Chapter 8

669 53 8
                                    



"Aku sangat menyukai tempat ini, hihi" Ucap Jennie yang kini tengah menghempaskan tubuhnya ke sofa bed yang berada di living room pribadi Lisa.

Jennie menyebut ruang istirahat Lalisa dengan apartement pribadi. Gadis Kim itu berkata jika ruangan itu lebih mirip dengan apartement, karna fasilitasnya yang sangat lengkap. Bagaimana tidak, Lalisa menyediakan mini Bar  di ruangan itu. 

"Aku pun sangat menyukai ruangan ini, jika sudah berada disini aku menjadi lupa dengan apartement ku Jen. Karna disini pun aku merasa nyaman seperti dirumah sendiri. Nini, Kajja. Kau pasti suka dengan nasi goreng kimchi ini. Ini tidak dijual di Blackbird." Tutur Lisa sambil membawa nampan berisi Makanan yang tadi diantarakan oleh pelayannya. 

Lisa meletakan nampan itu hadapan Jennie dan segera duduk disamping gadis bermata kucing yang sudah berbinar-binar melihat nasi goreng kimchi dihadapannya.

"Kenapa tidak sekalian saja kau sediakan dapur di kamar ini." Tukas Jennie sarkas sambil menyuap nasi goreng kimchi yang Lalisa bawakan tadi ke mulutnya.

Lalisa terkekeh mendengar ucapan Gadis Kim di hadapannya yang sedang sibuk mengunyah makanan. Membuat pipi Kim Jennie menjadi penuh dan semakin bulat.

"Kau ini sarkas sekali, Hahahaha."

"Habisnya kamar ini lengkap sekali. Jika aku memiliki ruangan seperti ini di tempat kerja ku, aku tidak akan pulang ke rumah. Tidur saja disini."

"Hahahahaaha. Jinnja? Yasudah, kau tidur saja disini seterusnya. Aku tidak akan keberatan."

"Itu sih memang keinginan mu!" Jennie memukul pelan lengan Lalisa yang sedang terkekeh.

"Hahahahahaha, tentu saja. Aku sangat senang dan tidak keberatan jika ada seorang gadis cantik yang berlalu lalang di ruanganku setiap hari."

"In your dream Manoban!"

"Ini ketiga kalinya kita makan bersama. Sepertinya Kau selalu lapar jika bertemu denganku, apakah kau menyadarinya?" Lalisa tertawa kecil.

"Jijja? Aigooo, betapa merepotkannya aku." Jennie mengerucutkan bibirnya.

"Anni, aku tidak merasa keberatan. Aku sangat senang jika bisa makan bersama dengan mu Jen."

"Sepertinya yang apapun yang berhubungan denganku kau selalu senang." Ucap Jennie, gadis itu menatap Manoban dengan tatapan menggoda.

"T-tentu saja." Lisa yang tidak siap dengan tatapan itu mendadak gugup.

"Sejujurnya, aku bukanlah tipikal gadis yang mudah lapar."

"Jinjja?"

"Tentu saja, aku tipikal manusia yang jarang sekali lapar. Entah mengapa, jika bertemu dengan mu perut ku seketika lapar Manoban." Jennie menatap Lisa sambil menaik turunkan alisnya.

Sepertinya Lalisa sadar jika dirinya sedang di goda oleh Jennie. Kali ini dia tidak akan diam saja. Manoban harus membalasnya!

"Biasanya orang akan mudah lapar dan mengantuk jika dia sedang bersama orang yang membuatnya nyaman." Ucap Lisa dan menatap sepasang mata kucing milik Jennie dalam-dalam.

Seketika suasana hening, Jennie pun terdiam menjeda makannya. Pipi mandunya memerah, Jennie mejadi salah tingkah sendiri ketika di tatap Lalisa seperti itu. Padahal sedari tadi dialah yang mulai duluan menggoda Manoban.

"Jennie-ya? Kenapa kau terdiam?" Lisa melambakan tangannya di depan wajah Jennie, membuat gadis Kim kembali kealam sadarnya.

"Tidak, aku hanya berpikir sesuatu." Gadis kim kembali menyuap makanan ke mulutnya.

Whisky Eyes | JenLisa (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang