Chapter 3

774 70 9
                                    

Tidak biasanya pagi-pagi seperti ini Lisa sudah berada di Blackbird. Dia memang sangat jarang mengunjungi Bar-nya itu dan bila ingin mengunjungi pun tidak pagi-pagi seperti ini.

Lisa memasuki pintu kaca Bar  dengan nuansa Miami, Florida itu. Tidak banyak yang mengunjungi Bar ini ketika pagi. Hanya beberapa orang saja yang tujuannya hanya sekedar untuk sarapan. Pagi sampai sore Bar ini lebih terlihat seperti resto biasa. Ketika malam tiba, Bar ini sangat ramai akan pengunjung sampai tidak ada celah terutama jika akhir pekan. Para pelayan yang sedang lewat menyapa Lisa dan dibalas dengan senyuman hangat wanita bermata whisky itu. Lalisa membuka pintu ruangan yang berada di dalam Bar menuju ke ruang kerja Kang Seulgi.

"Selamat pagi Seul."

"Pagi Lisa, sedang apa disini?"

"Memangnya aku tidak boleh mengunjungi tempat ini? Mengapa aku tidak boleh berkunjung ke Bar milikku?!" Protes Lisa.

"Tidak biasanya saja, kau ini kan sangat malas jika hanya untuk sekedar melihat keadaan disini. Lagipula masih terlalu pagi."

Tidak perduli Lisa seorang pemilik Bar ini sekalipun. Gadis Manoban itu memang sangat malas untuk melihat keadaan Blackbird. Lalisa lebih suka menghabiskan waktunya di apartement di banding di ruangan kerjanya. Atau malah jalan-jalan tidak jelas. Tak jarang Lisa menyuruh sahabatnya ini untuk bolos dan menemaninya keluar. CEO macam apa!

"Seul, bisakah berhenti bekerja sebentar? Ku tunggu di ruangan ku ya."

Apakah ada yang salah dari perkataan Seulgi? Wajah gadis bermata monolid itu berubah menjadi panik. Tidak biasanya sahabat nya itu marah hanya karna pektaan seperti itu. Lagipula perkataan Seulgi tadi memang benar adanya.

Kang Seulgi memasuki ruangan kerja yang jauh dari kata mewah itu. Perabotan di ruangan Lisa terlihat lebih praktis, dan minimalis. Bukan karna Lalisa jarang berada di ruangannya, tetapi memang gadis itu tidak suka terlalu mewah untuk desain sebuah ruangan.

Walaupun terkenal dengan keramahnnya terhadap pegawai yang bekerja di Blackbird. Lalisa memang tidak terlalu suka bila orang sering memasuki ruangan pribadinya ini. Biasanya Lalisa pergi ke tempat ini bila sedang merasa sepi tidak ada teman. Ruangannya seperti rumah kedua-nya.

"Ada apa Lisa?"

"Masuk lah dulu Seul."

Seulgi melangkahkan kakinya dengan lambat menuju meja Lalisa. Di pikirannya sudah berputar tentang apa yang terjadi setelah ini. Termasuk dicaci maki oleh Lalisa.

"Ommoo, Kang Seulgi. Kau ini kenapa tegang sekali?"

"Anniyo, ada apa Lalisa kau memanggilku ke ruanganmu?"

"Temani aku bermain playstation." Ucap Lisa ringan.

CEO MACAM APA YANG MENGAJAK PEGAWAINYA YANG SEDANG BANYAK KERJAAN UNTUK BERMAIN PLAYSTATION!

"Aishh si bodoh ini tidak pernah habis bodohnya! Ada banyak yang harus ku kerjakan Lalisa." Seulgi membalikan badannya ke arah pintu untuk keluar.

"Hey beruang, temani aku barang sebentar saja."

Kang Seulgi sama sekali tidak memperdulikan gadis itu. Benar-benar banyak yang harus dia kerjakan hari ini.

"Kang Seulgi, aku menyukai seseorang."

Langkah Seulgi terhenti mendengar penuturan dari atasan slash sahabatnya itu.

"Aku ingin bercerita sebentar, setelah itu aku tidak akan mengganggu pekerjaan mu."

Whisky Eyes | JenLisa (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang