Chapter 4

716 79 20
                                    

Mengingat perubahan raut muka Jennie ketika bertemu kembali dengan Kim Jisoo tadi, Wanita itu jelas bukanlah orang asing dikehidupan Jennie. Jennie pernah memiliki kenangan indah bersama Jisoo. Dahulu Jisoo adalah sumber kebahagiaan dari seorang Jennie, tetapi sekarang wanita itu berubah peran menjadi pencuri kebahagiaannya. Jennie merasa tidak berada dicircle pertemanan Jisoo, tetapi mengapa hal yang tidak ia duga malah terjadi. Seperti bertemu dengan wanita itu dengan tiba-tiba.

Sejujurnya, Jennie belum siap bertemu kembali dengan Jisoo. Jennie selalu mengatakan pada Irene bahwa dia sudah tidak peduli lagi dengan semua tentang Jisoo, gadis bermata kucing itu telah sepenuhnya melupakan masa lalunya itu. Tapi? Sepertinya antara mulut dan hatinya tidak sinkron, tingkah laku Jennie tadi saat bertemu dengan Jisoo sama sekali tidak dapat menutupi kebohongannya, sepertinya luka Jennie belum pernah sembuh dan masih terasa sangat sakit. Beruntung Irene tidak berada di lokasi kejadian tadi.

Nama Kim Jisoo tidak sebesar nama Jennie di korea pada saat ini. Tetapi untuk urusan karir memang Jisoo lebih lama menjadi Idol dibandingkan Jennie. Mereka bertemu pada saat menjadi trainee di agensi yang sama pada saat itu. 




<Flashback on>

Seoul, 2010

Seorang gadis kecil sedang berlari dilorong gedung dengan pencahayaan tidak terlalu terang sesuai dengan ciri khas gedung agensi tersebut. Raut wajah gadis kecil itu terlihat panik ditambah dengan keringat yang bercucuran diwajahnya semakin jelas memperlihatkan kepanikannya.

"Aisshh, mengapa banyak sekali ruangan digedung ini." Gerutu gadis kecil itu sambil menengok ke kanan dan kiri mencari ruangan yang sudah diberitahu oleh staff sebelumnya.

Mimpinya untuk menjadi trainee akhirnya menjadi kenyataan diumurnya yang ke-14 tahun. Hari ini adalah hari pertamanya untuk mengikuti trainee, alih-alih datang tepat waktu, gadis itu malah terlambat 1 jam. Sehingga ia tertinggal rombongan trainee baru untuk mengikuti tour perkenalan di gedung agensi tersebut.

"Kau butuh sesuatu?"

Dari jauh ada gadis kecil lainnya yang daritadi memperhatikan gadis yang sedang kebingungan itu sambil tersenyum ramah dan bertanya. 

"....." 

Alih-alih menjawab, gadis yang sedang panik itu malah tertunduk diam.

"Kenapa kau menundukan kepala seperti itu? Namaku Kim Jisoo." Kim Jisoo menyodorkan tangannya untuk bersalaman dengan gadis yang masih tertunduk dihadapannya.

"....." 

Gadis itu masih juga terdiam tak bergeming.

"Apakah aku terlihat menyeramkan?" 

Jisoo sampai berjongkok untuk melihat wajah gadis kecil yang masih betah menundukkan kepala.

"Aishh jinjja sepertinya aku benar-benar menyeramkan sehingga kau tidak mau melihat wajahku." Gerutu Kim Jisoo.

Gadis kecil itu tertawa kecil mendengar ocehan Kim Jisoo ditambah dengan aksinya yang berjongkok dihadapannya. Sangat menggemaskan!

"Eoh? Mengapa tertawa?"

Pelan-pelan gadis kecil itu menegakkan kepalanya untuk melihat wajah Kim Jisoo.

"Anniyo, kau tidak menyeramkan." Gadis tersenyum dan memamerkan gummy smile-nya.

"Seperti ini lebih baik, kau tadi seperti kucing kecil yang sedang di marahi. Tertunduk dan diam saja saat aku berbicara. Kupikir wahjahku ini menyeramkan seperti ibu-ibu yang sedang marah-marah." Ucap Jisoo mengakhiri acara berjongkoknya.

Whisky Eyes | JenLisa (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang