Chapter 23

202 19 2
                                    







"Jennie Kim tak pernah menanggalkan pakaiannya untuk orang lain."

"Tapi aku hanya menjadi jalang untukmu, memberikan seluruh tubuhku padamu. Dan kau masih meragukan itu?"

"Aku harus bagaimana lagi agar kau percaya jika aku hanya milikmu."

"Kau jahat." Ucap Jennie lirih.

Lalisa bungkam, menyimak ucapan Jennie dengan baik. Jemarinya mengusap air mata Jennie dengan lembut. Menarik gadis yang sangat ia cintai itu kedalam pelukannya.

"Mianhe..." Ucap Lisa penuh rasa bersalah.

"A-aku tidak bermaksud melukai hatimu Nini."

"Aku bahkan mencintaimu lebih dari aku mencintai diriku sendiri Lisa!"

Tangis Jennie semakin pecah, bulir air mata lolos tak terkontrol. Dia memejamkan matanya erat, menggigit bibir bawahnya kalut. Dibelakang bahu lebar itu dia menahan gejolak amarah yang kian hari membuat dada nya semakin sesak.

"Aku sangat mengerti ketika hari-hari mu menjadi lebih sulit dari biasanya. Aku pun mengerti jika kau merasa kesulitan untuk terbiasa dengan keadaan ini."

"Aku tau, kau tidak terima saat semua orang tau kekasih mu ini milik orang lain. Aku sangat mengenal mu Lisa-ya!"

"Semua ini pun sangat sulit ku hadapi."

Jennie diam sejenak sebelum melanjutkan ucapannya.

"Maaf karna sudah membawa masalah didalam hubungan kita. Maaf karna media play ini malah membuat mu khawatir. Maaf karna membuat hari-hari mu menjadi sulit. Maafkan aku Lisa-ya." Ucap Jennie disela isak tangisnya. Suaranya memelan, tubuh kecilnya mengguncang hebat, Jennie semakin mengeratkan pelukannya saat merasakan tangan Lisa mengusap punggungnya dengan lembut.

Saat ini Jennie mengeluarkan semua amarah yang sangat menyesakan itu. Dia benar-benar sudah frustasi dengan keadaan yang terjadi. Terutama dengan manusia bersumbu pendek yang saat ini ia dekap erat-erat.

Julukan manusia bersumbu pendek memang pantas untuk Lisa. Kesabaranya hanya setipis tisu dibagi dua. Walaupun begitu, Jennie tetap mencintainya dan enggan berfikir untuk meninggalkannya.

"Aku pun tak ingin hal ini terjadi dihubungan kita. Aku tak ingin berkencan dengan siapapun selain dirimu. Ingin rasanya aku mengatakan pada semua orang bahwa kekasih ku adalah kamu dan aku hanya mencintai Lalisa Manoban bukan pria itu."

"Tapi aku tidak bisa melakukan itu."

Disisi lain, Lalisa terdiam, sadar akan kesalahannya. Dia sedang merutuki dirinya sendiri dalam hati.

"Jen, ini kesalahanku. Kumohon jangan meminta maaf atas masalah yang terjadi. Kita sama-sama tak ingin hal ini terjadi bukan?"

Perlahan Lisa melepaskan pelukannya, menatap lekat-lekat wajah kekasihnya. Matanya sebak, bahunya bergetar, bibirnya tertekuk kebawah. Pemandangan yang paling dia benci.

"Maaf karna aku tak tau lagi harus dengan cara apa untuk meyakinkan dirimu."

Lalisa menggeleng cepat. "Sekarang dengarkan aku. Kau tidak perlu melakukan apapun. Semua masalah ini ada padaku, bukan kamu Jen. Aku yang terlalu meragukanmu dan terus merasa khawatir."

"Maaf karna rasa khawatir ku yang berlebihan ini malah semakin memperkeruh masalah yang terjadi. Aku benar-benar sangat menyesal melakukan hal ini berulang kali padamu." Ucap Lisa begitu lembut lalu mengusap bercak air mata yang menghiasi pipi Jennie.

"Aku merasa sangat bodoh akhir-akhir ini. Emosi ku tidak stabil. Maaf karna sikap ku sangat mengecewakan."

"Beri aku kesempatan untuk terbiasa dengan keadaan ini. Aku akan berusaha memberikan yang terbaik."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Whisky Eyes | JenLisa (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang