CAUTION!
Chapter ini mengandung explicit content.
Dibacanya pas buka puasa ya!
Untuk yang belum 18+ dan yang merasa terganggu harap di skip saja.
Mohon untuk bijak dalam membaca.
-Dxtvesquizo
Lisa point of view
Ctak
Aku membuka kaleng bir yang tadi aku beli di minimarket dekat sini, meneguk cairan berwarna kuning terang itu dengan gusar hingga cairan itu meleleh dari celah-celah bibirku dan menetas ke baju yang ku pakai. Saat ini aku sedang duduk di taman kawasan apartement tempat ku tinggal, diam termenung sambil memegang pipi ku yang masih terasa panas. Jennie menamparku cukup keras tadi.
Agrrrhh!
Hembusan nafas kasar keluar melalui celah-celah hidungku, aku mengeluarkan satu batang rokok dari kotak yang tadi ku ambil di dalam saku celana. Ku sulut rokok itu dengan api yang berasal dari zippo hitam milikku, kemudian menghisap sebatang rokok dengan perlahan, merasakan asap itu melewati saluran pernafasan hingga keluar melalui celah mulut bersamaan dengan karbondioksida yang ku hembuskan. Malam ini sangat dingin, bahkan rokok dan bir tidak ampuh melawan dinginnya musim gugur dimalam hari.
Setelah bertengkar dengan Jennie, ku putuskan untuk pergi ke luar mencari angin segar agar fikiranku sedikit tenang. Perdebatan tadi membuat kepala ku semakin sakit. Seperti yang kalian tau, aku masih dalam masa penyembuhan. Terkadang kepalaku masih terasa sakit, terutama jika merasa tertekan.
Ku sumbat satu telingaku dengan earphone dan memutar lagu secara acak diponselku. Bahkan sebenarnya aku tidak berselera mendengarkan lagu apapun, ini hanya untuk medistraksi fikiranku saja.
Wish I could tell you everything, I need right now.
Dahi ku berkerut saat mendengarkan lirik awal lagu Wish you well milik Jeff Bernat. Astaga, dari sekian banyak lagu yang ada diplaylist ku kenapa harus lagu mendayu-dayu seperti ini yang terputar. Seakan tau suasana gloomy yang tengah kurasakan, padahal aku berharap lagu-lagu dengan tempo beat yang cepat atau lagu-lagu berisik lainnya. Aku adalah tipikal orang yang lebih suka mendengarkan lagu gembira saat sedih dan mendengarkan lagu sedih saat mood ku sedang bagus. Ini sangat bertolak belakang memang. Ku putuskan untuk tidak mengganti lagu yang tengah berputar, menikmati lantunan musiknya yang sangat sesuai dengan suasana malam ini. Not Bad, mendengarkan musik ballad di malam biru seperti ini.
Awalnya aku keluar berniat untuk menenangkan fikiran ku, namun tetap saja otakku sama sekali tidak ingin beristirhat sejenak. Dia terus berfikir ke arah sana, memikirkan solusi untuk mengatasi masalah ini.
Apa yang ada difikiran Jennie?
Dia sama sekali tidak memikirkan hubungan ini, dia hanya konsen saja ke kehidupan karirnya.
Apakah dia tidak sadar jika agensinya itu selalu mengeksploitasinya?
Terus terang saja, aku sangat kesal saat dia memutuskan sesuatu tanpa berdiskusi denganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Whisky Eyes | JenLisa (GxG)
Fanfiction"If two persons are destined to meet each other. They will meet when time comes." Cast: Lalisa Manoban, Jennie Ruby Jane, Roseanne Park (Rosé), Kim Jisoo, Bae Joo-hyun (Irene), Kang Seul-gi, Shon Seung-Wan (Wendy), Park Soo-young (Joy)...