gadis berpipi mandu itu karna merasa terusik dengan perlakuan Lalisa barusan.

Gadis bermata whisky itu membangunkan Jennie dengan perlahan. Sebenarnya Lalisa pun tidak tega membangunkan Jennie.

"Jennie-ya?" Panggil Lisa, mencoba membangunkan Jennie sembari mengusap kepala gadisnya itu.

Belum ada tanda-tanda gadis di sebelahnya bergerak untuk bangun.

"Nini, bangunlah." Kini gadis Manoban mengusap lembut pipi mandu milik Jennie.

Si pemilik pipi mandu itu sedikit mengerang kesal karna terganggu tidurnya.

"Nini..." Panggil Lisa kembali. Manoban tidak kehabisan akal, kini ia mencubit pipi Jennie agar gadis itu terbangun.

"Engghh. Tadi kau sudah berjanji untuk tidak mengganggu ku saat aku tidur di mobilmu!" Ucap gadis bermata kucing dengan kasar menepis tangan Lalisa sembari mengerucutkan bibirnya. Gadis Kim disebelahnya bahkan melakukan itu tanpa membuka sepasang mata kucingnya, membuat Lisa terkekeh sekarang.

Tingkah gadisnya sangat menggemaskan. Jujur saja, Lalisa sangat sulit mengontrol dirinya saat Jennie bertingkah menggemaskan seperti ini. Ingin sekali dia menciumnya saat itu juga.

"Anni, aku tidak berniat mengganggu mu putri tidur. Tapi, kita sudah sampai Jen." Ucap Lalisa dengan lembut.

Ucapan Lalisa berhasil membuat gadis Kim disebelahnya membuka matanya perlahan.

"Jinjja? Kemana kau membawa ku pergi, Manoban?" Tukas Jennie penuh selidik. Kini gadis bermarga Kim itu berusaha meregangkan sendi-sendi tubuhnya yang terasa kaku.

"Coba saja lihat keluar jendela." Lalisa membuka kaca jendela mobilnya agar gadis manja disebelahnya bisa melihat jelas pemandangan diluar.

Jennie menengok dibalik kaca jendela mobil dan melihat ke sekelilingnya.

"Kau berhenti di resto?"

"Eexactly! Kita harus segera makan. Kau pasti lapar bukan?"

"Kau mengemudikan mobil berjam-jam hanya untuk ke sebuah resto Lalisa? Kau ingin main-main dengan ku ya?" Jennie menatap Lalisa dengan tatapan mengintimidasi sehingga membuat gadis bermata whisky itu panik setengah mati.

Whisky Eyes | JenLisa (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang